Sejarah dan Perkiraan Harga Emas Monas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Monumen Nasional atau Monas dikenal sebagai ikon kota Jakarta yang berada di Lapangan Merdeka, Jakarta Pusat. Terletak persis di pusat kota, Monas menjadi salah satu tempat wisata populer dan pusat edukasi bagi para pengunjung yang datang.
Monas dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yang menjadi salah satu di antara Proyek Mercusuar. Proyek ini merupakan bagian dari program kerja Soekarno dalam rangka pembangunan Ibu Kota agar mendapat perhatian di kancah internasional.
Tujuan dibangunnya Monas adalah untuk mengabadikan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda dan diharapkan dapat membangkitkan rasa patriotisme pada generasi mendatang.
Tepat setelah sembilan tahun Kemerdekaan RI, Komite Pembangunan Monas dibentuk. Mereka bertanggung jawab dalam pembangunan Monas. Setelah itu, Presdiden Soekarno membentuk panitia pembangunan Monas yang dinamakan Tim Yuri.
Melalui tim inilah sayembara desain Monas diadakan. Mereka mengadakan sayembara sebanyak dua kali, yaitu pada 17 Februari 1955 dan 10 Mei 1960. Sayangnya, dari 51 desain yang terkumpul, tidak ada satu pun yang memenuhi kriteria.
Maka dari itu, Soekarno memanggil arsitek-arsitek ternama, seperti Soedarsono dan Frederich Silaban. Mereka yang akhirnya merancang keseluruhan bangunan Monas, dibantu oleh Ir Rooseno sebagai konsultan.
Dimensi arsitektur Monas dilandasi oleh angka 17, 8, dan 45, yang menandakan hari proklamasi Indonesia. Dilansir dari jakarta-tourism.go.id, Rabu (10/8/2020), lidah api Monas memiliki ketinggian 17 meter, dan pelataran bawah seluas 45x45 meter, serta jarak dari pelataran bawah ke dasar setinggi 17 meter.
Ukuran ini selaras dengan Hari Proklamasi Indonesia yaitu 17 Agustus 1945. Proses pembangunan Monas dilakukan dalam tiga tahapan. Tahap pertama dilakukan pada tahun 1961-1965 di mana pelaksanaannya diawasi oleh Panitia Monumen Nasional dan dibangun dengan biaya sumbangan masyarakat.
Monas dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, yang menjadi salah satu di antara Proyek Mercusuar. Proyek ini merupakan bagian dari program kerja Soekarno dalam rangka pembangunan Ibu Kota agar mendapat perhatian di kancah internasional.
Tujuan dibangunnya Monas adalah untuk mengabadikan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan Belanda dan diharapkan dapat membangkitkan rasa patriotisme pada generasi mendatang.
Tepat setelah sembilan tahun Kemerdekaan RI, Komite Pembangunan Monas dibentuk. Mereka bertanggung jawab dalam pembangunan Monas. Setelah itu, Presdiden Soekarno membentuk panitia pembangunan Monas yang dinamakan Tim Yuri.
Melalui tim inilah sayembara desain Monas diadakan. Mereka mengadakan sayembara sebanyak dua kali, yaitu pada 17 Februari 1955 dan 10 Mei 1960. Sayangnya, dari 51 desain yang terkumpul, tidak ada satu pun yang memenuhi kriteria.
Maka dari itu, Soekarno memanggil arsitek-arsitek ternama, seperti Soedarsono dan Frederich Silaban. Mereka yang akhirnya merancang keseluruhan bangunan Monas, dibantu oleh Ir Rooseno sebagai konsultan.
Dimensi arsitektur Monas dilandasi oleh angka 17, 8, dan 45, yang menandakan hari proklamasi Indonesia. Dilansir dari jakarta-tourism.go.id, Rabu (10/8/2020), lidah api Monas memiliki ketinggian 17 meter, dan pelataran bawah seluas 45x45 meter, serta jarak dari pelataran bawah ke dasar setinggi 17 meter.
Baca Juga
Ukuran ini selaras dengan Hari Proklamasi Indonesia yaitu 17 Agustus 1945. Proses pembangunan Monas dilakukan dalam tiga tahapan. Tahap pertama dilakukan pada tahun 1961-1965 di mana pelaksanaannya diawasi oleh Panitia Monumen Nasional dan dibangun dengan biaya sumbangan masyarakat.