4 Kecelakaan Bus Terparah di Jakarta dan Sekitarnya, Nomor 1 Renggut 31 Orang

Jum'at, 24 Desember 2021 - 14:52 WIB
loading...
4 Kecelakaan Bus Terparah...
Rem blong, bus Giri Indah terjun ke sungai di Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Foto/Dok SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kecelakaan bus terparah di Jakarta dan sekitarnya merenggut paling banyak 31 nyawa. Menurut data Kepolisian yang disadur kominfo.go.id pada 2017, di Indonesia, rata-rata 3 orang meninggal dunia setiap jam akibat kecelakaan di jalan.

Berdasarkan data tersebut, jumlah kecelakaan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu 61 persen disebabkan oleh faktor manusia, 9 persen disebabkan karena faktor kendaraan dan 30 persen karena faktor prasarana dan lingkungan.

Dihimpun dari berbagai sumber pada Jumat (21/12/2021), berikut kecelakaan bus terparah di Jakarta dan Bogor berdasarkan jumlah korban tewas:

1. Bus Kramat Djati Terbakar (31 meninggal)

Kejadian naas ini terjadi pada tahun 1995. Bus Kramat Djati jurusan Jakarta-Bandung melaju dengan kecepatan tinggi di ruas jalan Tol Jagorawi mendahului kendaraan lain dengan menggunakan bahu lajur kiri yang kemudian menabrak 4 mobil yang sedang berhenti. Akibat dari kecelakaan ini menyebabkan bus terbakar dan menewaskan 31 dari 39 penumpang.

Saat menyalip, di lajur kiri itu ada mobil yang sedan yang sedang mogok. Akibatnya, 3 penumpang mobil itu tewas seketika. Diketahui ke-4 mobil ini merupakan rombongan anggota Unit Bangunan Tanah Ditserse Polda Metro Jaya yang akan piknik ke Puncak.

Pengemudi dan kernet bus berhasil keluar dari bus melalui pintu samping sopir tetapi berhasil ditangkap tidak jauh dari tempat kejadian, sedangkan ke-29 penumpang bus yang meninggal, mereka terjebak di dalam bus karena tidak dapat keluar. Para korban tidak dapat memecahkan kaca jendela karena di dalam bus tidak tersedia martil.

2. Bus Mandalasari Terbalik (25 meninggal)

Bus Mandalasari yang membawa 78 penumpang mengalami kecelakaan hebat yang menyebabkan 25 penumpang tewas,18 luka parah, 23 luka ringan, dan 12 lainnya lecet ringan. Para korban kemudian dilarikan di RSCM, RS UKI, RS Kramat Jati, dan RS Bekasi.

Peristiwa yang terjadi pada 1987 ini dimulai dari kota pemberangkatannya (Purwokerto) yang memang sudah melaju kencang. Memasuki gerbang tol Jakarta - Cikampek, laju kendaraan bernomor B 7648 ER itu semakin menggila. Acapkali bus itu berlari di tengah. Padahal, dari Tol Cikampek sampai Cibitung, jalan tol selebar 7,2 meter itu dibebani arus dari 2 arah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1581 seconds (0.1#10.140)