Deretan Kapolda Metro Jaya di Era Presiden Jokowi, Nomor 1 dan 4 Jadi Kapolri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya merupakan pelaksana tugas Polri yang menaungi wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sejak dibentuk pada 6 Desember 1949, sudah ada 39 perwira tinggi yang memimpin Polda Metro Jaya.
Polda Metro Jaya dipimpin oleh perwira tinggi Polri berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen). Menjadi Kapolda Metro Jaya bukan lah tugas yang mudah, karena Jakarta merupakan Ibu Kota Negara di mana pusat pemerintahan dan ekonomi berada di kota ini.
Di era kepempimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni, pada 2014-2019 dan 2019-2024 (berjalan saat ini) sudah ada tujuh perwira tinggi terbaik kepolisian yang dipercaya mengemban amanah sebagai Kapolda Metro Jaya.
Berikut daftar Kapolda Metro Jaya di era kepemimpinan Presiden Jokowi;
1. Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian
Muhammad Tito Karnavian saat ini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia sejak 23 Oktober 2019 dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Sebagai seorang perwira tinggi polisi, ia pernah menjabat sebagai Kapolri sejak 13 Juli 2016 sampai 22 Oktober 2019.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya sejak 12 Juni 2015 sampai 16 Maret 2016 di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Tito Karnavian merupakan lulusan AKABRI 1987 yang melanjutkan pendidikannya untuk meraih gelar MA di Universitas Exeter, Inggris bidang Police Studies pada 1993. Tito Karnavian menamatkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta pada 1996 mengambil bidang Police Studies.
Ia juga meraih gelar Ph.D dengan mengambil jurusan Strategic Studies with Interest on Terrorism and Islamic Radicalization Nanyang Technological University, Singapura pada 2013 lalu.
2. Komjen Pol (Purn) Moechgiyarto
Moechgiyarto merupakan Kapolda Metro Jaya pada 14 Maret 2016 sampai 23 September 2016. Lulusan Akademi Kepolisian 1986 ini berpengalaman dalam bidang reserse.
Moechgiyarto selalu tercatat meraih peringkat satu di setiap pendidikan Polri baik PTIK, Sespim, hingga Sespati dan peraih Adhi Makayasa.
Dia pernah menjadi kapolda di tiga wilayah yakni Kapolda NTB (2013), Kapolda Jabar (2015), dan Kapolda Metro Jaya (2016). Jabatan lain yang pernah ia jalani yakni Kadivkum Polri (2014), Kalemdikpol (2016), Kalemdiklat Polri (2017), serta Kabaharkam (2017).
Dalam menjalani pekerjaannya, ia pernah menjalani penugasan ke luar negeri di Malaysia (1996), Singapura, dan Hongkong (2015). Moechgiyarto pernah menangani kasus polisi yang membunuh istrinya pada 2016. Moechgiyarto yang saat itu menjabat Kapolda Metro Jaya bertindak tegas terhadap pelaku.
3. Komjen Pol (Purn) Mochamad Iriawan
Mochamad Irawan atau yang akrab disapa Iwan Bule merupakan lulusan Akademi Kepolisian pada 1984 dan menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada 16 September 2016.
Sebelumnya, Iriawan pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Kasus terkenal yang pernah ditanganinya saat ia masih menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, yaitu pembunuhan kontroversial Nasrudin Zulkarnaen oleh tersangka Ketua KPK Antasari Azhar pada 2008 lalu.
Jabatan yang ia emban sampai saat ini sejak 2 November 2019 adalah Ketua Umum PSSI.
4. Jenderal Polisi (Purn) Idham Azis
Idham Azis merupakan lulusan Akademi Polisi A pada 1988. Pendidikan lain yang pernah ia jalani adalah PTIK (1995), SESPIM (2002), dan SESPIMTI (2011). Ia berhasil mendapat banyak medali emas di bidang matematika dan sains dari berbagai prestasi akademiknya itu.
Idham Azis memulai kariernya menjadi Tim Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) dan Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso pada tahun 2005 yang saat itu mendampingi Tito Karnavian.
Idham Azis diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya pada 20 Juli 2017 sampai 22 Januari 2019. Berkat riwayat kariernya, Idham ditunjuk menjadi Kepala Bareskrim (2019). Terakhir, Idham secara resmi diangkat menjadi Jenderal Polisi dan dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kapolri pada November 2019.
5. Komjen Pol Gatot Eddy Pramono
Gatot Eddy dipromosikan sebagai Kapolda Metro Jaya pada 22 Januari 2019 setelah Kapolri Jenderal Tito Karnavian merotasi sejumlah jabatan di internal Polri. Gatot Eddy merupakan lulusan Akademi Kepolisian pada 1988 dan dikenal sebagai prajurit Korps Bhayangkara yang berpengalaman di bidang reserse.
