Upaya Komunitas Menuju Warisan Budaya Tak Benda UNESCO
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak 500 komunitas untuk bersama- sama membuat Parade Budaya di Car Free Day (CFD) mulai dari Sarinah-Bundaran HI-Sarinah Jakarta Pusat, Minggu (6/11/2022). Acara tersebut memecahkan rekor MURI dengan kriteria komunitas terbanyak yaitu 500 komunitas yang ikut Parade Budaya.
Kegiatan Parade Budaya juga merupakan simbol kolaborasi antara pemerintah dengan civil society dan komunitas yang mampu mengokohkan jati diri ke-Indonesiaan. Penguatan identitas budaya nasional bangsa Indonesia melalui parade tersebut ditunjukkan melalui kehadiran para peserta yang mengenakan baju adat nasional dan kebaya.
Dari semua yang hadir terdapat komunitas Barisan Berkebaya yang pada Hari Kemerdekaan RI berkebaya berbaris di Cawan Monas dan mengikuti Kirab bendera pusaka. Mereka ikut dalam barisan ini menyuarakan kebaya adalah identitas perempuan Indonesia, kebaya adalah milik Indonesia.
Baca juga: Lestarikan Budaya Berkebaya, Ratusan Perempuan Semarang Ikuti Parade Kebaya Nasional
“Perempuan dalam balutan kebaya itu menunjukkan identitas bangsanya berbudaya. Barisan berkebaya Pertiwi Indonesia merasa bertanggung jawab untuk menghidupkan kembali budaya luhur berkebaya untuk memperkuat jati diri sebagai perempuan Indonesia. Karena itu pula kita berupaya untuk sesering mungkin memakai kain-kebaya sehari-hari sebagai bagian dari upaya safeguarding,” ujar Miranti Serad, Ketua Pertiwi Indonesia dan Anggota Timnas Hari Kebaya Nasional.
Menurut Emi Wiranto, Founder Sekar Ayu Jiwanta, dengan berbudaya berkebaya membangkitkan empowerment kebaya, menggerakkan dan menghidupkan lini ekonomi UMKM seperti penjahit, kain, pembatik, penenun, pembuat aksesoris dan lain-lain.
"Memperkenalkan dan menurunkan warisan budaya ini kepada anak cucu kita untuk terus melestarikan. Dengan menggunakan berbudaya berkebaya di kegiatan sehari-hari, bekerja, berolah raga dan berkegiatan sosial lainnya. Bangga berkebaya sebagai simbol perempuan Indonesia," kata Ibu Putri Kus Wisnu Wardani, Anggota Dewan Pertimbangan Nasional yang mengangkat bendera start pagi ini.
Kegiatan Parade Budaya juga merupakan simbol kolaborasi antara pemerintah dengan civil society dan komunitas yang mampu mengokohkan jati diri ke-Indonesiaan. Penguatan identitas budaya nasional bangsa Indonesia melalui parade tersebut ditunjukkan melalui kehadiran para peserta yang mengenakan baju adat nasional dan kebaya.
Dari semua yang hadir terdapat komunitas Barisan Berkebaya yang pada Hari Kemerdekaan RI berkebaya berbaris di Cawan Monas dan mengikuti Kirab bendera pusaka. Mereka ikut dalam barisan ini menyuarakan kebaya adalah identitas perempuan Indonesia, kebaya adalah milik Indonesia.
Baca juga: Lestarikan Budaya Berkebaya, Ratusan Perempuan Semarang Ikuti Parade Kebaya Nasional
“Perempuan dalam balutan kebaya itu menunjukkan identitas bangsanya berbudaya. Barisan berkebaya Pertiwi Indonesia merasa bertanggung jawab untuk menghidupkan kembali budaya luhur berkebaya untuk memperkuat jati diri sebagai perempuan Indonesia. Karena itu pula kita berupaya untuk sesering mungkin memakai kain-kebaya sehari-hari sebagai bagian dari upaya safeguarding,” ujar Miranti Serad, Ketua Pertiwi Indonesia dan Anggota Timnas Hari Kebaya Nasional.
Menurut Emi Wiranto, Founder Sekar Ayu Jiwanta, dengan berbudaya berkebaya membangkitkan empowerment kebaya, menggerakkan dan menghidupkan lini ekonomi UMKM seperti penjahit, kain, pembatik, penenun, pembuat aksesoris dan lain-lain.
"Memperkenalkan dan menurunkan warisan budaya ini kepada anak cucu kita untuk terus melestarikan. Dengan menggunakan berbudaya berkebaya di kegiatan sehari-hari, bekerja, berolah raga dan berkegiatan sosial lainnya. Bangga berkebaya sebagai simbol perempuan Indonesia," kata Ibu Putri Kus Wisnu Wardani, Anggota Dewan Pertimbangan Nasional yang mengangkat bendera start pagi ini.
(jon)