Commuter Line Tabrakan, PT KCJ Rugi Rp20 M
A
A
A
JAKARTA - Akibat tabrakan yang terjadi antara kereta commuter line di Stasiun Juanda, Jakpus kemarin, PT KCJ mengaku alami kerugian hingga Rp20 miliar.
Dirut PT KCJ Mohammad Nurul Fadhila mengklaim, kerugian akibat tabrakan KRL mencapai Rp20 miliar. Nilai tersebut dari hitung-hitungan harga gerbong KRL yang mengalami kerusakan.
Pada kecelakaan tersebut, kata Fadhil, sebanyak dua puluh gerbong kereta dipastikan tak bisa lagi digunakan. "Satu gerbong harganya Rp1 miliar. Jadi kalau 20 gerbong ya Rp20 miliar," ujarnya di Stasiun Manggarai, Kamis (24/9/2015).
Mengenai gerbong kereta tabrakan tersebut, Nurul mengatakan kemungkinan tidak akan digunakan lagi. "Tidak ada rencana untuk diperbaiki, kalau sudah rusak yang kita pinggirin langsung," terangnya.
Terkait dugaan sementara yang menyatakan salah satu rangkaian kereta dikemudikan oleh asisten masinis, Fadhil belum bisa mengonfirmasi. Ia masih menunggu hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Enggak kita enggak memastikan asisten masinis. Kita hanya bicara soal asisten masinis. Tunggu KNKT-nya, jangan mendahului," lanjut dia.
Kendati demikian, menurut Fadhil asisten masinis dianggap mumpuni untuk mengemudikan KRL, meski tanggungjawab keseluruhan perjalanan ada pada masinis.
Berdasarkan peraturan yang berlaku, ujar dia, asisten masinis yang disebut masinis pratama, telah melalui uji kelayakan dalam beberapa tahap dan hanya tinggal meningkatkan jam terbang untuk menjadi masinis.
"Tapi kan untuk sampai ke sana (asisten masinis) dia harus menjalani uji layak, uji jalan dan sebagainya. Menghafal dampak, Menghapal tanda-tanda, rambu di antara peta stasiun itu," ujar paparnya.
PILIHAN:
Commuter Line Tabrakan di Stasiun Juanda, 1 Orang Terjepit
Commuter Line yang Tabrakan Tujuan Jakarta - Bogor
Dirut PT KCJ Mohammad Nurul Fadhila mengklaim, kerugian akibat tabrakan KRL mencapai Rp20 miliar. Nilai tersebut dari hitung-hitungan harga gerbong KRL yang mengalami kerusakan.
Pada kecelakaan tersebut, kata Fadhil, sebanyak dua puluh gerbong kereta dipastikan tak bisa lagi digunakan. "Satu gerbong harganya Rp1 miliar. Jadi kalau 20 gerbong ya Rp20 miliar," ujarnya di Stasiun Manggarai, Kamis (24/9/2015).
Mengenai gerbong kereta tabrakan tersebut, Nurul mengatakan kemungkinan tidak akan digunakan lagi. "Tidak ada rencana untuk diperbaiki, kalau sudah rusak yang kita pinggirin langsung," terangnya.
Terkait dugaan sementara yang menyatakan salah satu rangkaian kereta dikemudikan oleh asisten masinis, Fadhil belum bisa mengonfirmasi. Ia masih menunggu hasil penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Enggak kita enggak memastikan asisten masinis. Kita hanya bicara soal asisten masinis. Tunggu KNKT-nya, jangan mendahului," lanjut dia.
Kendati demikian, menurut Fadhil asisten masinis dianggap mumpuni untuk mengemudikan KRL, meski tanggungjawab keseluruhan perjalanan ada pada masinis.
Berdasarkan peraturan yang berlaku, ujar dia, asisten masinis yang disebut masinis pratama, telah melalui uji kelayakan dalam beberapa tahap dan hanya tinggal meningkatkan jam terbang untuk menjadi masinis.
"Tapi kan untuk sampai ke sana (asisten masinis) dia harus menjalani uji layak, uji jalan dan sebagainya. Menghafal dampak, Menghapal tanda-tanda, rambu di antara peta stasiun itu," ujar paparnya.
PILIHAN:
Commuter Line Tabrakan di Stasiun Juanda, 1 Orang Terjepit
Commuter Line yang Tabrakan Tujuan Jakarta - Bogor
(ysw)