Kisah Dokter Basri dan PSK Planet Senen yang Membuat Gerah Ali Sadikin
Senin, 16 Oktober 2023 - 04:46 WIB
JAKARTA - Sekitar tahun 1950-1960-an, Planet Senen yang menjadi pusat perdagangan Kota Jakarta tidak pernah sepi. Begitu juga geliat kehidupan malamnya. Para Pekerja Seks Komersial (PSK) menjajakan diri di bangunan dari kardus, pinggir rel kereta api (KA), hingga gerbong barang kereta yang diparkir di Stasiun Senen .
Mereka buka praktik prostitusi selepas Maghrib. Sejumlah PSK menguasai gerbong-gerbong kereta yang biasa mengangkut bahan bangunan. Ironisnya, PSK Planet Senen tanpa malu-malu menjajakan diri kepada setiap pria yang lewat kawasan ini.
Dikutip dari buku Kisah-Kisah Edan Seputar Djakarta Tempo Doeloe karya Zaenuddin HM, pernah suatu hari terjadi seorang PSK sedang “ngamar” tiba-tiba gerbongnya bergerak dan baru berhenti di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.
Jika ditelusuri, lokasi praktik PSK Planet Senen cukup luas mulai dari pintu Stasiun Senen hingga kawasan Tanah Nyonya di Gunung Sahari. Memasuki kawasan Planet Senen memang begitu bebas. Nyaris tidak pernah ada razia.
Yang paling memprihatinkan banyak anak di bawah umur masuk kawasan ini dan melihat praktik pelacuran berlangsung. Para penari doger dan PSK bebas mejeng tanpa ada aparat yang merazia. Tokoh masyarakat dan pemuka agama juga tak ambil pusing dengan kehidupan liar Planet Senen.
Anehnya, di kawasan prostitusi ini ada seorang dokter bernama Basri yang tiap malam membuka praktik. Basri dikenal dokter berjiwa sosial. Para PSK dan pria hidung belang yang berobat kepadanya, bila tidak punya uang akan digratiskan.
Basri, sang dokter dermawan tiap malam datang dengan mobil sedan tua. Di dalam mobilnya dia menginjeksi dan memeriksa pasien. Banyak pria sebelum bermain dengan PSK lebih dulu minta disuntik agar tidak terkena penyakit kelamin.
Namun, lama-kelamaan PSK Planet Senen membuat gerah Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Tanpa pemberitahuan lebih dulu, Bang Ali yang Letnan Jenderal KKO AL itu langsung memerintahkan menertibkan praktik mesum di Planet Senen.
Banyak PSK yang terjaring dipindahkan ke lokalisasi Kramat Tunggak, Jakarta Utara. Ketika itu, Kramat Tunggak masih rawa-rawa dan jauh dari permukiman penduduk. Sehingga, tempat itu sangat tepat untuk tempat pelacuran secara permanen.
Untuk masa yang cukup lama, Kramat Tunggak menjadi tempat prostitusi terbesar dan terkenal di Ibu Kota. Kini, tempat itu sudah tiada dan berganti dengan bangunan ibadah yakni Masjid Jakarta Islamic Center.
Mereka buka praktik prostitusi selepas Maghrib. Sejumlah PSK menguasai gerbong-gerbong kereta yang biasa mengangkut bahan bangunan. Ironisnya, PSK Planet Senen tanpa malu-malu menjajakan diri kepada setiap pria yang lewat kawasan ini.
Baca Juga
Dikutip dari buku Kisah-Kisah Edan Seputar Djakarta Tempo Doeloe karya Zaenuddin HM, pernah suatu hari terjadi seorang PSK sedang “ngamar” tiba-tiba gerbongnya bergerak dan baru berhenti di Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.
Jika ditelusuri, lokasi praktik PSK Planet Senen cukup luas mulai dari pintu Stasiun Senen hingga kawasan Tanah Nyonya di Gunung Sahari. Memasuki kawasan Planet Senen memang begitu bebas. Nyaris tidak pernah ada razia.
Yang paling memprihatinkan banyak anak di bawah umur masuk kawasan ini dan melihat praktik pelacuran berlangsung. Para penari doger dan PSK bebas mejeng tanpa ada aparat yang merazia. Tokoh masyarakat dan pemuka agama juga tak ambil pusing dengan kehidupan liar Planet Senen.
Anehnya, di kawasan prostitusi ini ada seorang dokter bernama Basri yang tiap malam membuka praktik. Basri dikenal dokter berjiwa sosial. Para PSK dan pria hidung belang yang berobat kepadanya, bila tidak punya uang akan digratiskan.
Basri, sang dokter dermawan tiap malam datang dengan mobil sedan tua. Di dalam mobilnya dia menginjeksi dan memeriksa pasien. Banyak pria sebelum bermain dengan PSK lebih dulu minta disuntik agar tidak terkena penyakit kelamin.
Baca Juga
Namun, lama-kelamaan PSK Planet Senen membuat gerah Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin. Tanpa pemberitahuan lebih dulu, Bang Ali yang Letnan Jenderal KKO AL itu langsung memerintahkan menertibkan praktik mesum di Planet Senen.
Banyak PSK yang terjaring dipindahkan ke lokalisasi Kramat Tunggak, Jakarta Utara. Ketika itu, Kramat Tunggak masih rawa-rawa dan jauh dari permukiman penduduk. Sehingga, tempat itu sangat tepat untuk tempat pelacuran secara permanen.
Untuk masa yang cukup lama, Kramat Tunggak menjadi tempat prostitusi terbesar dan terkenal di Ibu Kota. Kini, tempat itu sudah tiada dan berganti dengan bangunan ibadah yakni Masjid Jakarta Islamic Center.
(jon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda