Gempa Guncang Jakarta, BMKG: DKI Perlu Update Kondisi Ketahanan Gedung Tinggi
loading...
A
A
A
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,21° LS ; 105,05° BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Barat Daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km.
"Tipe gempa ini digolongkan sebagai bagian tipe gempa tektonik intraslab, dimana sumber gempa berada di bawah bagian slab di bawah kedalaman bagian bidang kontak pertemuan (overriding) gesekan pertemuan dua slab besar yang dikenalsebagai bidang kontak megathrust," jelas Rahmat.
Berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap) BMKG, guncangan gempabumi ini dirasakan cukup luas sehingga mencerminkan spektrum gelombang getaran gempa yang dihasilkan cukup besar
Salah satu wilayah yang berdampak dan menjadi perhatian adalah Jakarta. Mengapa wilayah Jakarta yang berjarak cukup jauh dari pusat gempa juga merasakan kuat terutama dirasakan kuat bagi orang yang sedang berada pada lantai bangunan tinggi? Sejarah gempa Mexico dengan jarak 380 km juga pernah meluluhlantakan kota Mexico dari gempa dengan berkekuatan Moment Magnitudo 8.0.
"Jadi bagaimana kesiapsiagaan Kota Jakarta terhadap ancaman gempa yang bersumber dari zona di sekitarnya? Terutama untuk potensi gempa dengan energi yang lebih besar dari gempa yang dirasakan di Jakarta?" tanya Rahmat.
Laporan gempa dirasakan di Jakarta bukan baru kali ini saja. Gempa 7 Agsutus 2019 dan gempa Banten 23 Januari 2018 merupakan rentetan gempa yang dilaporkan dirasakan sampai Jakarta.
Dari monitoring jaringan peralatan akselerometer BMKG di salah satu titik sensor di Balai Kota Jakarta menunjukkan nilai getaran sebesar 2.5 gals. Di wilayah yang lebih ke Utara di lokasi Kemayoran salah satu bangunan gedung yang terpasang akselerometer di ground dan lantai 12 menunjukkan nilai 6.1gals di ground dan 22.6 gals di lantai 12.
Dari sampel salah satu monitoring respon terhadap gedung menunjukkan di wilayah Kemayoran menghasilkan amplifikasi 3.6x dari lantai ground terhadap lantai 12 untuk tipe goncangan vertikalnya. Informasi lain menginfokan bahwa semakin ke Utara nilai PGA di ground semakin besar.
"Fakta ini menunjukkan korelasi yang bersesuaian dengan kondisi tanah sedimen di wilayah Jakarta. Jika ditinjau dari kondisi local site effect daerah Jakarta, dimana semakin ke Utara semakin dalam estimasi kedalaman enginering bedrock di wilayah Jakarta," tegasnya.
Dari sampel rekaman sensor akselerometer di Jakarta menunjukkan perbandingan PGA ground dan Spektral Akselerasi di Jakarta masih jauh nilainya terhadap nilai ancaman yang dihitung dalam desain peta gempa wilayah Jakarta.
"Tipe gempa ini digolongkan sebagai bagian tipe gempa tektonik intraslab, dimana sumber gempa berada di bawah bagian slab di bawah kedalaman bagian bidang kontak pertemuan (overriding) gesekan pertemuan dua slab besar yang dikenalsebagai bidang kontak megathrust," jelas Rahmat.
Berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap) BMKG, guncangan gempabumi ini dirasakan cukup luas sehingga mencerminkan spektrum gelombang getaran gempa yang dihasilkan cukup besar
Salah satu wilayah yang berdampak dan menjadi perhatian adalah Jakarta. Mengapa wilayah Jakarta yang berjarak cukup jauh dari pusat gempa juga merasakan kuat terutama dirasakan kuat bagi orang yang sedang berada pada lantai bangunan tinggi? Sejarah gempa Mexico dengan jarak 380 km juga pernah meluluhlantakan kota Mexico dari gempa dengan berkekuatan Moment Magnitudo 8.0.
"Jadi bagaimana kesiapsiagaan Kota Jakarta terhadap ancaman gempa yang bersumber dari zona di sekitarnya? Terutama untuk potensi gempa dengan energi yang lebih besar dari gempa yang dirasakan di Jakarta?" tanya Rahmat.
Laporan gempa dirasakan di Jakarta bukan baru kali ini saja. Gempa 7 Agsutus 2019 dan gempa Banten 23 Januari 2018 merupakan rentetan gempa yang dilaporkan dirasakan sampai Jakarta.
Dari monitoring jaringan peralatan akselerometer BMKG di salah satu titik sensor di Balai Kota Jakarta menunjukkan nilai getaran sebesar 2.5 gals. Di wilayah yang lebih ke Utara di lokasi Kemayoran salah satu bangunan gedung yang terpasang akselerometer di ground dan lantai 12 menunjukkan nilai 6.1gals di ground dan 22.6 gals di lantai 12.
Dari sampel salah satu monitoring respon terhadap gedung menunjukkan di wilayah Kemayoran menghasilkan amplifikasi 3.6x dari lantai ground terhadap lantai 12 untuk tipe goncangan vertikalnya. Informasi lain menginfokan bahwa semakin ke Utara nilai PGA di ground semakin besar.
"Fakta ini menunjukkan korelasi yang bersesuaian dengan kondisi tanah sedimen di wilayah Jakarta. Jika ditinjau dari kondisi local site effect daerah Jakarta, dimana semakin ke Utara semakin dalam estimasi kedalaman enginering bedrock di wilayah Jakarta," tegasnya.
Dari sampel rekaman sensor akselerometer di Jakarta menunjukkan perbandingan PGA ground dan Spektral Akselerasi di Jakarta masih jauh nilainya terhadap nilai ancaman yang dihitung dalam desain peta gempa wilayah Jakarta.