2 Hari Terendam Banjir, Korban Tewas di Tangerang 8 Orang
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Banjir bandang yang hampir rata terjadi di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan (Tangsel), menimbulkan korban jiwa yang tidak sedikit, mencapai delapan orang.
Selain menimbulkan korban jiwa yang tidak bisa tergantikan, banjir besar ini juga menimbulkan kerugian material yang cukup tinggi. Dalam satu kecamatan saja, kerugian bisa mencapai hingga Rp8,6 miliar lebih. (Baca juga: Bayi Usia 3 Bulan Terjebak Banjir di Loteng Rumah Selama Dua Hari)
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie mengatakan, jumlah korban tewas dalam banjir bandang pada 1-2 Januari 2020 sebanyak 4 orang.
"Korban meninggal ada 4 orang. Satu terkena setrum di Ciputat, dua orang usia lanjut kena serangan jantung, satu remaja 14 tahun terperosok ke dalam selokan di Pondok Aren," kata Benyamin, Jumat (3/1/2020).
Sedang korban luka, masih dihitung berapa jumlahnya. Pihaknya pun meminta kepada petugas kesehatan di puskesmas di setiap wilayah terus berjaga selama 24 jam penuh. (Baca juga: Korban Tewas Banjir Bandang di Tangerang Selatan Jadi 4 Orang)
"Yang pasti sejak awal puskesmas di Kota Tangsel seluruhnya diinstruksikan untuk siaga sampai selesai. Data semuanya masih kita hitung oleh para camat. Mudah-mudahan hari ini semuanya bisa selesai," sambungnya.
Benyamin menambahkan, korban tewas bernama Sutrisno (14), warga Jalan Kavling Rawa Bunga, Pondok Kacang Barat, lalu Arfan bin Samid (70), warga Jalan Puskesmas, Kecamatan Pondok Aren.
"Kemudian ada Kasiem binti Ramlan (60), warga Jalan Panti Asuhan, Ceger, RT02/02, Jurangmangu Timur, dan Teguh Taufik (37), warga Ciputat yang kesetrum," jelasnya.
Dilanjutkan Benyamin, pihaknya pun telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, sampai dengan 14 Januari 2020. Selama tanggap darurat itu, pemerintah akan menghitung semua nilai kerugian yang ada.
"Ya, itu untuk di Kecamatan Setu saja. Belum dihitung kerugian yang daerah lainnya. Dari total 38 titik banjir di Setu, kerugiannya itu ditaksir hingga Rp8,6 miliar rupiah," paparnya.
Sementara itu di Kota Tangerang pun warga yang meninggal akibat bencana banjir bandang di awal tahun 2020 ini jumlahnya sama banyak, yakni 4 orang. Rinciannya 3 orang tenggelam, dan 1 terkena setrum.
Dua korban tenggelam baru ditemukan hari ini. Korban pertama, yakni Fatir (14), siswa SMPN 32 Tangerang. Korban tenggelam, saat hari pertama banjir naik ke rumah warga.
"Korban terpeleset di Kali Sawah Dalem dan terbawa arus. Saat itu, korban sedang main dengan dua temannya, di lapangan pasar malam GLC, Jalan Ketapang Sawah Dalem," ungkap Camat Cipondoh, Rizal Ridolloh.
Dijelaskan Rizal, Fatir merupakan korban tenggelam pertama di tahun 2020. Dia hilang terbawa arus sekitar jam 10 pagi, saat permukaan air tengah naik ke rumah warga.
"Mayat korban ditemukan warga Semanan yang merupakan petugas dari Dinas Kebersihan di Sungai Kali Sipon, Semanan. Selanjutnya, korban diserahkan langsung ke rumah orangtuanya," sambung Rizal lagi.
Sementara korban tenggelam kedua, Jon Andreas (14) baru diketahui Jumat siang (3/1/2020). Korban tenggelam saat terjadi banjir di RT01/03, Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, pada hari kedua banjir besar.
Kasubag Humas Polrestro Tangerang Kompol Abdul Rohim mengatakan, korban dilaporkan hilang pada hari kedua banjir, Kamis 2 Januari 2020 saat berenang di Kali Uwangan.
"Korban tenggelam saat berenang bersama dengan teman-temannya menggunakan gedebong pohon pisang di kali uwangan yang merupakan anak cabang Kali Angke dan ditemukan meninggal Jumat pagi," jelasnya.
Kepala Biro Humas PMI Kota Tangerang Ade Kurniawan mengatakan, 2 korban meninggal sebelumnya adalah Jamilah, warga Batu Ceper. Korban langsung meninggal dunia akibat tersengat listrik.
"Untuk korban Jamilah, meninggalnya karena tersengat aliran listrik saat banjir merendam rumahnya. Saat itu, aliran listrik di kawasan itu masih belum dimatikan," sambungnya.
Sedang korban lainnya, yakni Aceng Ismail (53), Blok B, No24, RT9/6, Perumahan Ciledug Indah 1, Karang Tengah. Korban meninggal dunia tenggelam di rumahnya. Korban terjebak banjir seorang diri dalam rumahnya.
"Kalau di Batu Ceper tersengat listrik disaat banjir, karena tadi pagi listrik belum dipadamkan. Nah kalau di Ciledug Indah, kami terlambat datang. Saat kami tiba di lokasi, korban sudah dievakuasi," tuturnya.
