Sekeluarga Korban Keracunan Asap Genset Dikenal Baik dan Ringan Tangan

Jum'at, 03 Januari 2020 - 16:35 WIB
Sekeluarga Korban Keracunan Asap Genset Dikenal Baik dan Ringan Tangan
Sekeluarga Korban Keracunan Asap Genset Dikenal Baik dan Ringan Tangan
A A A
JAKARTA - Insiden mengenaskan terjadi di Jalan Kayu Mas Selatan, Pulogadung, Jakarta Timur. Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua anaknya, ditemukan tewas didiga karena keracunan gas dari genset yang digunakan untuk menerangi kontrakannya.

Kontrakan satu kamar tersebut ditempati oleh Mahmudi (35), Ayu Maryana Oktavia (31), SA (9), dan MK (5). Korban yang bekerja sebagai penjual arum manis dan juga kerajinan tangan tersebut ditemukan meninggal dunia ketika seorang tetangganya hendak mengantarkan ‘besek’ setelah ada syukuran, Kamis (2/1/2020) malam.

“Jadi ada yang namanya Eka, dia baru saja lulus, jadi ngadain syukuran. Waktu nganterin besek, dia ketok-ketik enggak ada yang nyahut. Lalu dia langsung hubungi Pak RT,” kata tetangga korban Lola (45), di lokasi kejdian, Jumat (3/1/20202). (Baca juga: Nyalakan Genset di Rumah, Sekeluarga di Pulogadung Tewas Keracunan Asap)

Ketika itu, Ketua RT bersama warga lain langsung datang ke lokasi dan melihat korban dalam keadaan tertidur. “Jadi waktu itu dipegang kakinya dan kondisinya sudah dingin. Pak RT langsung nelepon Polsek Pulogadung,” ujarnya.

Barulah setelah pihak kepolisian datang maka dipastikan kalau seluruh keluarga tersebut meninggal dunia. Lola menuturkan sudah mengenal keluarga korban selama enam tahun lebih. Pasalnya, sebelum tinggal di lokasi yang sekarang, keluarga korban sempat mengontrak di rumahnya.

“Dia sempat empat tahun mengontrak di tempat saya, dari anaknya yang paling tua masih bayi,” tuturnya. (Baca juga: Diduga Keracunan Asap Genset, Suami-Istri dan Anak Balita Tewas)

Selama mengontrak, keluarga Mahmudi juga biasa berinteraksi dengan warga sekitar dan tetangganya. Bahkan, selama mengontrak di rumahnya justru tidak pernah ada masalah sama sekali. Keluarga tersebut juga terkenal pekerja keras dan keluarga yang sangat kreatif.

Sum, begitu dia menyapa istri Mahmudi menjadi tetangga yang cukup akrab. Sum sendiri adalah perajin kerajinan tangan dari barang-barang bekas. Pernah Sum bercerita kepada dirinya, saat masih mengontrak di rumahnya, dia juga pernah mengajarkan kerajinan tangan di Rumah Sakit Islam dan juga di Lembaga Pemasyarakat (LP).

“Dia pernah ngajar ibu-ibu di RS Islam sama di LP, dia bikin kerajinan tangan dari sampah plastik,” jelasnya. (Baca juga: Diduga Keracunan Gas Mesin Genset, Tiga Pekerja Tower Tewas)

Lola menuturkan, kerajinan yang dibuat oleh Sum mulai dari membuat ondel-ondel plastik, keranjang dari gelas plastik, dan juga kerajinan tangan lainnya.

Selama kenal dengan korban, Lola melihat Sum juga memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan tempat tinggalnya. Dia mencontohkan kegiatan sosial di lingkungan, Sum selalu ikut serta walaupun ekonomi keluarganya hidup cukup sederhana.

“Tapi dia itu ringan tangan, kalau tetangganya ada kesusahan pasti dia membantu,” tuturnya. (Baca juga: Diduga Keracunan Gas Genset, 5 Orang Tewas di Bogor)

Memang keseharian Sum dan suaminya selalu diisi dengan membuat kerajinan. Untuk menjual hasil kerajinannya sudah ada yang menampung di kawasan Pasar Pulogadung, Jakarta Timur.

Sementara, Budianto (50), petugas keamanan RT 001/RW 009 Kayumanis Selatan VI, menuturkan, sebelum ditemukan tewas pada Kamis (2/1) malam, dia bersama Mahmudi dan istrinya sempat ngobrol di depan kontrakannya. Budi mengaku saat dirinya ngobrol bersama Mahmudi dan istrinya, tidak ada firasat apa-apa.

“Saya ngobrol sampai jam tiga subuh, dia waktu itu izin mau tidur, karena sudah mengantuk,” jelasnya. Hingga akhirnya mereka dtemukan tewas karena keracunan asap genset. Pada saat itu dirinya bersama Ketua RT memang langsung mengecek kondisi tubuh keempat korban.

Dia melihat untuk Mahmudi dan istrinya mengeluarkan darah dari mulut dan hidung. Kedua anaknya juga terlihat mengeluarkan darah kental dari telinga dan mulut dalam kondisi berbusa. “Kalau saya perkirakan meninggalnya itu antara pagi dan siang, karena Kamis subuh dia masih ngobrol bareng saya di luar,” tukasnya.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5663 seconds (0.1#10.140)
pixels