Deretan Kapolda Metro Jaya yang Jago Memberantas Terorisme
loading...
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya pernah dipimpin jenderal yang jago memberantas terorisme. Mereka banyak terlibat dalam perburuan gembong terorisme di Indonesia.
Data riset Litbang SINDOnews, paling tidak terdapat dua jenderal polisi spesialias terorisme yang pernah menjadi Kapolda Metro Jaya. Keduanya adalah Tito Karnavian dan Idham Azis.
Berikut sepak terjang Tito Karnavian dan Idham Azis dalam memberantas terorisme di Tanah Air.
1. Muhammad Tito Karnavian
Tito Karnavian yang saat ini menjabat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pernah menduduki posisi Kapolda Metro Jaya saat berpangkat
Inspektur Jenderal (Irjen). Tito Karnavian menjabat Kapolda Metro Jaya periode 12 Juni 2015 hingga 21 Maret 2016.
Selama kariernya di kepolisian, Tito Karnavian banyak bertugas di bagian reserse. Ia manapak karier mulai di Polsek, Polres, Polda, hingga Polri. Sepak terjangnya dalam menangani aksi terorisme tergolong moncer.
Kiprah Tito Karnavian dalam menangani terorisme dimulai ketika ditugaskan di Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror pada 2004. Tito Karnavian bersama Densus 88 berhasil mengungkap jaringan gembong teroris di Indonesia.
Tito Karnavian berhasil melumpuhkan teroris dr Azhari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 9 November 2005. Dr Azhari ini merupakan teroris dalang Bom Bali.
Tak hanya itu, Tito Karnavian juga berhasil menangkap DPO kasus konflik Poso pada 2007. Dua tahun kemudian Tito berhasil membengkuk pimpinan teroris Noordin M Top pada tahun 2009.
Tito Karnavian memimpin tim khusus membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M Top. Atas pencapaiannya ini, dia mendapat kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal Polisi dan Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Setelah kesuksesannya membongkar gembong teroris, Tito Karnavian dipercaya menjadi Kapolda Papua pada 3 September 2012. Dua tahun kemudian Tito Karnavian ditunjuk sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Pol Unggung Cahyono yang dimutasi ke Asisten Operasi Kapolri.
Menjabat Kapolda Metro Jaya, salah satu kasus terorisme terbesar yang pernah ditangani Tito adalah Bom Sarinah Thamrin pada 2016. Berkat pengalamannya dalam bidang terorisme, situasi dapat dikendalikan dalam waktu kurang dari 5 jam.
Atas kesuksesanya menangani aksi terorise, Tito Karnavian dipromosikan menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen (Pol) Usman Saud Nasution yang memasuki masa pensiun pada Maret 2016. Pangkatnya pun naik dari Irjen menjai Komisaris Jenderal Polisi (Komjen).
Hanya 3 bulan menjabat Kepala BNPT, pada 15 Juni 2016 Presiden Joko Widodo mengirim surat ke DPR perihal penunjukan Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Badrodin Haiti . Tito Karnavian kemudian dilantik menjadi Kapolri pada 13 Juli 2016.
2. Idham Azis
Idham Azis menjabat Kapolda Metro Jaya di masa Kapolri Tito Karnavian. Idham Azis menjabat Kapolda Metro Jaya periode 20 Juli 2017 hingga 22 Januari 2019.
Sebelum menjabat Kapolda Metro Jaya, nama Idham Azis juga cukup dikenal dengan kemampuannya memberantas jaringan teroris. Maklum, Idham Azis merupakan rekan satu tim Tito Karnavian saat bertugas di Densus 88 Antiteror.
Saat penyergapan gembong teroris Dr Azhari di Batu, Jawa Timur, pada tahun 2005, Idham Azis masuk dalam tim penyergap. Idham pernah mendapat penghargaan dari Kapolri Jenderal Sutanto atas prestasinya menangani kasus bom Bali II.
Di Densus 88, Idham pernah dipercaya menjadi Kepala Subdetasemen Investigasi sebelum menjadi Wakil Kepala Datasemen Khusus 88 Antiteror Polri pada tahun 2010.
Tiga tahun kemudian Idham Azis menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri pada 2013. Pada 2014, Idham Azis dipercaya menangani kasus terorisme dan tergabung sebagai anggota dalam Operasi Camar Maleo. Operasi ini dimotori oleh TNI dan Polri untuk menangkap kelompok teroris Santoso.
Puncak kariernya adalah menjabat Kapolri pada November 2019. Semasa menjabat Kapolri, Idham Azis juga berhasil menangkap sejumlah gembong narkoba. Pada tahun 2020 Idham Azis memaparkan keberhasilannya menangkap 228 tersangka teroris.
Dari jumlah itu, 23 tersangka merupaja jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang memilik aktor utama profesor bom Upik Lawanga dan panglima perang JI Zulkarnaen. Menariknya, Idham Azis sudah melakukan perburuan terhadap Upik Lawanga dan Zulkarnaen sejak berpangkat AKBP. Idham Azis memburu Upik Lawanga sejak dari Poso. Sementara Zulkarnaen diburu pasca Bom Bali tahun 2002.
Saat ini Idham Azis sudah pensiun dari kepolisian. Memasuki masa pensiun, Idham Azis memilih banyak berkumpul bersama keluarga sambil melakukan hobinya, yaitu bermain bulu tangkis dan memelihara ikan arwana. Di masa pensiunnya, Idham Azis juga banyak mengisi waktu memancing dan berkebun.
