Khawatir Imbas Longsor, Warga Minta Pemkot Tangsel Tetap Kerahkan Alat Berat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Enam hari pascalongsor dinding penahan sempadan sungai Perumahan Telkom di Ciputat, Tangerang Selatan , debit air masih cukup tinggi di Perumahan Pondok Payung Mas.
Hal ini cukup mengkhawatirkan bagi warga di RT 03 Pondok Payung Mas, yang selama longsor kemarin menjadi daerah cukup terdampak karena air mencapai ketinggian satu meter, hingga Selasa kemarin.
Menyikapi kondisi tersebut, warga melalui Ketua RT 03, Elang Mutaqin mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan untuk tetap mengoperasikan alat berat pengeruk material longsor dari aliran Anak Kali Pesanggrahan.
Menurut dia, ada total 55 kepala keluarga (KK) dan 202 jiwa di wilayahya yang terdampak. "RT 03/12 wilayah yang terdampak paling parah. Kemarin (sebelumnya) hampir 170 warga mengungsi, 30 diantaranya ke Masjid Al Barokah Pondok Payung Mas, sementara sisanya memilih tinggal dengan saudara atau kerabat terdekat," ungkap Mutaqin melalui keterangan tertulisnya, Kamis sore (17/6/2021).
Dia mengatakan, Pemkot Tangsel memang menurunkan alat berat untuk mengeruk material sisa longsor di aliran Anak Kali Pesanggrahan sejak Jumat malam (11/6/2021) dan proses pengangkatan material baru berlangsung Sabtu (12/6/2021).
Namun, kata dia, pemkot telah menarik alat berat tersebut dari TKP dan tidak mengeruk sisa material longsor yang menutupi kali terhitung sejak Kamis (17/6/2021).
Dihentikannya proses pengerukan, membuat warga RT 03 RW 12 Cipayung Perumahan Payung Mas, Ciputat kecewa. "Imbasnya debit air jadi tetap tinggi sama air di saluran kompleks yang biasanya kering jadi terisi air sepaha orang dewasa. Air nggak mau surut karena debit air di sungai tinggi. Para warga kuatir ya kalau hujan intens, pasti akan langsung banjir lagi," tuturnya.Baca juga: Terus Bertambah, Pasien Covid-19 di Wisma Atlet hingga Kini Nyaris 100 Ribu
Peneliti Indikator Politik Indonesia ini menjelaskan, hingga saat ini warga masih terus membersihkan rumah-rumah mereka dari sisa-sisa banjir yang masuk ke rumah membawa berbagai sampah serta lumpur.
Namun hujan yang masih terus turun, ditambah air sungai yang tak kunjung surut membuat warga cemas air masih akan masuk ke rumah yang baru saja dibersihkan.
Mutaqin mengatakan, para warga berharap agar Pemkot Tangsel menerjunkan kembali alat berat dan melanjutkan pengangkatan material di Anak Kali Pesanggrahan. "Pengangkatan material yang menimbun sungai/kali dilanjutkan dan tetap dikerjakan, biar kedalaman sungai normal kembali," kata Mutaqin.
Hal ini cukup mengkhawatirkan bagi warga di RT 03 Pondok Payung Mas, yang selama longsor kemarin menjadi daerah cukup terdampak karena air mencapai ketinggian satu meter, hingga Selasa kemarin.
Menyikapi kondisi tersebut, warga melalui Ketua RT 03, Elang Mutaqin mendesak Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan untuk tetap mengoperasikan alat berat pengeruk material longsor dari aliran Anak Kali Pesanggrahan.
Menurut dia, ada total 55 kepala keluarga (KK) dan 202 jiwa di wilayahya yang terdampak. "RT 03/12 wilayah yang terdampak paling parah. Kemarin (sebelumnya) hampir 170 warga mengungsi, 30 diantaranya ke Masjid Al Barokah Pondok Payung Mas, sementara sisanya memilih tinggal dengan saudara atau kerabat terdekat," ungkap Mutaqin melalui keterangan tertulisnya, Kamis sore (17/6/2021).
Dia mengatakan, Pemkot Tangsel memang menurunkan alat berat untuk mengeruk material sisa longsor di aliran Anak Kali Pesanggrahan sejak Jumat malam (11/6/2021) dan proses pengangkatan material baru berlangsung Sabtu (12/6/2021).
Namun, kata dia, pemkot telah menarik alat berat tersebut dari TKP dan tidak mengeruk sisa material longsor yang menutupi kali terhitung sejak Kamis (17/6/2021).
Dihentikannya proses pengerukan, membuat warga RT 03 RW 12 Cipayung Perumahan Payung Mas, Ciputat kecewa. "Imbasnya debit air jadi tetap tinggi sama air di saluran kompleks yang biasanya kering jadi terisi air sepaha orang dewasa. Air nggak mau surut karena debit air di sungai tinggi. Para warga kuatir ya kalau hujan intens, pasti akan langsung banjir lagi," tuturnya.Baca juga: Terus Bertambah, Pasien Covid-19 di Wisma Atlet hingga Kini Nyaris 100 Ribu
Peneliti Indikator Politik Indonesia ini menjelaskan, hingga saat ini warga masih terus membersihkan rumah-rumah mereka dari sisa-sisa banjir yang masuk ke rumah membawa berbagai sampah serta lumpur.
Namun hujan yang masih terus turun, ditambah air sungai yang tak kunjung surut membuat warga cemas air masih akan masuk ke rumah yang baru saja dibersihkan.
Mutaqin mengatakan, para warga berharap agar Pemkot Tangsel menerjunkan kembali alat berat dan melanjutkan pengangkatan material di Anak Kali Pesanggrahan. "Pengangkatan material yang menimbun sungai/kali dilanjutkan dan tetap dikerjakan, biar kedalaman sungai normal kembali," kata Mutaqin.
(dam)