Profil Timur Pradopo, Mantan Kapolda Metro Jaya yang Raih Jenderal Bintang 4 Dalam 18 Hari
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jenderal Pol (Purn) Timur Pradopo merupakan mantan Kapolda Metro Jaya yang memiliki karier mentereng. Timur Pradopo hanya empat bulan jadi Kapolda Metro Jaya, lalu mendapatkan promosi jenderal bintang 4 hingga akhirnya jabat Kapolri.
Timur Pradopo tergolong memiliki rekam jejak karier yang cukup unik. Ia menerima kenaikan pangkat yang cukup kilat. Bahkan lulusan Akpol 1978 ini mampu menempati tiga jabatan dengan waktu berdekatan, yaitu sebagai Kapolda Metro Jaya, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri, dan Kapolri.
Dalam waktu 18 hari Timur Pradopo berhasil naik dua tingkat dan dua bintang. Timur Pradopo naik pangkat dari Irjen menjadi Komjen pada 4 Oktober 2010. Lalu jenderal bintang empat pada 22 Oktober 2010.
Timur Pradopo menjabat Kapolda Metro Jaya pada tangga 22 Juni - 7 Oktober 2010. Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Daruri kemudian melantik Timur Pradopo menjadi Kabaharkam Polri. Bintang di pundaknya pun langsung berubah dari 2 menjadi 3 atau Komisaris Jenderal (Komjen).
Tapi, Timur Pradopo hanya menjabat Kabaharkam Polri dari 7– 22 Oktober 2010. Kala itu Timur Pradopo dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi calon Kapolri setelah terjadi jalan buntu pencalonan Komjen Pol Nanan Soekarna (Irwasum Polri) dan Komjen Pol Imam Sudjarwo (Kalemdiklat Polri).
Pengajuan Timur Pradopo menjadi jalan keluar dari deadlock bursa calon Kapolri yang bergulir hampir satu bulan pada 2010 silam. Pada 19 Oktober 2010, Timur Pradopo disahkan sebagai Kapolri dalam Sidang Paripurna DPR. Timur Pradopo kemudian dilantik sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri yang memasuki masa pensiun.
Timur Pradopo dilantik menjadi Kapolri pada 22 Oktober 2010 oleh Presiden SBY di Istana Negara. Timur Pradopo menjabat Kapolri hingga 25 Oktober 2013. Ia lalu pensiun pada 1 Februari 2014.
Timur Pradopo lahir di Jombang, Jawa Timur pada 10 Januari 1956. Ia merupakan suami dari Irianti Sari Andayani dan ayah bagi Moh Bimo Aryo Seto dan Dhea Istigfarina Miranti.
Timur Pradopo tergolong memiliki rekam jejak karier yang cukup unik. Ia menerima kenaikan pangkat yang cukup kilat. Bahkan lulusan Akpol 1978 ini mampu menempati tiga jabatan dengan waktu berdekatan, yaitu sebagai Kapolda Metro Jaya, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Polri, dan Kapolri.
Dalam waktu 18 hari Timur Pradopo berhasil naik dua tingkat dan dua bintang. Timur Pradopo naik pangkat dari Irjen menjadi Komjen pada 4 Oktober 2010. Lalu jenderal bintang empat pada 22 Oktober 2010.
Baca Juga
Timur Pradopo menjabat Kapolda Metro Jaya pada tangga 22 Juni - 7 Oktober 2010. Kapolri Jenderal Pol Bambang Hendarso Daruri kemudian melantik Timur Pradopo menjadi Kabaharkam Polri. Bintang di pundaknya pun langsung berubah dari 2 menjadi 3 atau Komisaris Jenderal (Komjen).
Tapi, Timur Pradopo hanya menjabat Kabaharkam Polri dari 7– 22 Oktober 2010. Kala itu Timur Pradopo dipilih Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi calon Kapolri setelah terjadi jalan buntu pencalonan Komjen Pol Nanan Soekarna (Irwasum Polri) dan Komjen Pol Imam Sudjarwo (Kalemdiklat Polri).
Pengajuan Timur Pradopo menjadi jalan keluar dari deadlock bursa calon Kapolri yang bergulir hampir satu bulan pada 2010 silam. Pada 19 Oktober 2010, Timur Pradopo disahkan sebagai Kapolri dalam Sidang Paripurna DPR. Timur Pradopo kemudian dilantik sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol Bambang Hendarso Danuri yang memasuki masa pensiun.
Timur Pradopo dilantik menjadi Kapolri pada 22 Oktober 2010 oleh Presiden SBY di Istana Negara. Timur Pradopo menjabat Kapolri hingga 25 Oktober 2013. Ia lalu pensiun pada 1 Februari 2014.
Timur Pradopo lahir di Jombang, Jawa Timur pada 10 Januari 1956. Ia merupakan suami dari Irianti Sari Andayani dan ayah bagi Moh Bimo Aryo Seto dan Dhea Istigfarina Miranti.