Gelar Rembug, Nelayan Kamal Dukung Pembangunan Reklamasi
A
A
A
JAKARTA - Kelanjutan pembangunan reklamasi di Pantai Utara Jakarta terus menuai pro dan kontra. Ratusan warga kampung nelayan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara mendukung kelanjutan pembangunan Pulau C dan D reklamasi Teluk Jakarta.
Dukungan ini dengan catatan, bila pemerintah maupun pengembang memperhatikan nasib mereka dan tidak menghambat aktivitas warga yang mayoritas merupakan nelayan.”Kami jangan diisolasi dan dilarang untuk menangkap ikan, karena itu sebagai mata pencaharian kami,” ungkap salah satu nelayan, Yatno saat menyampaikan aspirasinya dalam forum jaring aspirasi warga sekitar Pulau C dan Pulau D di GOR Kamal Muara, Penjaringan, Kamis, 30 November 2017 kemarin.
Sikap senada dikatakan tokoh masyarakat RT 06/04 Abdul Hamid. Dia mengatakan, ada sebanyak 800 rumah dan 700 kepala keluarga turut mendukung program itu. ”Jadi begini saya atas nama warga mewakili kan sudah mengorbankan bagang (tempat penampung ikan) demi untuk pembangunan itu," katanya.
Karena itu, pembangunan nantinya harus mementingkan kemaslahatan warga terpenuhi. Sementara itu, Ketua Forum Rembug Jakarta Muhamad Syukur mengatakan, diadakan forum aspirasi sebagai wadah untuk menampung berbagai macam keluhan dari warga disekitar Pulau C dan D.
"Ternyata dari berbagai aspirasi yang disampaikan oleh warga tidak ada yang menyatakan keberatan. Kalau mau dijalankan silahkan aja itukan pemerintah yang punya hak dan pengembangan silakan saja,” ujarnya.
Setelah mendengarkan aspirasi dari warga, Syukur meminta kepada pemerintah agar aspirasi mereka dapat diberikan solusinya. Sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik dan tanpa hambatan.
”Akibat dari reklamasi berdampak pada penurun pendapatan dan ini pemberdayan ekonominya bagaimana, ada yang mengeluh air bersih dan kedangkalan. Selama ini tidak ada penyelesaian, Kita berharap ada solusi agar permasalahan ini. Pemerintah dan pengembang harus memikirkan ini, biar ada penyelesaian,” ucap Syukur.
Dukungan ini dengan catatan, bila pemerintah maupun pengembang memperhatikan nasib mereka dan tidak menghambat aktivitas warga yang mayoritas merupakan nelayan.”Kami jangan diisolasi dan dilarang untuk menangkap ikan, karena itu sebagai mata pencaharian kami,” ungkap salah satu nelayan, Yatno saat menyampaikan aspirasinya dalam forum jaring aspirasi warga sekitar Pulau C dan Pulau D di GOR Kamal Muara, Penjaringan, Kamis, 30 November 2017 kemarin.
Sikap senada dikatakan tokoh masyarakat RT 06/04 Abdul Hamid. Dia mengatakan, ada sebanyak 800 rumah dan 700 kepala keluarga turut mendukung program itu. ”Jadi begini saya atas nama warga mewakili kan sudah mengorbankan bagang (tempat penampung ikan) demi untuk pembangunan itu," katanya.
Karena itu, pembangunan nantinya harus mementingkan kemaslahatan warga terpenuhi. Sementara itu, Ketua Forum Rembug Jakarta Muhamad Syukur mengatakan, diadakan forum aspirasi sebagai wadah untuk menampung berbagai macam keluhan dari warga disekitar Pulau C dan D.
"Ternyata dari berbagai aspirasi yang disampaikan oleh warga tidak ada yang menyatakan keberatan. Kalau mau dijalankan silahkan aja itukan pemerintah yang punya hak dan pengembangan silakan saja,” ujarnya.
Setelah mendengarkan aspirasi dari warga, Syukur meminta kepada pemerintah agar aspirasi mereka dapat diberikan solusinya. Sehingga kegiatan ekonomi dapat berjalan dengan baik dan tanpa hambatan.
”Akibat dari reklamasi berdampak pada penurun pendapatan dan ini pemberdayan ekonominya bagaimana, ada yang mengeluh air bersih dan kedangkalan. Selama ini tidak ada penyelesaian, Kita berharap ada solusi agar permasalahan ini. Pemerintah dan pengembang harus memikirkan ini, biar ada penyelesaian,” ucap Syukur.
(whb)