Tragis! Fondasi Rumah Roboh, Balita Tewas Tertimpa Bangunan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Insiden robohnya fondasi rumah di Jalan Skuadron, Gang Ahmad, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur menewaskan satu orang balita atas nama MZR (3). Selain MZR, adiknya MRA 3 bulan pun menjadi korban namun MRA selamat dari insiden tersebut.
Kanit Reskrim Polsek Makasar Iptu Mochamad Zen mengatakan, kedua anak yang jadi korban merupakan kakak dan adik yang baru pindah ke rumah baru bersama orangtua mereka.
”Rumahnya itu lagi mau dibangun, ditingkat. Tapi karena fondasinya enggak cakar ayam akhirnya bangunan roboh menimpa korban,” kata Zen, Jumat (24/12/2021). Baca juga: Miris, Sambil Bawa Balita Pria Ini Curi Tabung Gas 3 Kg di Cengkareng
Zen menambahkan, bangunan yang ambruk tersebut masih dalam bentuk cor-coran. Ketika bangunan itu roboh keduanya MZR (3 tahun) dan MRA (3 bulan), sedang bermain di lantai bawah.”Saksi mendengar suara keras dan melihat bangunan lantai dua yang sedang direnovasi runtuh, menimpa kedua korban,” ujarnya.
Berdasarkan penyelidikan Unit Reskrim Polsek Makasar penyebab runtuhnya atap karena fondasi bangunan tidak menggunakan konstruksi cakar ayam, sehingga tidak kuat menopang beban.
”Ketika kejadian itu neneknya mendengar suara keras, dan setelah dilihat bangunan lantai dua yang sedang direnovasi runtuh lalu keluar meminta pertolongan warga sekitar,” ungkapnya.
Zen menuturkan setelah berhasil dievakuasi dari reruntuhan puing kedua korban sempat dibawa ke Puskesmas dekat lokasi kejadian guna mendapat penanganan medis.Nahas setibanya di Puskesmas nyawa MR sudah tidak tertolong, penyelidik Unit Reskrim Polsek Makasar lalu membawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
”Adiknya juga dibawa ke RS Polri, ditangani di ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat). Adiknya mengalami luka di bagian kepala, tapi selamat. Untuk jenazah kakaknya dibawa ke ruang jenazah,” tuturnya.
Zen mengatakan pihaknya sudah menawarkan agar jenazah MR diautopsi guna memastikan sebab kematian, tapi pihak orangtua korban menolak karena pertimbangan pribadi. Kedua orangtua korban menerima kasus yang menimpa anaknya sebagai musibah, sehingga tidak menuntut siapa pun atas kejadian dan tidak ingin dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
”Orangtua korban tidak menuntut secara hukum dan sudah membuat surat pernyataan. Kita tetap mendampingi proses pengambilan jenazah dari RS Polri Kramat Jati,” imbuhnya.
Kanit Reskrim Polsek Makasar Iptu Mochamad Zen mengatakan, kedua anak yang jadi korban merupakan kakak dan adik yang baru pindah ke rumah baru bersama orangtua mereka.
”Rumahnya itu lagi mau dibangun, ditingkat. Tapi karena fondasinya enggak cakar ayam akhirnya bangunan roboh menimpa korban,” kata Zen, Jumat (24/12/2021). Baca juga: Miris, Sambil Bawa Balita Pria Ini Curi Tabung Gas 3 Kg di Cengkareng
Zen menambahkan, bangunan yang ambruk tersebut masih dalam bentuk cor-coran. Ketika bangunan itu roboh keduanya MZR (3 tahun) dan MRA (3 bulan), sedang bermain di lantai bawah.”Saksi mendengar suara keras dan melihat bangunan lantai dua yang sedang direnovasi runtuh, menimpa kedua korban,” ujarnya.
Berdasarkan penyelidikan Unit Reskrim Polsek Makasar penyebab runtuhnya atap karena fondasi bangunan tidak menggunakan konstruksi cakar ayam, sehingga tidak kuat menopang beban.
”Ketika kejadian itu neneknya mendengar suara keras, dan setelah dilihat bangunan lantai dua yang sedang direnovasi runtuh lalu keluar meminta pertolongan warga sekitar,” ungkapnya.
Zen menuturkan setelah berhasil dievakuasi dari reruntuhan puing kedua korban sempat dibawa ke Puskesmas dekat lokasi kejadian guna mendapat penanganan medis.Nahas setibanya di Puskesmas nyawa MR sudah tidak tertolong, penyelidik Unit Reskrim Polsek Makasar lalu membawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
”Adiknya juga dibawa ke RS Polri, ditangani di ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat). Adiknya mengalami luka di bagian kepala, tapi selamat. Untuk jenazah kakaknya dibawa ke ruang jenazah,” tuturnya.
Zen mengatakan pihaknya sudah menawarkan agar jenazah MR diautopsi guna memastikan sebab kematian, tapi pihak orangtua korban menolak karena pertimbangan pribadi. Kedua orangtua korban menerima kasus yang menimpa anaknya sebagai musibah, sehingga tidak menuntut siapa pun atas kejadian dan tidak ingin dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
”Orangtua korban tidak menuntut secara hukum dan sudah membuat surat pernyataan. Kita tetap mendampingi proses pengambilan jenazah dari RS Polri Kramat Jati,” imbuhnya.
(ams)