Begini Kronologis Ketua RW di Ciputat Aniaya Buruh Penerima Sembako Covid-19

Senin, 04 Mei 2020 - 20:30 WIB
loading...
Begini Kronologis Ketua...
Ketua RW 08 Ciputat Timur, Tangsel, Hendra Saputra harus berurusan dengan kepolisian karena diduga menganiaya salah seorang warga.Foto/SINDOnews/Hasan Kurniawan
A A A
TANGERANG SELATAN - Penganiayaan yang diduga dilakukan Ketua RW 08 Hendra Saputra terhadap salah satu warganya yakni, Cahyani Mandiri (51) dipicu permasalahan antara keduanya. Penganiayaan ini terjadi saat Cahyani mengambil paket sembako bagi warga yang terdampak Covid-19 di Ciputat Timur, Tangerang Selatan.

Ketua RT 05/08, Riki (37) mengungkapkan, awal mula terjadinya penganiayaan itu ketika pembagian paket sembako warga terdampak Covid-19."Jadi ada pembagian sembako dari Pemkot Tangsel untuk warga terdampak Covid-19. Satu RW hanya mendapatkan 28 bingkisan. Tidak cukup kalau untuk dibagikan ke semua warga," kata Riki di Polsek Ciputat, Senin (4/5/2020).

Riki menuturkan, teknis pembagian sembako itu pun diserahkan kepada Ketua RW. Sehingga, paket sembako disimpan di rumah RW Hendra yang merupakan abang kandungnya. Adapun warga yang telah terdata mendapat paket sembako, bisa mengambil langsung ke rumah Hendra.

Hendra memilih tidak mengantar sembako ke masing-masing rumah warga agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Pada Minggu, 3 Mei 2020, Cahyani mengutus putranya yang baru saja menikah ke rumah RW mengambil paket sembako. Tetapi, ditolak oleh Ketua RW dengan alasan pengambilan paketnya tidak bisa diwakilkan.

"Akhirnya datanglah bapaknya ditemani sama anaknya. Saat dia mau ngambil, dinasihati oleh RW. Dibilang gini, 'kan kita sudah dibantu oleh pemerintah, tolong lah dibantu PSBB-nya, pakai masker.' Tapi korban marah," kata Riki pada Senin (4/5/2020).

Menurut Riki, pada PSBB tahap pertama, korban menikahkan putranya lewat Amil dan tidak memberi tahu RT/RW. Tindakan ini, membuat jengkel Hendra yang langsung disinggungnya. (Baca: Ambil Sembako Covid-19, Buruh Dianiaya Ketua RW di Ciputat)

"Dibilang seperti itu korban tidak terima, marah dan memaki. Sambil telak pinggang, dia bilang ke anaknya untuk memukul ke arah Pak RW. Lalu, Pak RW dipegangin oleh anaknya agar tidak ikut terpancing emosi dan berkelahi," paparnya.

Situasi pun berubah jadi panas, korban yang ternyata anggota ormas ini pun semakin meringsek ke depan RW dan kian menantang. Kepala bertemu kepala dan terpentok pelan.
Meski tidak terlalu keras, pentokan pertama ini cukup membuat keduanya emosi. Pegangan Ketua RW pun lepas dan pentokan keras masing-masing kepala terjadi. Kepala Cahyani sobek dan mengeluarkan darah.

"Kepala Pak RW lebih tinggi dan sempat terbentur sekali. Saat itu pegangan terlepas, dan terjadi benturan keras. Jadi posisi di dekat pelipis mata, bukan sengaja," jelasnya. Dengan kondisi kepala berdarah, korban lalu mengambil bingkisan sembako dan pulang sambil terus memaki.

Sebelas dua belas, Ketua RW pun sama memaki dan saling menantang antara satu dengan yang lainnya."Tidak terima, korban melapor ke polisi dan Pak RW melapor juga. Pak RW juga lapor ke lurah, karena dia Ketua Gugus Tugas Covis-19 ditingkat RW. Kalau siapa yang benar dan salahnya RW nanti disidang," ucapnya.
(hab)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1739 seconds (0.1#10.140)