Profil Friedrich Silaban, Arsitek Masjid Istiqlal Penganut Kristen Protestan

Sabtu, 21 Mei 2022 - 18:41 WIB
loading...
A A A
Profil Friedrich Silaban, Arsitek Masjid Istiqlal Penganut Kristen Protestan


Friedrich Silaban merupakan seorang penganut Kristen Protestan asal Sumatera Utara. Dia merupakan anak kelima dari pendeta gereja tradisionalis Lutheran injili yang berasal dari Huria Kristen Batak Protestan bernama Pdt Jonas Silaban.

Friedrich Silaban lahir 16 Desember 1912 dan meninggal 14 Mei 1984. Ia merupakan arsitek generasi awal di Indonesia. Dalam buku berjudul "Rumah Silaban; Saya adalah Arsitek, tapi Bukan Arsitek Biasa," disebutkan, karier Silaban di dunia arsitek diawali saat bersekolah di Jakarta.

Saat masih pelajar dia sudah tertarik dengan desain bangunan Pasar Gambir di Koningsplein, Batavia, 1929, karya arsitek Belanda, JH Antonisse. Setelah menyelesaikan pendidikan formal di HIS Narumonda, Tapanuli, pada tahun 1927 ia melanjutkan sekolah di Koningen Wilhelmina School (KWS) di Jakarta pada tahun 1931.

Setelah lulus sekolah, Friedrich Silaban mengunjungi kantor Antonisse. Dia lalu dipekerjakan sebagai pegawai di Departemen Umum, di bawah pemerintahan kolonial. Dari situ, kariernya terus meningkat hingga menjabat sebagai Direktur Pekerjaan Umum tahun 1947 hingga 1965. Jabatan itu membawa Friedrich Silaban ke penjuru dunia.

Pada tahun 1949 hingga 1950, Friedrich Silaban berkesempatan kuliah ke Belanda di Academic van Bouwkunst Amsterdam, Belanda. Di sana Friedrich Silaban mendalami arsitektur Negeri Kincir Angin. Selain Belanda, setidaknya 30 kota besar di dunia telah dikunjungi Friedrich Silaban untuk mempelajari arsitektur di negara-negara tersebut.

Friedrich Silaban pernah bekerja menjadi pegawai Kotapraja Batavia, Opster Zeni AD Belanda, Kepala Zenie di Pontianak Kalimantan Barat (1937), dan sebagai Kepala DPU Kotapraja Bogor hingga 1965.

Seiring perjalanan waktu, ia terkenal dengan berbagai karya besarnya di dunia arsitektur dan rancang bangun. Beberapa hasil karyanya menjadi simbol kebanggaan. Seperti Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata (1953), Kantor Pusat Bank Indonesia (1958), Tugu Monas Jakarta (1960), Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta (1962), Markas TNI Angkatan Udara Jakarta (1962), Gedung Pola Jakarta (1962), serta Monumen Pembebasan Irian Barat Jakarta (1963).

Friedrich Silaban telah menerima anugerah Tanda Kehormatan Bintang Jasa Sipil berupa Bintang Jasa Utama dari pemerintah atas prestasinya dalam merancang pembangunan Masjid Istiqlal.

Frederich Silaban juga merupakan salah satu penandatangan Konsepsi Kebudayaan yang dimuat di Lentera dan lembaran kebudayaan harian Bintang Timur mulai tanggal 16 Maret 1962, yakni sebuah konsepsi kebudayaan untuk mendukung upaya pemerintah memajukan kebudayaan nasional. Selain itu, Friedrich Silaban juga berperan besar dalam pembentukan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2565 seconds (0.1#10.140)