Cerita Pilu Orang Tua Pasien Gagal Ginjal Akut di RSCM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hati Dwy Septiana (23), tampak begitu pilu ketika anaknya AP (2,3) tahun dirawat karena gagal ginjal akut di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ( RSCM ), Jakarta Pusat. Ditambah, kondisi anaknya yang kian lemas usai diberi Paracetamol .
Kini AP dirawat di RSCM akibat mengalami gagal ginjal yang diduga disebabkan oleh obat sirup Paracetamol. Awal kejadian ini saat anak ketiganya mengalami demam tinggi.
Saat itu, AP tengah demam tinggi dan perlu berobat. Namun, Dwy memilih membeli obat sirup Paracetamol terlebih dahulu di apotek.
"Ya sudah saya kasih obat Paracetamol sirup awalnya. Terus yang kedua saya ke dokter, dikasih obat juga. Dikasih obat dokter lah," ujar Dwy saat ditemui di Basement 1 RSCM, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022).
Namun, cara yang dilakukan Dwy justru berujung petaka. Sebab, bukannya berangsur pulih anaknya justru mengalami gejala-gejala lain.
"Sudah gitu lama-kelamaan saya curiganya anak saya kenapa lemes badannya. Kayak enggak punya tulang. Duduk saja dia enggak mau, bicara saja dia susah," tuturnya.
Meski di rumah awalnya tidak terlalu parah. Namun, Dwy khawatir dengan kondisi anaknya itu hingga akhirnya dibawa ke RSCM.
"Di rumah enggak terlalu parah tapi pas masuk rumah sakit, sudah ditangani dia sudah mulai berasa. Jadi kayak sudah mulai ngelantur," sambungnya.
Padahal, kata Dwy, kondisi anaknya justru sehat dan sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Namun, justru berubah setelah lambat laun dirinya memberikan sirup Paracetamol dan obat-obatan lain.
"Jadi gara-gara demam tadi saya kasih obat-obatan bukan Paracetamol saja saya kasih vidcol sebelum berobat itu, semua sirup," tuturnya.
Dwy menambahkan, meski informasi kerap hilir mudik di jagat maya terkait penderita gagal ginjal akut yang tidak bisa buang air kecil. Namun kondisi AP, kata dia, tidak demikian. Yang dia sedih, yakni anaknya itu perlu makan dan minum menggunakan alat bantu rumah sakit.
"Kemarin makan minum pakai selang kan. Masukin susu pakai selang, abis itu dari dokter diinfus dari paha. Karena mungkin untuk cuci darah ya insya Allah, hari ini cuci darahnya," ucap Dwy sembari menghela napas.
Sedangkan kondisi terkini anaknya, lanjut Dwy, tengah terbaring lemas di ruang inap. Namun dirinya kerap khawatir karena anaknya kerap mengigau.
"Masih sadar ya kayak orang ngigau gitu kayak mata masih melihat biasa pipis juga masih biasa. Bahasanya sudah mulai enggak jelas. Ngelantur," tandasnya.
Diketahui, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) mencatat ada 49 kasus gangguan ginjal akut pada anak. Dari jumlah tersebut, baru tujuh orang yang dinyatakan sembuh.
"Ada 49 anak gagal ginjal akut, 17 dirawat PICU dan satu yang dirawat UGD dan 11 dirawat dan tujuh sudah dinyatakan sembuh ya," ungkap Direktur Utama RSCM dr Lies. Sp. JP(K), MARS, FIBA.
Dokter Lies mengimbau, agar para orang tua tidak langsung memberikan obat secara sembarangan ketika anak sakit. Apalagi, beberapa obat sirup diketahui mengandung senyawa toxic.
Kini AP dirawat di RSCM akibat mengalami gagal ginjal yang diduga disebabkan oleh obat sirup Paracetamol. Awal kejadian ini saat anak ketiganya mengalami demam tinggi.
Saat itu, AP tengah demam tinggi dan perlu berobat. Namun, Dwy memilih membeli obat sirup Paracetamol terlebih dahulu di apotek.
"Ya sudah saya kasih obat Paracetamol sirup awalnya. Terus yang kedua saya ke dokter, dikasih obat juga. Dikasih obat dokter lah," ujar Dwy saat ditemui di Basement 1 RSCM, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2022).
Namun, cara yang dilakukan Dwy justru berujung petaka. Sebab, bukannya berangsur pulih anaknya justru mengalami gejala-gejala lain.
"Sudah gitu lama-kelamaan saya curiganya anak saya kenapa lemes badannya. Kayak enggak punya tulang. Duduk saja dia enggak mau, bicara saja dia susah," tuturnya.
Meski di rumah awalnya tidak terlalu parah. Namun, Dwy khawatir dengan kondisi anaknya itu hingga akhirnya dibawa ke RSCM.
"Di rumah enggak terlalu parah tapi pas masuk rumah sakit, sudah ditangani dia sudah mulai berasa. Jadi kayak sudah mulai ngelantur," sambungnya.
Padahal, kata Dwy, kondisi anaknya justru sehat dan sama sekali tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya. Namun, justru berubah setelah lambat laun dirinya memberikan sirup Paracetamol dan obat-obatan lain.
"Jadi gara-gara demam tadi saya kasih obat-obatan bukan Paracetamol saja saya kasih vidcol sebelum berobat itu, semua sirup," tuturnya.
Dwy menambahkan, meski informasi kerap hilir mudik di jagat maya terkait penderita gagal ginjal akut yang tidak bisa buang air kecil. Namun kondisi AP, kata dia, tidak demikian. Yang dia sedih, yakni anaknya itu perlu makan dan minum menggunakan alat bantu rumah sakit.
"Kemarin makan minum pakai selang kan. Masukin susu pakai selang, abis itu dari dokter diinfus dari paha. Karena mungkin untuk cuci darah ya insya Allah, hari ini cuci darahnya," ucap Dwy sembari menghela napas.
Sedangkan kondisi terkini anaknya, lanjut Dwy, tengah terbaring lemas di ruang inap. Namun dirinya kerap khawatir karena anaknya kerap mengigau.
"Masih sadar ya kayak orang ngigau gitu kayak mata masih melihat biasa pipis juga masih biasa. Bahasanya sudah mulai enggak jelas. Ngelantur," tandasnya.
Diketahui, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) mencatat ada 49 kasus gangguan ginjal akut pada anak. Dari jumlah tersebut, baru tujuh orang yang dinyatakan sembuh.
"Ada 49 anak gagal ginjal akut, 17 dirawat PICU dan satu yang dirawat UGD dan 11 dirawat dan tujuh sudah dinyatakan sembuh ya," ungkap Direktur Utama RSCM dr Lies. Sp. JP(K), MARS, FIBA.
Dokter Lies mengimbau, agar para orang tua tidak langsung memberikan obat secara sembarangan ketika anak sakit. Apalagi, beberapa obat sirup diketahui mengandung senyawa toxic.
(mhd)