Data riset Litbang SINDOnews, paling tidak terdapat dua jenderal polisi spesialias terorisme yang pernah menjadi Kapolda Metro Jaya. Keduanya adalah Tito Karnavian dan Idham Azis.
Berikut sepak terjang Tito Karnavian dan Idham Azis dalam memberantas terorisme di Tanah Air.
1. Muhammad Tito Karnavian
Tito Karnavian yang saat ini menjabat Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pernah menduduki posisi Kapolda Metro Jaya saat berpangkat
Inspektur Jenderal (Irjen). Tito Karnavian menjabat Kapolda Metro Jaya periode 12 Juni 2015 hingga 21 Maret 2016.
Selama kariernya di kepolisian, Tito Karnavian banyak bertugas di bagian reserse. Ia manapak karier mulai di Polsek, Polres, Polda, hingga Polri. Sepak terjangnya dalam menangani aksi terorisme tergolong moncer.
Kiprah Tito Karnavian dalam menangani terorisme dimulai ketika ditugaskan di Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror pada 2004. Tito Karnavian bersama Densus 88 berhasil mengungkap jaringan gembong teroris di Indonesia.
Tito Karnavian berhasil melumpuhkan teroris dr Azhari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 9 November 2005. Dr Azhari ini merupakan teroris dalang Bom Bali.
Tak hanya itu, Tito Karnavian juga berhasil menangkap DPO kasus konflik Poso pada 2007. Dua tahun kemudian Tito berhasil membengkuk pimpinan teroris Noordin M Top pada tahun 2009.
Tito Karnavian memimpin tim khusus membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin M Top. Atas pencapaiannya ini, dia mendapat kenaikan pangkat menjadi Brigadir Jenderal Polisi dan Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri.
Setelah kesuksesannya membongkar gembong teroris, Tito Karnavian dipercaya menjadi Kapolda Papua pada 3 September 2012. Dua tahun kemudian Tito Karnavian ditunjuk sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen Pol Unggung Cahyono yang dimutasi ke Asisten Operasi Kapolri.
Menjabat Kapolda Metro Jaya, salah satu kasus terorisme terbesar yang pernah ditangani Tito adalah Bom Sarinah Thamrin pada 2016. Berkat pengalamannya dalam bidang terorisme, situasi dapat dikendalikan dalam waktu kurang dari 5 jam.
Atas kesuksesanya menangani aksi terorise, Tito Karnavian dipromosikan menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggantikan Komjen (Pol) Usman Saud Nasution yang memasuki masa pensiun pada Maret 2016. Pangkatnya pun naik dari Irjen menjai Komisaris Jenderal Polisi (Komjen).
Hanya 3 bulan menjabat Kepala BNPT, pada 15 Juni 2016 Presiden Joko Widodo mengirim surat ke DPR perihal penunjukan Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Badrodin Haiti . Tito Karnavian kemudian dilantik menjadi Kapolri pada 13 Juli 2016.
2. Idham Azis
Idham Azis menjabat Kapolda Metro Jaya di masa Kapolri Tito Karnavian. Idham Azis menjabat Kapolda Metro Jaya periode 20 Juli 2017 hingga 22 Januari 2019.
Sebelum menjabat Kapolda Metro Jaya, nama Idham Azis juga cukup dikenal dengan kemampuannya memberantas jaringan teroris. Maklum, Idham Azis merupakan rekan satu tim Tito Karnavian saat bertugas di Densus 88 Antiteror.
Saat penyergapan gembong teroris Dr Azhari di Batu, Jawa Timur, pada tahun 2005, Idham Azis masuk dalam tim penyergap. Idham pernah mendapat penghargaan dari Kapolri Jenderal Sutanto atas prestasinya menangani kasus bom Bali II.
Di Densus 88, Idham pernah dipercaya menjadi Kepala Subdetasemen Investigasi sebelum menjadi Wakil Kepala Datasemen Khusus 88 Antiteror Polri pada tahun 2010.
Tiga tahun kemudian Idham Azis menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri pada 2013. Pada 2014, Idham Azis dipercaya menangani kasus terorisme dan tergabung sebagai anggota dalam Operasi Camar Maleo. Operasi ini dimotori oleh TNI dan Polri untuk menangkap kelompok teroris Santoso.
Puncak kariernya adalah menjabat Kapolri pada November 2019. Semasa menjabat Kapolri, Idham Azis juga berhasil menangkap sejumlah gembong narkoba. Pada tahun 2020 Idham Azis memaparkan keberhasilannya menangkap 228 tersangka teroris.
Dari jumlah itu, 23 tersangka merupaja jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang memilik aktor utama profesor bom Upik Lawanga dan panglima perang JI Zulkarnaen. Menariknya, Idham Azis sudah melakukan perburuan terhadap Upik Lawanga dan Zulkarnaen sejak berpangkat AKBP. Idham Azis memburu Upik Lawanga sejak dari Poso. Sementara Zulkarnaen diburu pasca Bom Bali tahun 2002.
Saat ini Idham Azis sudah pensiun dari kepolisian. Memasuki masa pensiun, Idham Azis memilih banyak berkumpul bersama keluarga sambil melakukan hobinya, yaitu bermain bulu tangkis dan memelihara ikan arwana. Di masa pensiunnya, Idham Azis juga banyak mengisi waktu memancing dan berkebun.
(thm)