Kali Dipenuhi Lumpur, Jakarta Barat Terancam Banjir

Senin, 16 Juli 2018 - 23:30 WIB
Kali Dipenuhi Lumpur,...
Kali Dipenuhi Lumpur, Jakarta Barat Terancam Banjir
A A A
JAKARTA - Sejumlah alat berat yang berada di beberapa kali Jakarta Barat untuk melakukan pengerukan lumpur tak berfungsi. Alat berat dibiarkan di pinggir kali sehingga menjadi pajangan.

Disisi lain, keberadaan alat berat ini cukup kontras dengan kondisi kali yang mengalami pendangkalan. Sedimen lumpur membuat jarak antara dasar dan permukaan menyempit. Imbasnya, Jakarta Barat rawan banjir.

Kondisi ini hampir di temukan di beberapa kali, di antaranya Kali Mookevart, Angke, Pesanggarahan, hingga Cengkareng Drain. Sementara di Banjir Kanal Barat (BKB) pendangkalan terlihat di sisi kali yang mulai terlihat daratan yang berumput.

Beberapa petugas mengakui terakhir kali dikeruk tercatat setahun lalu, mereka menyebutkan tak digunakan sejumlah alat berat lantaran beberapa eskavator mengalami rusak. Salah satunya di Kali Mookervart sisi Pesakih, Cengkareng, Jakarta Barat.

Eskavator jenis amfibi dibiarkan terparkir di tepian kali. Eskavator itu sudah lebih dari tiga bulan rusak dan dibiarkan begitu saja. Akibatnya, ditepian kali terjadi sedimentasi dan ditumbuhi lumut. Air yang hitam dan bau anyir membuat Kali Mookervart semakin memperihatinkan.

"Alatnya rusak sudah tiga bulan," kata salah satu petugas Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air, Tarman, di kawasan Pesakih, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (16/7/2018).

Di sisi Kecamatan Cengkareng, pemandangan tak jauh berbeda. Ditepian kali sudah terjadi sedimentasi. Sampah pelastik bercampur lumpur semakin memperburuk kondisi kali.

Ketua Tim Regu UPK Badan Air, Sarwoto, mengakui kali ini sudah mengalami pendangkalan beberapa bulan lalu. Penyebabnya tak lain karena kali yang tak dikeruk setahun belakangan. Kali Mookevart sebenarnya sudah dinormalisasi pada era Gubernur Joko Widodo pada 2013 silam. Dua sisi kali dibangun sheetpile. Pada 2015, ditata lagi dengan membangun jalan inspeksi di era Basuki Tjahaja Purnama.

Saat ini, karena kodisi sudah dangkal, dikhawatirkan air dikali meluap saat musim hujan. Pada Februari 2017 lalu, Kali Mookevart sempat meluap, namun saat itu banjir tidak terlalu tinggi. "Kalau sudah meluap itu bau, bikin penyakit. Itu kali sudah dangkal," kata Ali (41), warga Pesakih, Kalideres.

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat Edy Mulyanto mengatakan, dangkalnya kali karena lumpur itu menyulitkan petugas UPK Badan Air membersihkan kali. "Memang berdampak sama teman-teman petugas (UPK) Badan Air. Kan enggak dikeruk masih ada rawa-rawa. Sampah kalau diangkut kan nyangkut ke sisa gulma air. Kalau nyangkut susah," kata Edy

Belum lagi, lanjut Edy, limbah industri yang berdiri di sepanjang Jalan Daan Mogot ikut mencemari Kali Mookevart. Ia menyebut ada beberapa pabrik yang sudah diberikan sanksi administrasi lantaran melanggar pengelolaan limbah.

Sebagian sudah diperiksa, ada juga berdampak air yang warnanya sudah berubah kepekatan. Hasilnya kemarin sudah ada yang diberi sanksi administrasi sebagian. Jumlah pastinya saya lupa. Nanti saya kasih datanya," kata Edy

Wali Kota Jakarta Barat, Rustam Efendi mengatakan, telah melakukan pengecekan dan mendapati kali telah mendangkal, bahkan dari permukaan beberapa kali terlihat ada lumpur. Rustam yang cukup kesal dengan kejadian ini mengaku telah berkoordinasi dan melayangkan surat kepada Dinas Sumber Daya Air. Dalam surat itu Rustam meminta pengerukan segera dilakukan.

“Saya akan panggil Sudin Sumber Daya Air, saya akan minta mereka membantu pengerukan,” kata Rustam yang mengaku dirinya akan bergerak cepat sebelum musim hujan datang.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI, Isnawa Adji mengakui ada beberapa eskavator milik UPK Badan Air yang rusak. Tahun ini, kata Isnawa, sudah dianggarkan untuk perbaikan alat.

"Tahun ini sudah dianggarkan untuk perbaikan. Untuk jumlah yang rusak berapa saya enggak pegang datanya. Nanti dikirim," ucap Isnawa.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8397 seconds (0.1#10.140)