Sejarah dan Perkiraan Harga Emas Monas
loading...
A
A
A
Pada tahap ini, proses pembangunan meliputi fondasi, dinding museum lantai dasar, dan obelisk atau tugu. Pembangunan tahap dua dilakukan pada tahun 1966 sampai 1988, dengan biaya pembangunan bersumber dari Anggaran Pemerintah Pusat yang berasal dari Sekretariat Negara RI. Pada tahap ini, pembangunan Monas sempat terkendala karena masalah biaya.
Tahap terakhir dilakukan pada tahun 1969-1976 dan dibiayai oleh Direktorat Jenderal Anggaran melalui Repelita dengan menggunakan Daftar Isian Proyek (DIP). Akhirnya setelah 14 tahun masa pembangunan, Monas setinggi 132 meter ini diresmikan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, tepatnya tanggal 12 Juli 1975. Saat itulah masyarakat bisa mengunjungi dan menikmati keindahan Monas.
Tidak hanya membutuhkan waktu yang cukup panjang, pembangunan Monas juga memakan biaya yang sangat besar, apalagi mengingat lidah api pada Monas terbuat dari perunggu dan emas asli. Lidah api pada Monas terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan dilapisi lempengan emas seberat 35 Kg. Kemudian, pada HUT RI ke-50 lalu, emas pada lidah api ditambah menjadi 50 Kg.
Pengelola Monas melalui akun Instagram resminya, @monumen.nasional, pernah membagikan fakta menarik terkait jumlah emas di sana. Pada unggahannya tertanggal 16 Agustus 2021, pengelola Monas menyebutkan jumlah keseluruhan emas yang ada di Tugu Monas seberat 72 kilogram. Bukan 50 Kg sebagaimana banyak orang mengetahuinya.
Emas 50 Kg tersebut hanya pada bagian lidah api di ujung monumen. Adapun sebanyak 22 Kg emas lainnya terdapat pada Ruang Kemerdekaan.
Emas tersebut melekat pada pada pintu Gapura Kemerdekaan. Lambang burung Garuda Pancasila yang ada di sana juga berlapis emas. Selain itu gambar Kepulauan Indonesia juga dilapisi emas asli.
Lalu berapa nilai keseluruhan emas tersebut? Jika mengacu pada emas Antam per 9 Agustus 2022, harga emas dipasarkan di kisaran Rp936.600.000 per kg. Jika dikalikan dengan 72 Kg, maka nilai emas Monas saat ini berkisar Rp67.435.200.000.
Tahap terakhir dilakukan pada tahun 1969-1976 dan dibiayai oleh Direktorat Jenderal Anggaran melalui Repelita dengan menggunakan Daftar Isian Proyek (DIP). Akhirnya setelah 14 tahun masa pembangunan, Monas setinggi 132 meter ini diresmikan pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, tepatnya tanggal 12 Juli 1975. Saat itulah masyarakat bisa mengunjungi dan menikmati keindahan Monas.
Tidak hanya membutuhkan waktu yang cukup panjang, pembangunan Monas juga memakan biaya yang sangat besar, apalagi mengingat lidah api pada Monas terbuat dari perunggu dan emas asli. Lidah api pada Monas terbuat dari perunggu seberat 14,5 ton dan dilapisi lempengan emas seberat 35 Kg. Kemudian, pada HUT RI ke-50 lalu, emas pada lidah api ditambah menjadi 50 Kg.
Pengelola Monas melalui akun Instagram resminya, @monumen.nasional, pernah membagikan fakta menarik terkait jumlah emas di sana. Pada unggahannya tertanggal 16 Agustus 2021, pengelola Monas menyebutkan jumlah keseluruhan emas yang ada di Tugu Monas seberat 72 kilogram. Bukan 50 Kg sebagaimana banyak orang mengetahuinya.
Emas 50 Kg tersebut hanya pada bagian lidah api di ujung monumen. Adapun sebanyak 22 Kg emas lainnya terdapat pada Ruang Kemerdekaan.
Emas tersebut melekat pada pada pintu Gapura Kemerdekaan. Lambang burung Garuda Pancasila yang ada di sana juga berlapis emas. Selain itu gambar Kepulauan Indonesia juga dilapisi emas asli.
Lalu berapa nilai keseluruhan emas tersebut? Jika mengacu pada emas Antam per 9 Agustus 2022, harga emas dipasarkan di kisaran Rp936.600.000 per kg. Jika dikalikan dengan 72 Kg, maka nilai emas Monas saat ini berkisar Rp67.435.200.000.
(thm)