Terminal Pulogebang Belum Optimal, PO Bus AKAP Minta Kembali ke Terminal Semula
A
A
A
JAKARTA - Operasional Terminal Pulogebang, Jakarta Timur yang diresmikan sejak tahun lalu belum mengalami peningkatan. Sejumlah Perusahaan Otobus (PO) Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Jawa Tengah dan Jawa Timur meminta dikembalikan ke terminal semula.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan mengatakan, sejak dipindahkan ke Terminal Pulogebang pada Juni 2016 lalu, kondisi bus AKAP jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami penurunan penumpang. Untuk itu, para pengusaha bus AKAP meminta Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno mengembalikan mereka ke terminal semula.
"Banyak komplain dari penumpang karena merasa akses ke Pulogebang jauh dan harus berkali-kali menggunakan angkutan untuk ke sana. Khususnya wilayah Jakarta Selatan dan Barat," kata Shafruhan saat dihubungi Senin, 18 Desember 2017 kemarin.
Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Terminal Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Faisol menilai keinginan PO AKAP Jawa Tengah dan Jawa Timur kembali ke terminal dalam kota lainnya sulit diwujudkan. Menurutnya, itu hanyalah keinginan segelintir orang yang merasa dirugikan dengan pemindahan bus AKAP.
Faisol menegaskan, hingga kini terminal dalam kota seperti Rawamangun, Rambutan, dan Kalideres masih diperbolehkan menjual tiket. Bahkan, untuk perjalanan ke Sumatera dan Jawa Barat masih ada di Kampung Rambutan dan Kalideres.
"Kondisinya normal-normal saja kok sebelum dan sesudah bus AKAP Jawa Tengah dan Jawa Barat dipindahkan ke Pulogebang pada pertengahan 2016 lalu," ungkapnya.
Sementara itu, pengamat transportasi Unika Soegijapranata, Joko Triyono mengatakan, Terminal Pulogebang merupakan terminal yang direncanakan sejak lama sebagai tempat pemberangkatan dan kedatangan bus AKAP. Sehingga, ke depan tidak ada lagi terminal dalam kota yang digunakan sebagai tempat bus AKAP.
"Kalau kembali ke terminal terdahulu malah kemunduran. Segera selesaikan Tapi angkutan umum yang memudahkan masyarakat menuju ke sana," ucapnya.
Ketua Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan mengatakan, sejak dipindahkan ke Terminal Pulogebang pada Juni 2016 lalu, kondisi bus AKAP jurusan Jawa Tengah dan Jawa Timur mengalami penurunan penumpang. Untuk itu, para pengusaha bus AKAP meminta Gubernur DKI Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno mengembalikan mereka ke terminal semula.
"Banyak komplain dari penumpang karena merasa akses ke Pulogebang jauh dan harus berkali-kali menggunakan angkutan untuk ke sana. Khususnya wilayah Jakarta Selatan dan Barat," kata Shafruhan saat dihubungi Senin, 18 Desember 2017 kemarin.
Kepala Unit Pengelola Teknis (UPT) Terminal Angkutan Jalan Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Faisol menilai keinginan PO AKAP Jawa Tengah dan Jawa Timur kembali ke terminal dalam kota lainnya sulit diwujudkan. Menurutnya, itu hanyalah keinginan segelintir orang yang merasa dirugikan dengan pemindahan bus AKAP.
Faisol menegaskan, hingga kini terminal dalam kota seperti Rawamangun, Rambutan, dan Kalideres masih diperbolehkan menjual tiket. Bahkan, untuk perjalanan ke Sumatera dan Jawa Barat masih ada di Kampung Rambutan dan Kalideres.
"Kondisinya normal-normal saja kok sebelum dan sesudah bus AKAP Jawa Tengah dan Jawa Barat dipindahkan ke Pulogebang pada pertengahan 2016 lalu," ungkapnya.
Sementara itu, pengamat transportasi Unika Soegijapranata, Joko Triyono mengatakan, Terminal Pulogebang merupakan terminal yang direncanakan sejak lama sebagai tempat pemberangkatan dan kedatangan bus AKAP. Sehingga, ke depan tidak ada lagi terminal dalam kota yang digunakan sebagai tempat bus AKAP.
"Kalau kembali ke terminal terdahulu malah kemunduran. Segera selesaikan Tapi angkutan umum yang memudahkan masyarakat menuju ke sana," ucapnya.
(whb)