Sebelum Lengser Anies Diminta Sahkan Pergub Udara Bersih
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta mengesahkan Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Strategi Pengendalian Pencemaran Udara sebelum lengser pada 16 Oktober 2022. Pergub ini dianggap mampu meminimalisasi kualitas udara di Jakarta yang kian mengkhawatirkan.
Terlebih sejak Juni 2022 Jakarta menempati peringkat 5 besar kota terpolusi di dunia berdasarkan data IQ Air. Begitu juga di aplikasi pemantau kualitas udara Nafas menunjukkan angka AQI (indikator kualitas udara), terutama PM 2.5 didominasi warna merah, bahkan berwarna ungu yang menandakan udara Jakarta sangat tidak sehat.
Karena itu, Bicara Udara, komunitas yang diinisiasi sekelompok masyarakat merasakan pentingnya menyuarakan kepedulian terhadap kualitas udara di lingkungan tempat mereka beraktivitas.
Baca juga: Anies Baswedan: Pengendalian Kualitas Udara Jakarta Adalah Ikhtiar Bersama
Menurut Community Manager Bicara Udara Novita Natalia, jika Pergub ini tidak segera diteken upaya menurunkan polusi udara akan tertunda selama 2 tahun ke depan. Sebab, hingga tahun 2024 DKI Jakarta akan dipimpin Penjabat (Pj) Gubernur yang tidak bisa mengeluarkan peraturan baru.
“Pemprov DKI sudah punya rencana meningkatkan kualitas udara. Bahkan, dibuatkan draf Pergubnya dan tinggal ditandatangani. Kita perlu mengingatkan gubernur jangan sampai masa jabatan selesai dan lupa teken pergub penting ini,” kata Novita.
Pergub ini dapat menentukan warisan Anies sebagai Gubernur DKI, apakah sebagai pemimpin daerah yang berperan dalam perbaikan kualitas udara dan kesehatan warga Jakarta atau sebagai pemimpin daerah yang hanya menunda masalah ini ke gubernur berikutnya.
“Rencananya, ada 3 strategi dan 75 rencana aksi yang dituangkan dalam Pergub terkait strategi pengendalian pencemaran udara yang saat ini sedang tahap finalisasi. Namun, rencana strategi ini terancam tidak akan berjalan apabila draf Pergub belum juga diteken Anies,” ujarnya.
Dia juga mengajak masyarakat mendukung gerakan Bicara Udara dalam menciptakan udara ibu kota yang lebih segar melalui #KawalUdaraJakarta sehingga semakin banyak orang peduli terhadap kualitas udara bersih di Jakarta.
“Saya yakin kita semua pasti ingin menghirup udara bersih dan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik di Jakarta. Tidak hanya untuk generasi saat ini dan diri sendiri, tapi juga anak-anak kita yang akan tumbuh dan menjadi pemimpin,” ucap Novita.
Terlebih sejak Juni 2022 Jakarta menempati peringkat 5 besar kota terpolusi di dunia berdasarkan data IQ Air. Begitu juga di aplikasi pemantau kualitas udara Nafas menunjukkan angka AQI (indikator kualitas udara), terutama PM 2.5 didominasi warna merah, bahkan berwarna ungu yang menandakan udara Jakarta sangat tidak sehat.
Karena itu, Bicara Udara, komunitas yang diinisiasi sekelompok masyarakat merasakan pentingnya menyuarakan kepedulian terhadap kualitas udara di lingkungan tempat mereka beraktivitas.
Baca juga: Anies Baswedan: Pengendalian Kualitas Udara Jakarta Adalah Ikhtiar Bersama
Menurut Community Manager Bicara Udara Novita Natalia, jika Pergub ini tidak segera diteken upaya menurunkan polusi udara akan tertunda selama 2 tahun ke depan. Sebab, hingga tahun 2024 DKI Jakarta akan dipimpin Penjabat (Pj) Gubernur yang tidak bisa mengeluarkan peraturan baru.
“Pemprov DKI sudah punya rencana meningkatkan kualitas udara. Bahkan, dibuatkan draf Pergubnya dan tinggal ditandatangani. Kita perlu mengingatkan gubernur jangan sampai masa jabatan selesai dan lupa teken pergub penting ini,” kata Novita.
Pergub ini dapat menentukan warisan Anies sebagai Gubernur DKI, apakah sebagai pemimpin daerah yang berperan dalam perbaikan kualitas udara dan kesehatan warga Jakarta atau sebagai pemimpin daerah yang hanya menunda masalah ini ke gubernur berikutnya.
“Rencananya, ada 3 strategi dan 75 rencana aksi yang dituangkan dalam Pergub terkait strategi pengendalian pencemaran udara yang saat ini sedang tahap finalisasi. Namun, rencana strategi ini terancam tidak akan berjalan apabila draf Pergub belum juga diteken Anies,” ujarnya.
Dia juga mengajak masyarakat mendukung gerakan Bicara Udara dalam menciptakan udara ibu kota yang lebih segar melalui #KawalUdaraJakarta sehingga semakin banyak orang peduli terhadap kualitas udara bersih di Jakarta.
“Saya yakin kita semua pasti ingin menghirup udara bersih dan mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik di Jakarta. Tidak hanya untuk generasi saat ini dan diri sendiri, tapi juga anak-anak kita yang akan tumbuh dan menjadi pemimpin,” ucap Novita.
(jon)