Menanti Wacana PSBB Total, Pelaku Usaha: Ini Napas Terakhir
Jum'at, 11 September 2020 - 20:43 WIB
DEPOK - Keputusan penerapan PSBB total di Jabodetabek akan diputuskan setelah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggelar rapat koordinasi dengan pimpinan daerah penyangga pada Sabtu 12 September 2020. Meski demikian, pelaku usaha sudah mulang ketar-ketir menjelang kepastian PSBB total itu. Alasannya, aaat ini pelaku usaha sudah dalam tahap sekarat.
Yogi Ahmad, salah seorang pemilik usaha kopi di Margonda, Depok, mengaku sudah ketar-ketir dengan apa yang akan menjadi keputusan pemerintah nanti. Sejak awal pandemi, usaha kopi miliknya sudah mengalami penurunan omzet hingga 60 persen.
“Ya tentu sangat berpengaruh untuk usaha coffee shop seperti saya ini. Omzet drop turun hingga 60 persen,” katanya di Depok, Jumat (11/9/2020). ( )
Belum lagi dengan adanya jam pembatasan aktivitas warga (PAW) yang sudah memasuki pekan kedua ini. Sejak diberlakukan PAW, kegiatan bisnis dibatasi hanya sampai pukul 18.00 WIB. Sedangkan usaha coffeshop-nya mengandalkan traffic diatas jam tersebut.
“Coffee shop ini kan memang jam bisnisnya ramai diatas pukul 18.00 WIB. Ya jadinya memang drop,” ungkap pemilik Roemah Coffe Eatery & Hub itu. ( )
Dia pun mengaku dengan dibatasinya jam operasional menjadi lebih cepat sangat berdampak pada bisnisnya. Dengan kondisi saat ini, dia pun terpaksa melakukan pengurangan pegawai hingga lebih dari delapan orang. “Awalnya kita ada 12 orang. Saat ini tersisa empat orang saja,” akunya. ( )
Mengenai wacana PSBB total Jabodetabek, dia pun mengaku dilema. Satu sisi factor kesehatan memang penting. Di sisi lain, roda ekonomi pun harus diperhatikan. Menurutnya, jika keputusan yang diambil tegas dari awal untuk PSBB total maka kemungkinan saat ini kondisi sudah membaik dan ekonomi bisa merangkak naik juga.
“Harusnya ketat diawal dan terpadu di Jabodetabek. Kita enggak bisa separatis Depok saja. Untuk PSBB total (wacana) berharap ini adalah napas terakhir. Kalau mau harus benar-benar. Kalau seperti ini, ekonomi enggak pulih-pulih. Mending mati di awal dulu tapi benar-benar. Ini adalah napas terakhir. Kalau ada repetisi lagi tiga bulan kedepan, yah sudah lah enggak tau,” pungkasnya.
Yogi Ahmad, salah seorang pemilik usaha kopi di Margonda, Depok, mengaku sudah ketar-ketir dengan apa yang akan menjadi keputusan pemerintah nanti. Sejak awal pandemi, usaha kopi miliknya sudah mengalami penurunan omzet hingga 60 persen.
“Ya tentu sangat berpengaruh untuk usaha coffee shop seperti saya ini. Omzet drop turun hingga 60 persen,” katanya di Depok, Jumat (11/9/2020). ( )
Belum lagi dengan adanya jam pembatasan aktivitas warga (PAW) yang sudah memasuki pekan kedua ini. Sejak diberlakukan PAW, kegiatan bisnis dibatasi hanya sampai pukul 18.00 WIB. Sedangkan usaha coffeshop-nya mengandalkan traffic diatas jam tersebut.
“Coffee shop ini kan memang jam bisnisnya ramai diatas pukul 18.00 WIB. Ya jadinya memang drop,” ungkap pemilik Roemah Coffe Eatery & Hub itu. ( )
Dia pun mengaku dengan dibatasinya jam operasional menjadi lebih cepat sangat berdampak pada bisnisnya. Dengan kondisi saat ini, dia pun terpaksa melakukan pengurangan pegawai hingga lebih dari delapan orang. “Awalnya kita ada 12 orang. Saat ini tersisa empat orang saja,” akunya. ( )
Mengenai wacana PSBB total Jabodetabek, dia pun mengaku dilema. Satu sisi factor kesehatan memang penting. Di sisi lain, roda ekonomi pun harus diperhatikan. Menurutnya, jika keputusan yang diambil tegas dari awal untuk PSBB total maka kemungkinan saat ini kondisi sudah membaik dan ekonomi bisa merangkak naik juga.
“Harusnya ketat diawal dan terpadu di Jabodetabek. Kita enggak bisa separatis Depok saja. Untuk PSBB total (wacana) berharap ini adalah napas terakhir. Kalau mau harus benar-benar. Kalau seperti ini, ekonomi enggak pulih-pulih. Mending mati di awal dulu tapi benar-benar. Ini adalah napas terakhir. Kalau ada repetisi lagi tiga bulan kedepan, yah sudah lah enggak tau,” pungkasnya.
(mhd)
tulis komentar anda