Kisah Haji Rais, Bandit Licin Berbahaya yang Merampok Permata di Sekitar Crazy Rich Belanda

Rabu, 05 Juli 2023 - 10:11 WIB
Pada tahun 1928, Veld Politie atau Polisi Lapangan Mojokerto bergerak ke Kampung Gobah dekat Pabrik Gula Gempolkrep Onder-Distrik Gedeg Mojokerto. Informasinya sedang bersembunyi buronan licin pelarian dari penjara Tjipinang Batavia.

Buronan yang diketahui Haji Rais telah bertahun-tahun diburu aparat kepolisian Hindia Belanda. Dalam sebuah penyergapan, Haji Rais berhasil ditangkap setelah berusaha melawan. Pukulan tongkat dari seorang polisi mengenai kepalanya.

Dia juga terluka oleh tembakan di lengannya. Dalam kondisi tidak berdaya, Haji Rais dibawa ke Kota Mojokerto kemudian dikirim ke Batavia.

Dan penjara baginya bukan apa-apa karena dia sekali lagi dapat melarikan diri. Kali ini pelariannya jauh ke Malaysia.

Kisah Haji Rais yang berkali-kali lolos dari penjara kembali terjadi setelah Indonesia merdeka. Ada namanya Koesni Kasdut, bandit berbahaya yang merampok Museum Nasional Jakarta dan juga pernah bersembunyi di Mojokerto.

Peristiwa perampokan saat itu menjadi headline dalam Bataviaasch Nieuwsblad mengenai serangan perampok di wilayah Batavia pada permulaan 1919 hingga akhir 1920 dengan hasil rampasannya.

Pada 24 Januari 1919 di Tanah Pabayuran hasil rampasannya sebanyak f 6.000–7.000 (uang tunai), f 6.000–7.000 (barang). Tanggal 28 April 1919 di Meester Cornelis rampasannya f 8.000. Menyusul setahun kemudian 19 April 1920 di Gabus, Bekasi, hasil jarahannya f 500, f 700 (barang).

Kemudian, 8 Juli 1920 di Paal Merah menggasak f 4.000, emas, dan perhiasan. Ada lagi pada 16 September 1920 di Jembatan menggondol f 900 (barang).

Pada 13 November 1920 di Gang Baru terjadi perampokan f 1.300. Disusul pada 16 November 1920 di Gedung Panjang merampok f 1.000. Lalu, tanggal 13 Desember 1920 di Kali Pasir meraup f 1.850.

Dikutip dari buku Margreet van Till, Batavia Kala Malam; Polisi, Bandit, dan Senjata Api, penerbit Masup Jakarta, meski serangan rampok yang mereka paparkan lebih sedikit frekuensinya di Belanda ketimbang di Hindia Belanda, hasil rampokan di Belanda juga sangat tinggi, katakan saja bisa ratusan bahkan ribuan gulden.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More