7 Aksi Anies Baswedan di Forum Internasional Tahun 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di forum-forum internasional banyak mendapat pujian dari publik. Banyak yang menilai gaya diplomasi Anies bukan kaleng-kaleng. Bahkan, sekelas Sekjen PBB tak kuasa menolak usulan Anies yang berbicara hanya hitungan menit.
Sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta, Anies Baswedan tentunya cukup aktif berbicara di berbagai forum internasional. Banyak hal menarik yang menjadi fokus pembahasannya. Dari mulai masalah iklim hingga urbanisasi.
Berikut sepak terjang Anies Baswedang di forum internasional sepanjang tahun 2021:
1. Steering Committee Meeting C40 Cities Leadership Group
Anies Baswedan menjadi pembicara dalam acara C40 atau Steering Committee Meeting C40 Cities Leadership Group di Glasgow, Inggris pada 1 November 2021. Forum tersebut merupakan rapat pengarahan yang masuk dalam rangkaian acara KTT COP26.
Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies mengutarakan bahwa Ibu Kota telah berhasil menyelesaikan rencana aksi iklim serius yang tertuang dalah Peraturan Gubernur No 90 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Rendah Karbon Daerah yang Berketahanan Iklim.
Dalam kesempatan itu, Anies juga memberikan apresiasi kepada Eric Garcetti, Wali Kota Los Angeles, karena telah mendukung terselenggaranya perumusan rerncana aksi iklim di Jakarta dan kota lain di dunia.
2. Konferensi Hybrid Tingkat Tinggi
Anies Baswedan tampil dalam dalam konferensi hybrid tingkat tinggi Time To Act: Climate Action Forum, Jumat (15/10/2021) malam. Forum internasional ini sekaligus untuk menyambut momentum COP26, United Nations Climate Change Conference ke-26 yang digelar November mendatang di Glasgow, Skotlandia.
Pada forum diskusi malam ini bersama para pemimpin kota dunia dan para ilmuwan, kami membahas aksi menghadapi perubahan iklim dan percepatan pengurangan emisi karbon “carbon half” sebelum tahun 2030.
3. Forum Climate Heroes International
Dalam Forum Climate Heroes International yang diselenggarakan secara virtual oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Kamis, 30 September 2021, Anies memberikan pemaparan tentang adanya fenomena urbanisasi besar yang akan terjadi.
Diprediksi, setidaknya sebanyak 60,4% populasi dunia akan tinggal di kota dalam 9 tahun mendatang. Menilik jauh ke tahun 2050, diperkirakan ada 68% masyarakat yang beralih ke kota. Karena itu, kota memiliki peran penting dalam peradaban manusia.
Anies juga menyinggung masalah perubahan iklim dan pandemi Covid-19 yang notabene menjadi tantangan besar bagi kota-kota di dunia. Menurut dia, komunitas internasional harus memberikan perhatian lebih kepada kota-kota.
Sementara itu, pemerintah kota diakui menjadi sekutu terpenting guna mendorong masa depan yang lebih hijau, tangguh dan berkelanjutan. Jakarta juga diakuinya akan menjalankan peran guna menanggulangi dampak perubahan iklim.
4. C40 Cities Steering Comitte
Anies Baswedan tampil di Forum Internasional C40 Cities Steering Comitte. Dalam pertemuan tahunan bersama C40 Cities tersebut, Anies yang tampil berbahasa inggris melaporkan progres konkret yang telah dilakukan Jakarta dalam hal advokasi perubahan iklim.
Saat ini kota-kota di dunia mulai mengambil langkah berani dalam mengatasi dampak perubahan iklim, termasuk Jakarta "Jakarta terus mengembangkan rencana aksi iklim yang sesuai dengan target pada 2030 dan 2050 yang telah dicanangkan dalam Perjanjian Paris (Paris Agreement). Dan berfokus dalam beberapa sektor utama, antara lain transportasi," ujar Anies.
5. Dialog Bersama Sekjen PBB
Anies Baswedan mengikuti dialog secara virtual bersama Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres dan pimpinan C40 pada Jumat (16/4/2021) malam. Dialog yang membahas dampak perubahan iklim ini diikuti Ketua C40 dan asosiasi kota besar dunia.
Dalam paparannya selama kurang lebih dua menit di hadapan Sekjen PBB dan pimpinan kota-kota besar dunia, mengatakan, PBB memiliki peran yang besar untuk membantu kota-kota di dunia. Pertama, PBB dapat mendorong negara-negara untuk mengakui pencapaian aksi iklim yang dilakukan pada tingkat kota, dan itu perlu dihitung sebagai bagian dari National Determined Contribution (NDC) dari aksi iklim.