Pendidikan lainnya yang telah ia jalani meliputi PTIK (1996), SESPIM (2002), dan SESPIMTI (2012). Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Indonesia pada 1999, kemudian melanjutkan pendidikan doktor di Universitas Indonesia dengan jurusan Ilmu Kriminologi pada 2015.
Jabatan terakhir yang ia jalankan saat ini adalah sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menjabat sejak 7 Januari 2020 dan dipilih langsung oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Idham Azis.
6. Irjen Pol Nana Sudjana
Nana Sudjana merupakan pria kelahiran 26 Maret 1965 dan alumni Akademi Polisi pada 1988 serta mempunyai pengalaman di bidang intelijen. Nana ditunjuk sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2019. Nana Sudjana dianggap mumpuni menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Jakarta saat ia menjabat Kapolda Metro Jaya pada 2019.
Bahkan, Nana juga dianggap tidak asing untuk menjadi Kapolda Metro Jaya lantaran Nana sudah berpengalaman dalam menjaga keamanan Ibu Kota Jakarta.
Dalam riwayat kariernya di kepolisian, Nana sempat menjadi kapolda di beberapa wilayah yakni Kapolda Nusa Tenggara Barat (2019), Kapolda Sulawesi Utara (2021), dan saat ini menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Selatan (2021).
7. Irjen Pol Mohammad Fadil Imran
Fadil Imran merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sekarang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya sejak 16 November 2020 lalu. Sebelum ditugaskan sebagai Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur (2020).
Lulusan Akpol 1991 ini dikenal berpengalaman dalam bidang reserse. Berbagai pendidikan yang telah ia jalani adalah PTIK, SESPIM, dan SESPIMTI (2015).
Kasus besar yang pernah ia tangani selama di kepolisian adalah penangkapan tersangka mutilasi Ryan Jombang (2008), penangkapan tersangka mutilasi Baekuni alias Babe (2010), penangkapan Hercules & John Kei (2013).
Kasus pembajakan Warkop DKI Reborn (2016), menjerat 325 orang tersangka dan 85 perusahaan atas kasus kebakaran hutan seluas 7.264 hektare, membongkar Sindikat Saracen (2017), dan penangkapan Muslim Cyber Army (2018).
Polda Metro Jaya dipimpin oleh perwira tinggi Polri berpangkat Inspektur Jenderal (Irjen). Menjadi Kapolda Metro Jaya bukan lah tugas yang mudah, karena Jakarta merupakan Ibu Kota Negara di mana pusat pemerintahan dan ekonomi berada di kota ini.
Di era kepempimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakni, pada 2014-2019 dan 2019-2024 (berjalan saat ini) sudah ada tujuh perwira tinggi terbaik kepolisian yang dipercaya mengemban amanah sebagai Kapolda Metro Jaya.
Berikut daftar Kapolda Metro Jaya di era kepemimpinan Presiden Jokowi;
1. Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian
Muhammad Tito Karnavian saat ini menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia sejak 23 Oktober 2019 dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Sebagai seorang perwira tinggi polisi, ia pernah menjabat sebagai Kapolri sejak 13 Juli 2016 sampai 22 Oktober 2019.
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya sejak 12 Juni 2015 sampai 16 Maret 2016 di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Tito Karnavian merupakan lulusan AKABRI 1987 yang melanjutkan pendidikannya untuk meraih gelar MA di Universitas Exeter, Inggris bidang Police Studies pada 1993. Tito Karnavian menamatkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian Jakarta pada 1996 mengambil bidang Police Studies.
Ia juga meraih gelar Ph.D dengan mengambil jurusan Strategic Studies with Interest on Terrorism and Islamic Radicalization Nanyang Technological University, Singapura pada 2013 lalu.
2. Komjen Pol (Purn) Moechgiyarto
Moechgiyarto merupakan Kapolda Metro Jaya pada 14 Maret 2016 sampai 23 September 2016. Lulusan Akademi Kepolisian 1986 ini berpengalaman dalam bidang reserse.
Moechgiyarto selalu tercatat meraih peringkat satu di setiap pendidikan Polri baik PTIK, Sespim, hingga Sespati dan peraih Adhi Makayasa.
Dia pernah menjadi kapolda di tiga wilayah yakni Kapolda NTB (2013), Kapolda Jabar (2015), dan Kapolda Metro Jaya (2016). Jabatan lain yang pernah ia jalani yakni Kadivkum Polri (2014), Kalemdikpol (2016), Kalemdiklat Polri (2017), serta Kabaharkam (2017).
