Gempa Guncang Jakarta, BMKG: DKI Perlu Update Kondisi Ketahanan Gedung Tinggi

Selasa, 25 Januari 2022 - 09:07 WIB
loading...
Gempa Guncang Jakarta,...
Gempa yang dirasakan di Jakarta pada 14 Januari 2022 kembali mengingatkan kepada publik bahwa wilayah DKI memiliki banyak gedung tinggi yang berisiko. Foto: SINDOnews/Dok
A A A
JAKARTA - Gempa yang dirasakan di Jakarta pada 14 Januari 2022 kembali mengingatkan kepada publik bahwa wilayah DKI sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi memiliki banyak gedung tinggi yang berisiko.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono mengatakan, dari fakta kejadian gempa 14 Januari 2022 di Selatan Banten maka peninjauan kembali akan perlunya update kondisi informasi ketahanan gedung yang ada wilayah DKI dengan melakukan assessment, menjadi hal yang harus dilakukan.



"Pemerintah daerah dengan pergub yang sudah dimiliki dapat diimplementasikan melalui BPBD dan Dinas Cipta Karya untuk melakukan mulai dari cara dan pedoman evakuasi sampai pengukuran kondisi gedung eksisting," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (25/1/2022).



Ia menjelaskan, gempa bumi yang sudah beberapa kali dirasakan kuat di Jakarta jika dilihat perbandingan rekaman yang tercatat oleh alat akselerometer terhadap desain level ancaman dalam Peta Bahaya Gempabumi Indonesia SNI 2019 di Jakarta, hasilnya menunjukkan masih jauh dari perhitungan skenario desain tingkat ancaman getaran yang diperhitungkan skenario terburuk untuk wilayah Jakarta.

Dimana nilai tertarget yaitu sebesar 375 gals dari hasil plot aplikasi Peta Gempa untuk wilayah Balai Kota Jakarta Pusat. Nilai ancaman tersebut berkorelasi dengan latar belakang kondisi geologi Jakarta yang semakin ke Utara semakin tebal bentuk endapannya (sedimen), yang merupakan hasil pembentukan dari endapan pantai, rawa dan sungai.



"Perlunya rumusan penyediaan implementasi perda terhadap pelaksanan perencanaan pembangunan untuk dapat diberikan SLF (Sertifikat Lain Fungsi) bagi bangunan gedung yang telah dilakukan assessmen, serta perlunya kebijakan perhatian untuk gedung gedung di bawah 8 lantai yang pembangunannya tidak melalui Tim Ahli Bangunan dan Gedung (TABG) dalam proses penerbitan IMB," kata Rahmat.

Triyono membeberkan, kejadian gempabumi pada Jumat 14 Januari 2022 pukul 16.05.41 WIB, dari hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter dengan magnitudo M6,6.

Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,21° LS ; 105,05° BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 132 km arah Barat Daya Kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada kedalaman 40 km.

"Tipe gempa ini digolongkan sebagai bagian tipe gempa tektonik intraslab, dimana sumber gempa berada di bawah bagian slab di bawah kedalaman bagian bidang kontak pertemuan (overriding) gesekan pertemuan dua slab besar yang dikenalsebagai bidang kontak megathrust," jelas Rahmat.

Berdasarkan Peta Tingkat Guncangan (Shakemap) BMKG, guncangan gempabumi ini dirasakan cukup luas sehingga mencerminkan spektrum gelombang getaran gempa yang dihasilkan cukup besar

Salah satu wilayah yang berdampak dan menjadi perhatian adalah Jakarta. Mengapa wilayah Jakarta yang berjarak cukup jauh dari pusat gempa juga merasakan kuat terutama dirasakan kuat bagi orang yang sedang berada pada lantai bangunan tinggi? Sejarah gempa Mexico dengan jarak 380 km juga pernah meluluhlantakan kota Mexico dari gempa dengan berkekuatan Moment Magnitudo 8.0.

"Jadi bagaimana kesiapsiagaan Kota Jakarta terhadap ancaman gempa yang bersumber dari zona di sekitarnya? Terutama untuk potensi gempa dengan energi yang lebih besar dari gempa yang dirasakan di Jakarta?" tanya Rahmat.

Laporan gempa dirasakan di Jakarta bukan baru kali ini saja. Gempa 7 Agsutus 2019 dan gempa Banten 23 Januari 2018 merupakan rentetan gempa yang dilaporkan dirasakan sampai Jakarta.

Dari monitoring jaringan peralatan akselerometer BMKG di salah satu titik sensor di Balai Kota Jakarta menunjukkan nilai getaran sebesar 2.5 gals. Di wilayah yang lebih ke Utara di lokasi Kemayoran salah satu bangunan gedung yang terpasang akselerometer di ground dan lantai 12 menunjukkan nilai 6.1gals di ground dan 22.6 gals di lantai 12.

Dari sampel salah satu monitoring respon terhadap gedung menunjukkan di wilayah Kemayoran menghasilkan amplifikasi 3.6x dari lantai ground terhadap lantai 12 untuk tipe goncangan vertikalnya. Informasi lain menginfokan bahwa semakin ke Utara nilai PGA di ground semakin besar.

"Fakta ini menunjukkan korelasi yang bersesuaian dengan kondisi tanah sedimen di wilayah Jakarta. Jika ditinjau dari kondisi local site effect daerah Jakarta, dimana semakin ke Utara semakin dalam estimasi kedalaman enginering bedrock di wilayah Jakarta," tegasnya.

Dari sampel rekaman sensor akselerometer di Jakarta menunjukkan perbandingan PGA ground dan Spektral Akselerasi di Jakarta masih jauh nilainya terhadap nilai ancaman yang dihitung dalam desain peta gempa wilayah Jakarta.
(thm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1903 seconds (0.1#10.140)