Ini Alasan PKL Tidak Kapok Jualan di Monas
A
A
A
JAKARTA - PKL yang terjaring razia di Monas tidak kapok karena mereka dapat dengan mudah mengambil kembali dagangan mereka.
Selain itu, banyaknya pengunjung Monas membuat para PKL tersebut sulit untuk mencari lokasi keramaian di tempat lainnya.
Aisyah (48) pedagang minuman di kawasan Monas mengaku tidak kapok ditertibkan karena tidak ada cara lain mencari nafkah.
"Keahliannya cuma seperti ini mau bagaimana lagi, ya sudah kucing-kucingan saja sama petugas," ujarnya ketika ditemui Sindonews di Monas, Minggu 31 Agustus 2014.
Aisyah mengungkapkan, jika barang dagangannya diambil petugas, dirinya cukup mudah untuk mengambil kembali. Cukup menyiapkan uang beberapa ratus ribu, dagangan bisa kembali.
"Kalau mau diurus, yah ke Balai Kota. Kasih se-ikhlasnya saja. Kadang tiga ratusan ribu," ungkapnya.
Sementara itu, Ana pria asal Garut juga nekat berjualan asal tidak ketahuan petugas. Untuk mengelabui petugas Satpol PP, dirinya membawa tas besar agar daganganya tidak ketahuan.
"Saya berjualan disini baru dua setengah tahun. Kalau ada razia itu ketahuan. Biasanya ada yang teriak-teriak. Kalau sudah gitu, saya beres-beres lalu pergi," kata pria pedagang buku itu.
Selain itu, banyaknya pengunjung Monas membuat para PKL tersebut sulit untuk mencari lokasi keramaian di tempat lainnya.
Aisyah (48) pedagang minuman di kawasan Monas mengaku tidak kapok ditertibkan karena tidak ada cara lain mencari nafkah.
"Keahliannya cuma seperti ini mau bagaimana lagi, ya sudah kucing-kucingan saja sama petugas," ujarnya ketika ditemui Sindonews di Monas, Minggu 31 Agustus 2014.
Aisyah mengungkapkan, jika barang dagangannya diambil petugas, dirinya cukup mudah untuk mengambil kembali. Cukup menyiapkan uang beberapa ratus ribu, dagangan bisa kembali.
"Kalau mau diurus, yah ke Balai Kota. Kasih se-ikhlasnya saja. Kadang tiga ratusan ribu," ungkapnya.
Sementara itu, Ana pria asal Garut juga nekat berjualan asal tidak ketahuan petugas. Untuk mengelabui petugas Satpol PP, dirinya membawa tas besar agar daganganya tidak ketahuan.
"Saya berjualan disini baru dua setengah tahun. Kalau ada razia itu ketahuan. Biasanya ada yang teriak-teriak. Kalau sudah gitu, saya beres-beres lalu pergi," kata pria pedagang buku itu.
(ysw)