Ciut di Kantor Polisi, 6 Pelajar Garang Pelaku Tawuran Berlutut Nangis Memohon Maaf
loading...
A
A
A
BEKASI - Enam pelajar yang begitu garang saat tawuran di Jalan Raya Cikunir, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, tak berkutik di kantor polisi. Mereka berlutut menangis memohon maaf di hadapan orang tuanya, Senin (10/10/2022).
Polres Metro Bekasi Kota hari ini memanggil pihak sekolah dan orang tua dari enam pelajar tersebut. Setelah dilakukan pengarahan, polisi langsung mempersilakan pelajar tersebut untuk meminta maaf langsung kepada orang tuanya.
Di hadapan orang tua, para pelajar akhirnya menangis. Mereka memohon maaf atas aksi tawuran yang dilakukannya sambil memeluk orang tua.
Mereka mengaku menyesal atas perbuatannya. Para pelajar mengaku tindakannya itu hanya untuk mencari jati diri.
“Ingin mencari jadi diri saja, supaya disegani orang-orang,” kata ARH, mewakili keenam pelajar.
Ke depan mereka berjanji berhenti melakukan tawuran agar menjadi murid berprestasi. Mereka pun mengajak pelajar lain untuk tidak meniru aksi tawuran yang mereka lakukan.
“Saya menyesal terkait video viral kemarin. Saya sebagai siswa, stop aksi tawuran. Jadilah siswa yang berprestasi dan menjadi kebanggaan sekolah, serta kebanggaan bangsa Indonesia. Tetap semangat dan stop aksi tawuran,” tukasnya.
Polisi memutuskan tidak melanjutkan kasus tawuran ini ke ranah pidana. Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Hengki mengungkapkan, pihaknya menggunakan pola pembinaan guna mengubah sikap para pelajar.
“Hukum itu kan enggak harus memenjarakan seseorang. Ada langkah-langkah pembinaan terhadap masyarakat. Apalagi ini kan jadikan momen kita, mudah-mudahan aksi tawuran berkurang dan bahkan hilang di Bekasi," kata Kapolres.
Polres Metro Bekasi Kota hari ini memanggil pihak sekolah dan orang tua dari enam pelajar tersebut. Setelah dilakukan pengarahan, polisi langsung mempersilakan pelajar tersebut untuk meminta maaf langsung kepada orang tuanya.
Di hadapan orang tua, para pelajar akhirnya menangis. Mereka memohon maaf atas aksi tawuran yang dilakukannya sambil memeluk orang tua.
Mereka mengaku menyesal atas perbuatannya. Para pelajar mengaku tindakannya itu hanya untuk mencari jati diri.
“Ingin mencari jadi diri saja, supaya disegani orang-orang,” kata ARH, mewakili keenam pelajar.
Ke depan mereka berjanji berhenti melakukan tawuran agar menjadi murid berprestasi. Mereka pun mengajak pelajar lain untuk tidak meniru aksi tawuran yang mereka lakukan.
“Saya menyesal terkait video viral kemarin. Saya sebagai siswa, stop aksi tawuran. Jadilah siswa yang berprestasi dan menjadi kebanggaan sekolah, serta kebanggaan bangsa Indonesia. Tetap semangat dan stop aksi tawuran,” tukasnya.
Polisi memutuskan tidak melanjutkan kasus tawuran ini ke ranah pidana. Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Hengki mengungkapkan, pihaknya menggunakan pola pembinaan guna mengubah sikap para pelajar.
“Hukum itu kan enggak harus memenjarakan seseorang. Ada langkah-langkah pembinaan terhadap masyarakat. Apalagi ini kan jadikan momen kita, mudah-mudahan aksi tawuran berkurang dan bahkan hilang di Bekasi," kata Kapolres.
(thm)