Kedua, dalam kapasitasnya, PBB mampu meminjamkan tangannya untuk mendorong terjadinya integrasi vertikal dan horizontal pada tingkat aksi serta kebijakan. "Terakhir, dalam rangka menuju COP 26, PBB dapat mendukung negara-negara untuk mengembangkan arsitektur dan struktur pendanaan yang komprehensif untuk menterjemahkan manfaat-manfaat yang diperoleh oleh pemerintah nasional pada forum global untuk dieksekusi pada level lokal," usul Anies.
Mendengar usulan itu, Sekjen PBB Antonio Gutteres lengsung menyatakan setuju. "Kami sepenuhnya mendukung usulan Anda dan siap melakukan yang terbaik dengan organisasi dan tim perwakilan PBB pada berbagai negara untuk sepenuhnya melalui advokasi global dengan para pemerintah untuk melakukan perses seperti yang Anda usulkan kepada kami," ujar Antonio Gutteres
6. Zero Carbon City International Forum
Zero Carbon City International Forum diselenggarakan pada Rabu, 17 Maret 2021 secara daring oleh Institute For Global Environmental Strategies (IGES). Anies hadir sebagai perwakilan Jakarta dan menjelaskan usaha Ibu Kota untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Rencananya, di tahun 2030 jumlah emisi gas rumah kaca di Jakarta bisa berkurang sebanyak 50%.
Target nol emisi akan dibidik di tahun 2050. Pengembangan ketahanan masyarakat agar bisa beradaptasi dengan perubahan iklim dan lingkungan juga akan dilakukan. Kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan terobosan atau beragam upaya serius untuk mengerjakan hal ini. Termasuk, kolaborasi dengan berbagai pihak dengan pembentukan gugus tugas iklim di tahun 2020.
7. Forum C40
Anies berbicara di forum C40 yang digelar oleh pemerintah Tokyo pada 17 Februari 2021. Meskipun berlangsung virtual, acara bertajuk ‘Overcoming the Covid-19 Crisis and Accelerating Climate Actions for Future’ ini diselenggarakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Di forum internasional ini, Anies mengutarakan bahwa Jakarta bukan lagi kota dengan tingkat kemacetan tinggi di dunia. Buktinya, Jakarta berhasil keluar dari daftar 10 besar kota termacet. Hasil tersebut tercatat selama pandemi Covid-19 ini. Dalam TomTom Traffic Index 2020, Jakarta turun ke posisi 31.
Sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta, Anies Baswedan tentunya cukup aktif berbicara di berbagai forum internasional. Banyak hal menarik yang menjadi fokus pembahasannya. Dari mulai masalah iklim hingga urbanisasi.
Berikut sepak terjang Anies Baswedang di forum internasional sepanjang tahun 2021:
1. Steering Committee Meeting C40 Cities Leadership Group
Anies Baswedan menjadi pembicara dalam acara C40 atau Steering Committee Meeting C40 Cities Leadership Group di Glasgow, Inggris pada 1 November 2021. Forum tersebut merupakan rapat pengarahan yang masuk dalam rangkaian acara KTT COP26.
Sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies mengutarakan bahwa Ibu Kota telah berhasil menyelesaikan rencana aksi iklim serius yang tertuang dalah Peraturan Gubernur No 90 Tahun 2021 tentang Rencana Pembangunan Rendah Karbon Daerah yang Berketahanan Iklim.
Dalam kesempatan itu, Anies juga memberikan apresiasi kepada Eric Garcetti, Wali Kota Los Angeles, karena telah mendukung terselenggaranya perumusan rerncana aksi iklim di Jakarta dan kota lain di dunia.
2. Konferensi Hybrid Tingkat Tinggi
Anies Baswedan tampil dalam dalam konferensi hybrid tingkat tinggi Time To Act: Climate Action Forum, Jumat (15/10/2021) malam. Forum internasional ini sekaligus untuk menyambut momentum COP26, United Nations Climate Change Conference ke-26 yang digelar November mendatang di Glasgow, Skotlandia.
Pada forum diskusi malam ini bersama para pemimpin kota dunia dan para ilmuwan, kami membahas aksi menghadapi perubahan iklim dan percepatan pengurangan emisi karbon “carbon half” sebelum tahun 2030.
3. Forum Climate Heroes International
Dalam Forum Climate Heroes International yang diselenggarakan secara virtual oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Kamis, 30 September 2021, Anies memberikan pemaparan tentang adanya fenomena urbanisasi besar yang akan terjadi.
Diprediksi, setidaknya sebanyak 60,4% populasi dunia akan tinggal di kota dalam 9 tahun mendatang. Menilik jauh ke tahun 2050, diperkirakan ada 68% masyarakat yang beralih ke kota. Karena itu, kota memiliki peran penting dalam peradaban manusia.
