Kisah Sopir Bus saat Mudik, Kerja Ekstra Dibayar Tak Terasa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena mudik lebaran erat kaitannya dengan masyarakat Indonesia. Pasalnya, banyak dari mereka yang mengadu nasib ke kota-kota besar dan memanfaatkan libur lebaran sebagai celah bertemu dengan keluarga di kampung halamannya.
Fenomena mudik tidak hanya dirasakan olah umat muslim saja. Berbagai agama serta profesi, turut memeriahkan momen tersebut. Salah satunya, para sopir bus yang senantiasa mengantar pemudik hingga tempat tujuan.
Salah seorang sopir bus Budiman, jurusan Jakarta - Tasik Rian Arifin mengaku, cukup antusias diperbolehkannya mudik oleh pemerintah saat ini. Namun, jika berbicara kapasitas penumpang, menurutnya, masih jauh jika dibandingkan dengan lebaran sebelum pandemi Covid-19.
”Dulu sebelum lockdown, H-10 aja itu udah rame. Kalau sekarang berapa hari lagi mau lebaran masih sepi. Jadi kalau dulu rame sampai rebutan, sekarang normal-normal saja,” ujar Rian saat ditemui wartawan di Terminal Kampung Rambutan, Rabu (27/4/2022).
Menurut Rian, kebijakan saat pandemi banyak merugikan para sopir bus. Salah satunya, terkait ongkos jalan. Rian mengeluhkan, tetap tidak ada penaikan ongkos jalan meskipun penumpang dalam keadaan penuh.
”Kalau dulu seratus, tiap jalan itu. Kalau lebaran sekarang cuman dikasih Rp30 ribu. Mau penuh sepi gak ada bedanya, jadi kalau sistem gaji segitu, tetep aja gaji segitu,” jelasnya.
Rian menambahkan, ongkos tersebut Ia dapatkan seusai mengantar penumpang sekali jalan.”Jadi itu satu kali jalan. Jadi misalnya dari Tasik terus balik ke Jakarta baru dikasih gaji sama uang tambahan Rp 30 ribu itu," tuturnya.
Kendati demikian, Menurut Rian, meskipun sudah terjadi lonjakan penumpang mudik di tiap-tiap terminal, hal itu tidak berimbas pada keuntungan sopir bus. Bahkan, kata Rian, yang Ia dapatkan hanya capeknya saja berjibaku dengan kemacetan jalan.
”Gimana, ya. Menguntungkan sih engga. Cuman, di jalan jadi macet terus, makin capeknya itu aja. Jadi capeknya di macetnya doang, sih,” ucap Rian.
Sebelumnya, Kepala Regu Terminal Kampung Rambutan, Mulyono mengklaim, per hari senin, 25 Maret 2022 kenaikan penumpang di Terminal Kampung Rambutan capai 100 persen.Kenaikan penumpang di Terminal Kampung Rambutanterlihat sejak tanggal 23 April.
Bahkan, di hari Minggu jumlah penumpang bus mencapai 1.118 orang. ”Di mana, kalau kita bandingkan di hari-hari biasa penumpang sudah naik seratus persen,” ujar Mulyono.
Fenomena mudik tidak hanya dirasakan olah umat muslim saja. Berbagai agama serta profesi, turut memeriahkan momen tersebut. Salah satunya, para sopir bus yang senantiasa mengantar pemudik hingga tempat tujuan.
Salah seorang sopir bus Budiman, jurusan Jakarta - Tasik Rian Arifin mengaku, cukup antusias diperbolehkannya mudik oleh pemerintah saat ini. Namun, jika berbicara kapasitas penumpang, menurutnya, masih jauh jika dibandingkan dengan lebaran sebelum pandemi Covid-19.
”Dulu sebelum lockdown, H-10 aja itu udah rame. Kalau sekarang berapa hari lagi mau lebaran masih sepi. Jadi kalau dulu rame sampai rebutan, sekarang normal-normal saja,” ujar Rian saat ditemui wartawan di Terminal Kampung Rambutan, Rabu (27/4/2022).
Menurut Rian, kebijakan saat pandemi banyak merugikan para sopir bus. Salah satunya, terkait ongkos jalan. Rian mengeluhkan, tetap tidak ada penaikan ongkos jalan meskipun penumpang dalam keadaan penuh.
”Kalau dulu seratus, tiap jalan itu. Kalau lebaran sekarang cuman dikasih Rp30 ribu. Mau penuh sepi gak ada bedanya, jadi kalau sistem gaji segitu, tetep aja gaji segitu,” jelasnya.
Rian menambahkan, ongkos tersebut Ia dapatkan seusai mengantar penumpang sekali jalan.”Jadi itu satu kali jalan. Jadi misalnya dari Tasik terus balik ke Jakarta baru dikasih gaji sama uang tambahan Rp 30 ribu itu," tuturnya.
Kendati demikian, Menurut Rian, meskipun sudah terjadi lonjakan penumpang mudik di tiap-tiap terminal, hal itu tidak berimbas pada keuntungan sopir bus. Bahkan, kata Rian, yang Ia dapatkan hanya capeknya saja berjibaku dengan kemacetan jalan.
”Gimana, ya. Menguntungkan sih engga. Cuman, di jalan jadi macet terus, makin capeknya itu aja. Jadi capeknya di macetnya doang, sih,” ucap Rian.
Sebelumnya, Kepala Regu Terminal Kampung Rambutan, Mulyono mengklaim, per hari senin, 25 Maret 2022 kenaikan penumpang di Terminal Kampung Rambutan capai 100 persen.Kenaikan penumpang di Terminal Kampung Rambutanterlihat sejak tanggal 23 April.
Bahkan, di hari Minggu jumlah penumpang bus mencapai 1.118 orang. ”Di mana, kalau kita bandingkan di hari-hari biasa penumpang sudah naik seratus persen,” ujar Mulyono.
(ams)