Kapolres: Ada Panitia Kecil untuk Gelar Duel Maut Gladiator SMP Bogor

Jum'at, 03 Agustus 2018 - 17:43 WIB
Kapolres: Ada Panitia Kecil untuk Gelar Duel Maut Gladiator SMP Bogor
Kapolres: Ada Panitia Kecil untuk Gelar Duel Maut Gladiator SMP Bogor
A A A
BOGOR - Perkelahian pelajar di Bogor secara massal atau tawuran kini telah bertransformasi kata dan istilahnya, mulai dari 'gladiator' hingga 'acaraan'. Hal tersebut selain untuk mengelabui petugas, juga diduga untuk kesenangan semata.

Perkelahian ala gladiator atau acaraan ini terungkap saat jajaran petugas Polresta Bogor Kota membekuk FR (13), MP (13), RH (16), MF (14), PM (16), KN (16) dan IJ (21) tujuh dari sembilan pelaku tawuran yang menewaskan MIS (13), pelajar salah satu SMP di Bogor. Kapolresta Bogor Kota, Kombes Pol Ulung Sampurnajaya mengatakan, para pelajar ini sengaja untuk menggelar perkelahian antarkelompok sekolah sekarang dengan istilah 'acaraan'.

"Dulu sempat ada istilah gladiator, kalau yang ini menggunakan istilah 'acaraan'," kata Ulung Sampurnajaya pada Kamis, 2 Agustus 2018 malam. Dalam 'acaraan' ini, dari tujuh pelaku yang diamankan, memiliki peran masing-masing seperti membentuk panitia.( Baca: Duel Maut ala Gladiator Siswa SMP Bogor Digagas Alumnus )

"Ada yang bertugas mengajak kemudian memprovokasi dengan bahasa "ributin yu ah". Kemudian saling mengkonfirmasi dengan bahasa gaul 'nyet berani gak ayo ributin tuh'. Terjadilah duet itu kemudian ada alumni yang memvideokan dan menjadi wasit 'ayo hajar hajar' tiga lawan tiga antara dua sekolah dari Kabupaten Bogor," ujar Ulung.

Dalam kasus tewasnya MIS, ada beberapa pelajar yang bertugas menjadi 'panitia' tawuran. KN bertugas untuk melakukan janjian dan memprovokasi kedua belah pihak. Lalu PM, MP, RH dan IJ bertugas memilih dan memfasilitasi pelajar yang akan diadu menggunakan senjata tajam. Saat pelajar yang sudah ditunjuk ini tengah berduel, ada pelajar yang memvideokan.

"KN provokasi, IJ siapkan senjata dan memvideokan, PM pinjamkan senjata dan juga memvideo, MP pinjamkan samurai, RH mengantar IJ dan ke lokasi (Joki) tugas memvideo agar bisa diviralkan," katanya.
Saat 'acaraan' terjadi, MIS mengalami luka di kepala dan pinggang yang kemudian meninggal dunia.

Sementara lawannya, FR memilih mundur setelah mencoba membacok Gocok namun ditangkis yang mengakibatkan samurai FR patah kemudian mundur akhirnya datang MP membacok ke arah perut FR hingga mengalami luka berat dan dirawat di RS.

Dalam kesempatan yang sama, Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Agah Sanjaya mengatakan bahwa menurut pengakuan pelaku istilah baru 'acaraan' ini sudah kerap terjadi bahkan menjadi tradisi.
Dalam 'tradisi acaraan' ini, alumni selalu terlibat. Ada yang mengadakan acara, ada korban untuk diadu yang mencari alumni dari kedua SMP.

"Alumni mencari korbannya lalu diadu, bahkan tradisi ini sudah ada tapi sebelumnya tidak menggunakan senjata tajam tapi kali ini pakai," terangnya. Agah menjelaskan, para pelajar yang ditunjuk untuk melakukan tawuran ini tidak diberitahu sebelumnya siapa lawannya dan akan berduel memakai senjata atau tidak.

"Termasuk korban meninggal, tidak tahu jika bakal diadu pakai senjata, begitu ketemu disediakan tuh senjata, dan pihak lawannya sudah memegang senjata. Nantinya divideo dengan maksud diviralkan," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2488 seconds (0.1#10.140)