Terjerat Pinjol dan Bank Keliling, Janda 4 Anak di Tangerang Ini Hendak Jual Ginjal Rp65 Juta

Selasa, 28 Desember 2021 - 23:23 WIB
loading...
Terjerat Pinjol dan Bank Keliling, Janda 4 Anak di Tangerang Ini Hendak Jual Ginjal Rp65 Juta
Mila Kusuma janda empat anak warga Kampung Rawa Lini, RT 01/07, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, berencana menjual ginjalnya seharga Rp65 juta.Foto/SINDOnews/Hasan Kurniawan
A A A
TANGERANG - Seorang janda empat anak bernama Mila Kusuma, warga Kampung Rawa Lini, RT 01/07, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, berencana menjual ginjal nya seharga Rp65 juta. Mila hendak menjual organ tubuhnya itu untuk membayar utang pinjam online (pinjol) dan bank keliling.

Mila menawarkan ginjalnya dengan cara mengirim pesan berantai melalui WhatsApp. Dalam pesan berantai yang diterima SINDOnews, tampak Mila Kusuma mengaku sudah frustasi karena terlilit utang.

"Mohon bantuan, dukungan dan doa bapak ibu. Saya ibu Mila yang telah ditinggal mati suami selama 5 tahun, janda dengan masih menanggung anak 4 orang, 1 sudah menikah. Sudah sangat frustasi hampir bunuh diri berniat akan menjual ginjal saya untuk membayar utang yang tidak mampu saya membayarnya ke pinjol dan bangke (bank keliling), serta LKM dan koperasi kumpulan kurang lebih total sebesar Rp65 juta," tulisnya, Selasa (28/12/2021).

Mila mengaku, sudah melayangkan surat ke masjid dan yayasan setempat, serta Kepala Desa Teluknaga dan Kapolsek Teluknaga, namun masih belum mendapatkan jawaban maupun petunjuk.

"Sekali lagi maaf bukan saya mengemis, saya semampu saya terus berjuang untuk keseharian hidup saya. Tapi tidak ngepek kehutang saya yang berbunga bunga. Sekali lagi mohon bantuan dengan ikhlas," sambungnya.

Sementara itu, Fani Qasthalany, tetangga Mila mengaku juga menerima pesan berantai itu. Sebagai tetangga, dia mengaku kaget. Apalagi, melalui warga sekitar, mereka kerap memberikan sumbangan ala kadarnya kepada Mila.

"Iya, saya waktu Covid-19 cuma bisa kirim beras, terus berusaha patungan. Tapi ini makin bengkak utangnya. Sejak ditinggal mati, emang biaya sekolahnya free, tapi biaya hidupnya kali yang makin kejepit saat Corona," bebernya.

Fani dan Mila tinggal beda RT. Namun, sebagai sesama warga Desa Teluknaga, mereka saling mengetahui informasi yang berkembang di lingkungan. Meskipun keduanya tidak pernah bertemu dan saling mengenal.

"Ketemu langsung mah belum pernah, cuma ada tetangganya datang ke rumah. Minta tolong persoalan yang bersangkutan, tapi saya belum bisa bantu banyak, karena keterbatasan. Kalau enggak salah, bulan lalu saya nitipin buat yang bersangkutan buat beli beras. Eh, ini tahu-tahu dapat WhatsApp beginian," pungkasnya.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4042 seconds (0.1#10.140)