Asal Usul Cijantung, Daerah Angker Markasnya Pasukan Elite Kopassus

Rabu, 23 Februari 2022 - 05:39 WIB
loading...
Asal Usul Cijantung, Daerah Angker Markasnya Pasukan Elite Kopassus
Cijantung kini sangat berkembang dengan penduduk yang cukup padat. Daerah Cijantung menjadi markas dari pasukan elite TNI AD Kopassus. Foto: Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Cijantung merupakan salah satu nama kelurahan di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Cijantung pada zaman kolonial merupakan hutan belantara. Saking lebatnya hutan di sana, butuhkan waktu 3 hari untuk menempuh perjalanan Cijantung-Jatinegara.

Kini kawasan Cijantung sangat berkembang dengan penduduk yang cukup padat. Daerah Cijantung menjadi markas dari pasukan elite TNI AD Kopassus. Keberadaan pasukan elite di Cijantung bermula saat pemindahan unsur-unsur tempur Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) pada tahun 1959.



Terdapat beberapa anggota grup Kopassus yang bermarkas di Cijantung, yakni Batalyon 22/Manggala Yudha, Batalyon 31/Eka Sandhi Yudha Utama, Batalyon 32/Apta Sandhi Prayudha Utama, Batalyon 33/Wira Sandhi Yudha Sakti, serta Satuan 81/Penanggulangan Teror yakni Batalyon 811/Aksi Khusus dan Batalyon 812/Bantuan Khusus.

Tak heran bila dulu nama Cijantung cukup "angker" di telinga masyarakat. Sampai-sampai muncul istilah 'Main ke Cijantung sama dengan main ke Kandang Macan'. Dulu markas Baret Merah itu memang cukup menyeramkan, namun kini masyarakat sudah cukup leluasa memasuki kawasan Cijantung. Bahkan kini berbagai fasilitas di sana bisa dinikmati oleh masyarakat umum secara gratis.

Cijantung memiliki luas wilayah 2,37 km persegi. Cijantung berbatasan dengan Kelurahan Gedong di sebelah Utara; Tanjung Barat, Jakarta Selatan di sebelah Barat; Kelurahan Susukan Ciracas di sebelah Timur; dan Kelurahan Kalisari di sebelah Selatan.



Berdasarkan berbagai literatur sejarah, Cijantung berasal dari nama sebuah anak sungai Ciliwung, yang berhulu di Areman, dekat Kelapadua sekarang. Dikutip dari laman https://bataviadigital.perpusnas.go.id, Rabu (23/2/2022), Kawasan Cijantung sudah berpenghuni sejak awal abad ke-17.

Adalah Kapten Frederik H Muller yang memimpin ekspidisi pasukan Kompeni pertama menjelajah daerah sebelah Selatan yakni Meester Cornelis (sekarang Jatinegara). Hutannya yang lebat kala itu sudah dibuka setahun sebelumnya oleh Cornelis Senen, seorang anak orang kaya keturunan Portugis dari pulau Lontar. Cornelis Senen memiliki kebun besar di kawasan Ciliwung.

Ekspedisi Frederik H Muller dilakukan karena terdorong oleh berita-berita tentang adanya gerombolan orang Mataram di daerah pedalaman, serta adanya jalan darat yang biasa digunakan oleh orang-orang Banten ke Priangan, melalui Muara Beres di tepi Ciliwung.



Perjalanan Kapten Muller dari Kastil batavia ke Cijantung dimualai 4 November 1657, bersama pasukannya yang terdiri atas 14 orang serdadu kulit putih dan 15 orang Mardijker dengan dipandu oleh 10 orang pribumi.

Setelah berjalan selama tiga hari dengan susah payah merambah hutan, menyusur tepi Ci Liwung, barulah mereka sampai di Cijantung. Ternyata kawasan itu telah dihuni oleh 12 umpi di bawah pimpinannya bernama Prajawangsa (De Haan 1911).
(thm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1750 seconds (0.1#10.140)