Belasan Rumah di Muara Angke Rusak Terendam Banjir Rob, Ditinggalkan Begitu Saja Penghuninya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Belasan rumah di RT 02/22 Muara Angke, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara rusak parah akibat sering terendam banjir rob . Akibatnya, penghuni meninggalkan rumahnya begitu saja karena dijual pun tidak laku.
Belasan rumah kosong hanya dipenuhi tumpukan sampah yang mengambang di dalam rumah. Puing-puing juga berserakan.
Mimin, warga setempat menuturkan banyak penghuni atau pemilik rumah yang lebih memilih meninggalkan rumah karena rusak parah terendam air laut.
Baca juga: Banjir Rob Terjang Beberapa Wilayah di Jakarta Utara
"Sering terjadi rob tingginya sepinggang. Rumah saya juga masuk kadang 3-4 hari baru surut. Banyak rumah yang ditinggalkan pemiliknya karena sering kebanjiran dan rusak," ujar Mimin, Senin (7/11/2022).
Dia terpaksa bertahan di Muara Angke karena anaknya sekolah tak jauh dari kediamannya. Untuk mencegah air laut masuk ke rumahnya, dia meninggikan fondasi rumahnya secara berkala.
"Sudah 4 kali ninggiin rumah biar air nggak masuk, belum ada satu tahun sudah ambles lagi karena banjir," ungkapnya.
Urip Sumiyati (57), warga Muara Angke memilih meninggalkan rumah karena selalu menjadi langganan banjir.
Bahkan, rumah tersebut ditinggalkan begitu saja tanpa diperjualbelikan untuk menutupi kerugian yang dialami. "Rumahnya ditinggalin begitu saja. Kalau yang mau beli juga kayaknya ragu-ragu sebab renovasi juga kan mahal, di sini cepat banjir jadi nggak pada mau beli," ujarnya.
Belasan rumah kosong hanya dipenuhi tumpukan sampah yang mengambang di dalam rumah. Puing-puing juga berserakan.
Mimin, warga setempat menuturkan banyak penghuni atau pemilik rumah yang lebih memilih meninggalkan rumah karena rusak parah terendam air laut.
Baca juga: Banjir Rob Terjang Beberapa Wilayah di Jakarta Utara
"Sering terjadi rob tingginya sepinggang. Rumah saya juga masuk kadang 3-4 hari baru surut. Banyak rumah yang ditinggalkan pemiliknya karena sering kebanjiran dan rusak," ujar Mimin, Senin (7/11/2022).
Dia terpaksa bertahan di Muara Angke karena anaknya sekolah tak jauh dari kediamannya. Untuk mencegah air laut masuk ke rumahnya, dia meninggikan fondasi rumahnya secara berkala.
"Sudah 4 kali ninggiin rumah biar air nggak masuk, belum ada satu tahun sudah ambles lagi karena banjir," ungkapnya.
Urip Sumiyati (57), warga Muara Angke memilih meninggalkan rumah karena selalu menjadi langganan banjir.
Bahkan, rumah tersebut ditinggalkan begitu saja tanpa diperjualbelikan untuk menutupi kerugian yang dialami. "Rumahnya ditinggalin begitu saja. Kalau yang mau beli juga kayaknya ragu-ragu sebab renovasi juga kan mahal, di sini cepat banjir jadi nggak pada mau beli," ujarnya.
(jon)