Ketua RW Penganiaya Buruh Penerima Bantuan Covid-19 di Ciputat Diamankan Polisi
Selasa, 05 Mei 2020 - 01:39 WIB
TANGERANG SELATAN - Hendra Saputra, Ketua RW08 di Cempaka Putih, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diamankan oleh petugas Polsek Ciputat.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 tingkat RW di Kelurahan Cempaka Putih ini langsung diamankan karena beredar rumor rumahnya akan diserang massa ormas. Namun, akhirnya bisa dicegah pihak kepolisian.
Kapolsek Ciputat Kompol Endy Mahandika mengatakan, Cahyani Mandiri (51), buruh lepas yang menjadi korban kekerasan Ketua RW merupakan anggota salah satu ormas.
"Tadi malam anggota ormas diminta menahan agar tidak menyerang ke rumah Ketua RW ini," ujarnya, Senin (4/5/2020).
Sejauh ini, dari hasil penyidikan Ketua RW tidak mengakui melakukan penganiayaan. “Jadi kalau dia mau ngelak di pengadilan, itu urusan dia. Tapi, yang pasti jangan sampai ada keributan," ucapnya. (Baca juga: Begini Kronologis Ketua RW di Ciputat Aniaya Buruh Penerima Sembako Covid-19)
Awal keributan terjadi saat korban hendak mengambil paket sembako. Pengambilan paket memang tidak bisa diwakilan meski oleh anaknya sendiri.
Saat kejadian, korban meminta putranya mengambil paket sembako ke rumah RW. Namun, ditolak dengan alasan tidak bisa diwakili. Korban akhirnya datang diantarkan oleh anaknya untuk mengambil sembako.
"Pas ketemu RW dibilangin sama RW-nya, 'giliran pembagian sembako datang lu, tapi pas kemarin ngawinin anak lu gak ngundang RT/RW.' Dibilang begitu korban marah dan terjadilah peristiwa tersebut," ujar Endy.
Antara pelaku dan korban lalu adu kepala karena korban yang ngotot hendak berkelahi. Pelaku sempat dipegangi oleh anaknya agar tidak terpancing, tetapi terlepas dan terjadilah adu kepala itu.
Nandi Hermansyah (19), anak korban menuturkan saat mereka di rumah RW, pemilik rumah langsung menyinggung kejadian saat PSBB pertama.
"Jadi begitu sampai, Pak RW langsung menyindir ke bapak saya katanya peraturan PSBB harus dijalanin, inilah, itulah. Belum lama ini memang keluarga kita sempat gelar akad nikah kakak saya, terbatas," katanya.
Dia menduga kegiatan tersebut yang menjadi pemicu perkelahian bapaknya dengan Ketua RW. Bapaknya dianggap tidak patuh PSBB karena mengumpulkan orang.
Ketua Gugus Tugas Covid-19 tingkat RW di Kelurahan Cempaka Putih ini langsung diamankan karena beredar rumor rumahnya akan diserang massa ormas. Namun, akhirnya bisa dicegah pihak kepolisian.
Kapolsek Ciputat Kompol Endy Mahandika mengatakan, Cahyani Mandiri (51), buruh lepas yang menjadi korban kekerasan Ketua RW merupakan anggota salah satu ormas.
"Tadi malam anggota ormas diminta menahan agar tidak menyerang ke rumah Ketua RW ini," ujarnya, Senin (4/5/2020).
Sejauh ini, dari hasil penyidikan Ketua RW tidak mengakui melakukan penganiayaan. “Jadi kalau dia mau ngelak di pengadilan, itu urusan dia. Tapi, yang pasti jangan sampai ada keributan," ucapnya. (Baca juga: Begini Kronologis Ketua RW di Ciputat Aniaya Buruh Penerima Sembako Covid-19)
Awal keributan terjadi saat korban hendak mengambil paket sembako. Pengambilan paket memang tidak bisa diwakilan meski oleh anaknya sendiri.
Saat kejadian, korban meminta putranya mengambil paket sembako ke rumah RW. Namun, ditolak dengan alasan tidak bisa diwakili. Korban akhirnya datang diantarkan oleh anaknya untuk mengambil sembako.
"Pas ketemu RW dibilangin sama RW-nya, 'giliran pembagian sembako datang lu, tapi pas kemarin ngawinin anak lu gak ngundang RT/RW.' Dibilang begitu korban marah dan terjadilah peristiwa tersebut," ujar Endy.
Antara pelaku dan korban lalu adu kepala karena korban yang ngotot hendak berkelahi. Pelaku sempat dipegangi oleh anaknya agar tidak terpancing, tetapi terlepas dan terjadilah adu kepala itu.
Nandi Hermansyah (19), anak korban menuturkan saat mereka di rumah RW, pemilik rumah langsung menyinggung kejadian saat PSBB pertama.
"Jadi begitu sampai, Pak RW langsung menyindir ke bapak saya katanya peraturan PSBB harus dijalanin, inilah, itulah. Belum lama ini memang keluarga kita sempat gelar akad nikah kakak saya, terbatas," katanya.
Dia menduga kegiatan tersebut yang menjadi pemicu perkelahian bapaknya dengan Ketua RW. Bapaknya dianggap tidak patuh PSBB karena mengumpulkan orang.
(jon)
tulis komentar anda