Anies juga menyinggung masalah perubahan iklim dan pandemi Covid-19 yang notabene menjadi tantangan besar bagi kota-kota di dunia. Menurut dia, komunitas internasional harus memberikan perhatian lebih kepada kota-kota.
Sementara itu, pemerintah kota diakui menjadi sekutu terpenting guna mendorong masa depan yang lebih hijau, tangguh dan berkelanjutan. Jakarta juga diakuinya akan menjalankan peran guna menanggulangi dampak perubahan iklim.
4. C40 Cities Steering Comitte
Anies Baswedan tampil di Forum Internasional C40 Cities Steering Comitte. Dalam pertemuan tahunan bersama C40 Cities tersebut, Anies yang tampil berbahasa inggris melaporkan progres konkret yang telah dilakukan Jakarta dalam hal advokasi perubahan iklim.
Saat ini kota-kota di dunia mulai mengambil langkah berani dalam mengatasi dampak perubahan iklim, termasuk Jakarta "Jakarta terus mengembangkan rencana aksi iklim yang sesuai dengan target pada 2030 dan 2050 yang telah dicanangkan dalam Perjanjian Paris (Paris Agreement). Dan berfokus dalam beberapa sektor utama, antara lain transportasi," ujar Anies.
5. Dialog Bersama Sekjen PBB
Anies Baswedan mengikuti dialog secara virtual bersama Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres dan pimpinan C40 pada Jumat (16/4/2021) malam. Dialog yang membahas dampak perubahan iklim ini diikuti Ketua C40 dan asosiasi kota besar dunia.
Dalam paparannya selama kurang lebih dua menit di hadapan Sekjen PBB dan pimpinan kota-kota besar dunia, mengatakan, PBB memiliki peran yang besar untuk membantu kota-kota di dunia. Pertama, PBB dapat mendorong negara-negara untuk mengakui pencapaian aksi iklim yang dilakukan pada tingkat kota, dan itu perlu dihitung sebagai bagian dari National Determined Contribution (NDC) dari aksi iklim.
Kedua, dalam kapasitasnya, PBB mampu meminjamkan tangannya untuk mendorong terjadinya integrasi vertikal dan horizontal pada tingkat aksi serta kebijakan. "Terakhir, dalam rangka menuju COP 26, PBB dapat mendukung negara-negara untuk mengembangkan arsitektur dan struktur pendanaan yang komprehensif untuk menterjemahkan manfaat-manfaat yang diperoleh oleh pemerintah nasional pada forum global untuk dieksekusi pada level lokal," usul Anies.
Mendengar usulan itu, Sekjen PBB Antonio Gutteres lengsung menyatakan setuju. "Kami sepenuhnya mendukung usulan Anda dan siap melakukan yang terbaik dengan organisasi dan tim perwakilan PBB pada berbagai negara untuk sepenuhnya melalui advokasi global dengan para pemerintah untuk melakukan perses seperti yang Anda usulkan kepada kami," ujar Antonio Gutteres
6. Zero Carbon City International Forum
Zero Carbon City International Forum diselenggarakan pada Rabu, 17 Maret 2021 secara daring oleh Institute For Global Environmental Strategies (IGES). Anies hadir sebagai perwakilan Jakarta dan menjelaskan usaha Ibu Kota untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Rencananya, di tahun 2030 jumlah emisi gas rumah kaca di Jakarta bisa berkurang sebanyak 50%.
Target nol emisi akan dibidik di tahun 2050. Pengembangan ketahanan masyarakat agar bisa beradaptasi dengan perubahan iklim dan lingkungan juga akan dilakukan. Kini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah melakukan terobosan atau beragam upaya serius untuk mengerjakan hal ini. Termasuk, kolaborasi dengan berbagai pihak dengan pembentukan gugus tugas iklim di tahun 2020.
7. Forum C40
Anies berbicara di forum C40 yang digelar oleh pemerintah Tokyo pada 17 Februari 2021. Meskipun berlangsung virtual, acara bertajuk ‘Overcoming the Covid-19 Crisis and Accelerating Climate Actions for Future’ ini diselenggarakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Baca Juga
Di forum internasional ini, Anies mengutarakan bahwa Jakarta bukan lagi kota dengan tingkat kemacetan tinggi di dunia. Buktinya, Jakarta berhasil keluar dari daftar 10 besar kota termacet. Hasil tersebut tercatat selama pandemi Covid-19 ini. Dalam TomTom Traffic Index 2020, Jakarta turun ke posisi 31.
(thm)