Selain menimbulkan korban jiwa yang tidak bisa tergantikan, banjir besar ini juga menimbulkan kerugian material yang cukup tinggi. Dalam satu kecamatan saja, kerugian bisa mencapai hingga Rp8,6 miliar lebih. (Baca juga: Bayi Usia 3 Bulan Terjebak Banjir di Loteng Rumah Selama Dua Hari)
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie mengatakan, jumlah korban tewas dalam banjir bandang pada 1-2 Januari 2020 sebanyak 4 orang.
"Korban meninggal ada 4 orang. Satu terkena setrum di Ciputat, dua orang usia lanjut kena serangan jantung, satu remaja 14 tahun terperosok ke dalam selokan di Pondok Aren," kata Benyamin, Jumat (3/1/2020).
Sedang korban luka, masih dihitung berapa jumlahnya. Pihaknya pun meminta kepada petugas kesehatan di puskesmas di setiap wilayah terus berjaga selama 24 jam penuh. (Baca juga: Korban Tewas Banjir Bandang di Tangerang Selatan Jadi 4 Orang)
"Yang pasti sejak awal puskesmas di Kota Tangsel seluruhnya diinstruksikan untuk siaga sampai selesai. Data semuanya masih kita hitung oleh para camat. Mudah-mudahan hari ini semuanya bisa selesai," sambungnya.
Benyamin menambahkan, korban tewas bernama Sutrisno (14), warga Jalan Kavling Rawa Bunga, Pondok Kacang Barat, lalu Arfan bin Samid (70), warga Jalan Puskesmas, Kecamatan Pondok Aren.
"Kemudian ada Kasiem binti Ramlan (60), warga Jalan Panti Asuhan, Ceger, RT02/02, Jurangmangu Timur, dan Teguh Taufik (37), warga Ciputat yang kesetrum," jelasnya.
Dilanjutkan Benyamin, pihaknya pun telah menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, sampai dengan 14 Januari 2020. Selama tanggap darurat itu, pemerintah akan menghitung semua nilai kerugian yang ada.
"Ya, itu untuk di Kecamatan Setu saja. Belum dihitung kerugian yang daerah lainnya. Dari total 38 titik banjir di Setu, kerugiannya itu ditaksir hingga Rp8,6 miliar rupiah," paparnya.
Sementara itu di Kota Tangerang pun warga yang meninggal akibat bencana banjir bandang di awal tahun 2020 ini jumlahnya sama banyak, yakni 4 orang. Rinciannya 3 orang tenggelam, dan 1 terkena setrum.
Dua korban tenggelam baru ditemukan hari ini. Korban pertama, yakni Fatir (14), siswa SMPN 32 Tangerang. Korban tenggelam, saat hari pertama banjir naik ke rumah warga.
"Korban terpeleset di Kali Sawah Dalem dan terbawa arus. Saat itu, korban sedang main dengan dua temannya, di lapangan pasar malam GLC, Jalan Ketapang Sawah Dalem," ungkap Camat Cipondoh, Rizal Ridolloh.
Dijelaskan Rizal, Fatir merupakan korban tenggelam pertama di tahun 2020. Dia hilang terbawa arus sekitar jam 10 pagi, saat permukaan air tengah naik ke rumah warga.
"Mayat korban ditemukan warga Semanan yang merupakan petugas dari Dinas Kebersihan di Sungai Kali Sipon, Semanan. Selanjutnya, korban diserahkan langsung ke rumah orangtuanya," sambung Rizal lagi.
Sementara korban tenggelam kedua, Jon Andreas (14) baru diketahui Jumat siang (3/1/2020). Korban tenggelam saat terjadi banjir di RT01/03, Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, pada hari kedua banjir besar.
Kasubag Humas Polrestro Tangerang Kompol Abdul Rohim mengatakan, korban dilaporkan hilang pada hari kedua banjir, Kamis 2 Januari 2020 saat berenang di Kali Uwangan.
"Korban tenggelam saat berenang bersama dengan teman-temannya menggunakan gedebong pohon pisang di kali uwangan yang merupakan anak cabang Kali Angke dan ditemukan meninggal Jumat pagi," jelasnya.
Kepala Biro Humas PMI Kota Tangerang Ade Kurniawan mengatakan, 2 korban meninggal sebelumnya adalah Jamilah, warga Batu Ceper. Korban langsung meninggal dunia akibat tersengat listrik.
"Untuk korban Jamilah, meninggalnya karena tersengat aliran listrik saat banjir merendam rumahnya. Saat itu, aliran listrik di kawasan itu masih belum dimatikan," sambungnya.
Sedang korban lainnya, yakni Aceng Ismail (53), Blok B, No24, RT9/6, Perumahan Ciledug Indah 1, Karang Tengah. Korban meninggal dunia tenggelam di rumahnya. Korban terjebak banjir seorang diri dalam rumahnya.
"Kalau di Batu Ceper tersengat listrik disaat banjir, karena tadi pagi listrik belum dipadamkan. Nah kalau di Ciledug Indah, kami terlambat datang. Saat kami tiba di lokasi, korban sudah dievakuasi," tuturnya.
(shf)