Pemkot Jakbar Bangun Kolakan di Pesakih, Warga: Pikirkan juga Pembuangan Airnya

Minggu, 04 Oktober 2020 - 22:25 WIB
loading...
Pemkot Jakbar Bangun...
Lokasi rencana kolam kolakan di kawasan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat. Foto: SINDOnews/Yan Yusuf
A A A
JAKARTA - Untuk mengatasi permasalahan banjir di kawasan Semanan, Kalideres, Pemkot Jakarta Barat berencana membangun kolam kolakan di atas lahan seluas 3.500 meter dengan kedalaman tiga meter. Pemkot Jakbar yakin dengan cara ini masalah banjir dapat terselesaikan.

Namaun, saat SINDOnews menyambangi kawasan itu, tampak saluran pembuang air kolakan belum tersedia. Padahal, saat hujan deras melanda Jakarta awal tahun lalu, kawasan itu terendam hampir 3 meter, dan membuat ribuan warga di tiga RW mengungsi.

“Semalam rapat dengan pengurus RW, pada dasarnya kita tak menolak, tapi pikirkan juga pembungan airnya,” ujar Ishaq, warga sekitar, Minggu (4/10/2020). (Baca juga: Pemkot Jakbar Susun Rencana Atasi Banjir di Tiga Lokasi Rawan Ini)

Pantauan di lokasi, kolakan yang lokasinya tepat di sisi Barat Rusun Pesakih itu hanya sisa kolam pemancingan. Sementara saluran airnya tidak terlihat, hanya ada saluran darurat, itu pun belum permanen dan hanya terbuat dari gumpalan tanah dengan lebar kurang dari 50 sentimeter.

Sementara beratus meter di Utara, terdapat Kali Mookevart dan di Selatan terdapat Kali Angke. Meski terdapat dua kali, namun tak satupun saluran air yang terhubung di keduanya.

Satu-satunya saluran air yang ada, yakni saluran penghubung selebar 3 meter menuju Kali Mookevart di Jalan Daan Mogot. Sayangnya saluran penghubung yang terbangun sejak 2015 belum rampung dibangun. “Dari 250 meter yang rencananya dibangun, baru 50 meter saja,” katanya.

Imbasnya, air dibuang ke kawasan tanah kosong yang kini ditempati bangunan liar. Karena itu, Ishaq berharap saat kolakan ini dibuat, pembangunan harus meliputi saluran air berbeton. Dengan demikian, air menjadi lebih mudah diatur sehingga tak menimbulkan banjir.

“Kalau perlu kolakanya juga dibuat beton. Jangan cuman hanya tanah saja. Soalnya konturnya kan tanah sawah yang lembek,” tuturnya. (Baca juga: Antisipasi Banjir, Pemkot Jakut Akan Maksimalkan Fungsi Saluran Air)

Masalah di Semanan diakui oleh Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto karena kurangnya resapan air di sana. Karena itu, dia meminta membangun kolakan untuk menampung sekaligus menjadi cadangan air.

Warga juga mengakui selain karena belum adanya kolakan, kondisi mesin pompa yang menyedot air dari saluran penghubung ke Kali Mookevart telah menua. Pompa berkapasitas 500 liter per detik yang dibangun tahun 2007 itu kini tak lagi menyedot air secara maksimal.

Meski dibantu pompa mobile berkapasitas 100 liter per detinya, namun hal itu tak banyak membantu. “Mungkin karena umur, jadi daya sedotnya lemah,” tutup Ishaq.
(thm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1381 seconds (0.1#10.140)