Mantan Gubernur DKI Ini Diprotes Emak-emak karena Buang Becak ke Laut

Minggu, 27 Maret 2022 - 19:46 WIB
loading...
Mantan Gubernur DKI Ini Diprotes Emak-emak karena Buang Becak ke Laut
Mantan Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto. Foto: Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Wiyogo Atmodarminto pernah diprotes emak-emak karena penghapusan becak pada tahun 1990. Puncaknya ribuan becak dibuang ke Teluk Jakarta.

Kendaraan roda tiga yang digerakkan tenaga manusia ini dianggap biang kerok kemacetan di Jakarta. Juga sumber kesemrawutan dan kekumuhan.
Baca juga: Kisah Ali Sadikin dan Rumitnya Lalu Lintas Jakarta

Dari waktu ke waktu perang melawan becak kian diintensifkan. Tahun 1990 boleh dibilang Jakarta sarang becak. Nyaris semua jalan dan sudut-sudut ibu kota terdapat becak. Becak yang mangkal, berseliweran, hingga parkir di halaman rumah warga.
Mantan Gubernur DKI Ini Diprotes Emak-emak karena Buang Becak ke Laut


Pemandangan kumuh ini sejak masa kekuasaan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin hingga Wiyogo Atmodarminto. Berdasarkan buku Kisah-Kisah Edan Seputar Djakarta Tempo Doeloe karya Zaenuddin HM, jumlah becak hingga akhir tahun 1990-an mencapai 11.000 becak.

Lantaran sumber masalah kemacetan di ibu kota, Pemprov DKI memberangus becak. Akhirnya di masa Wiyogo atau Bang Wi penghapusan becak dilakukan secara besar-besaran.

Dalam Instruksi Gubernur No 850 Tahun 1990 disebutkan alasan penghapusan becak di Jakarta antara lain becak tidak termasuk angkutan umum. Selama penertiban banyak becak disimpan di rumah untuk menghindari razia.

Letjen TNI (Purn) Wiyogo tak tinggal diam. Dia menginstruksikan seluruh becak wajib diserahkan kepada petugas penertiban. Jika tidak, becak langsung disita. “Wilayah Jakarta harus bebas dari becak,” tegas Wiyogo saat itu.

Penghapusan becak bukannya tanpa hambatan. Gubernur DKI Jakarta periode 1987–1992 itu diprotes oleh tukang becak, pemilik becak, ibu-ibu, hingga anggota DPRD DKI. Tak heran, aksi demo menolak penghapusan becak marak di sejumlah tempat.

Demonstran menilai Pemprov DKI kejam, tidak manusiawi, dan tidak berpihak pada wong cilik. Bahkan, ada kabar menyebutkan seorang tukang becak bunuh diri karena kecewa dan frustrasi becaknya diambil petugas.
Baca juga: Warganet Unggah Foto Kemesraan Soekarno dan Kerennya Gaya Ali Sadikin

Akhirnya pada pertengahan Februari 1990, Wiyogo meminta maaf kepada ibu-ibu rumah tangga yang kesulitan lantaran penghapusan becak. “Saya mengakui membiasakan diri tanpa becak di lingkungan permukiman memang sulit. Tapi, apa boleh buat ini demi Jakarta, kota kita tercinta,” ujar Wiyogo.

Dengan dihapusnya becak, Pemprov DKI menyiapkan angkutan pengganti yakni bemo dan bajaj.

Diketahui, selain menjabat Gubernur DKI Jakarta, Wiyogo juga pernah menduduki posisi penting yakni Duta Besar Indonesia untuk Jepang. Kemudian, di institusi TNI Wiyogo pernah menjabat Panglima Kowilhan II (1981–1983) dan Pangkostrad (1978–1981).
(jon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1776 seconds (0.1#10.140)