Dalam menjalani pekerjaannya, ia pernah menjalani penugasan ke luar negeri di Malaysia (1996), Singapura, dan Hongkong (2015). Moechgiyarto pernah menangani kasus polisi yang membunuh istrinya pada 2016. Moechgiyarto yang saat itu menjabat Kapolda Metro Jaya bertindak tegas terhadap pelaku.
3. Komjen Pol (Purn) Mochamad Iriawan
Mochamad Irawan atau yang akrab disapa Iwan Bule merupakan lulusan Akademi Kepolisian pada 1984 dan menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada 16 September 2016.
Sebelumnya, Iriawan pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Kasus terkenal yang pernah ditanganinya saat ia masih menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, yaitu pembunuhan kontroversial Nasrudin Zulkarnaen oleh tersangka Ketua KPK Antasari Azhar pada 2008 lalu.
Jabatan yang ia emban sampai saat ini sejak 2 November 2019 adalah Ketua Umum PSSI.
4. Jenderal Polisi (Purn) Idham Azis
Idham Azis merupakan lulusan Akademi Polisi A pada 1988. Pendidikan lain yang pernah ia jalani adalah PTIK (1995), SESPIM (2002), dan SESPIMTI (2011). Ia berhasil mendapat banyak medali emas di bidang matematika dan sains dari berbagai prestasi akademiknya itu.
Idham Azis memulai kariernya menjadi Tim Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) dan Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso pada tahun 2005 yang saat itu mendampingi Tito Karnavian.
Idham Azis diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya pada 20 Juli 2017 sampai 22 Januari 2019. Berkat riwayat kariernya, Idham ditunjuk menjadi Kepala Bareskrim (2019). Terakhir, Idham secara resmi diangkat menjadi Jenderal Polisi dan dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kapolri pada November 2019.
5. Komjen Pol Gatot Eddy Pramono
Gatot Eddy dipromosikan sebagai Kapolda Metro Jaya pada 22 Januari 2019 setelah Kapolri Jenderal Tito Karnavian merotasi sejumlah jabatan di internal Polri. Gatot Eddy merupakan lulusan Akademi Kepolisian pada 1988 dan dikenal sebagai prajurit Korps Bhayangkara yang berpengalaman di bidang reserse.
Pendidikan lainnya yang telah ia jalani meliputi PTIK (1996), SESPIM (2002), dan SESPIMTI (2012). Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Indonesia pada 1999, kemudian melanjutkan pendidikan doktor di Universitas Indonesia dengan jurusan Ilmu Kriminologi pada 2015.
Jabatan terakhir yang ia jalankan saat ini adalah sebagai Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menjabat sejak 7 Januari 2020 dan dipilih langsung oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Idham Azis.
6. Irjen Pol Nana Sudjana
Nana Sudjana merupakan pria kelahiran 26 Maret 1965 dan alumni Akademi Polisi pada 1988 serta mempunyai pengalaman di bidang intelijen. Nana ditunjuk sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2019. Nana Sudjana dianggap mumpuni menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat Jakarta saat ia menjabat Kapolda Metro Jaya pada 2019.
Bahkan, Nana juga dianggap tidak asing untuk menjadi Kapolda Metro Jaya lantaran Nana sudah berpengalaman dalam menjaga keamanan Ibu Kota Jakarta.
Dalam riwayat kariernya di kepolisian, Nana sempat menjadi kapolda di beberapa wilayah yakni Kapolda Nusa Tenggara Barat (2019), Kapolda Sulawesi Utara (2021), dan saat ini menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Selatan (2021).
7. Irjen Pol Mohammad Fadil Imran
Fadil Imran merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sekarang menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya sejak 16 November 2020 lalu. Sebelum ditugaskan sebagai Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur (2020).
Lulusan Akpol 1991 ini dikenal berpengalaman dalam bidang reserse. Berbagai pendidikan yang telah ia jalani adalah PTIK, SESPIM, dan SESPIMTI (2015).
Kasus besar yang pernah ia tangani selama di kepolisian adalah penangkapan tersangka mutilasi Ryan Jombang (2008), penangkapan tersangka mutilasi Baekuni alias Babe (2010), penangkapan Hercules & John Kei (2013).
Kasus pembajakan Warkop DKI Reborn (2016), menjerat 325 orang tersangka dan 85 perusahaan atas kasus kebakaran hutan seluas 7.264 hektare, membongkar Sindikat Saracen (2017), dan penangkapan Muslim Cyber Army (2018).
(hab)