Viral TKI Menumpuk di Bandara Soetta, Ini Penjelasan Dansatgas Covid
loading...
A
A
A
TANGERANG - Dansatgas Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Agus Listiyono angkat bicara terkait viral penumpukan penumpang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Agus menuturkan kronologis terkait kejadian penumpukan itu sudah terjadi sejak Sabtu 18 Desember 2021 hingga Minggu 19 Desember 2021. Penumpukan ini terjadi salah satunya yakni akibat moda transportasi, yakni bus Damri, yang mengantarkan penumpang untuk karantina tertahan di Wisma Atlet.
”Kenapa ada penumpukan? Karena bus Damri yang memuat tertahan di Wisma Pademangan dan (RSDC) Pasar Rumput,” kata Agus, Senin (20/12/2021).
Dijelaskan Agus, di Wisma Atlet Pademangan bus yang tertahan mencapai 20 bus. Sedangkan di Rumah Sakit Darurat Covid-18 (RSDC) Pasar Rumput terdapat 12 bus yang tertahan. Tertahannya bus ini terjadi karena melihat dari proses masuknya para penumpang tadi untuk dapat masuk ke tempat karantina.
”Itu kan kalau diantar ke Wisma enggak serta merta dilepas gitu aja kan, pasti ada verifikasi dan segala macamnya,” paparnya. Di sisi lain, penyebab dari peristiwa ini juga melihat dari Wisma Atlet Pademangan yang dilockdown karena ada yang terpapar virus Omicorn.
Lantas untuk menyiasati hal ini, diakui Agus pihak Satgas Kodam Jaya membuka Rusun Nagrak yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara.Agus pun juga sudah berkoordinasi dengan pihak bus Damri untuk dapat mengurai hal ini. ”Kita sudah koordinasi dengan Damri untuk bisa mengurai (penumpang) di sini,” ujarnya.
Kemudian setelah adanya koordinasi dengan Kodam Jaya, penumpang yang menumpuk pun sudah dapat dikendalikan.”Setelah koordinasi dengan Kodam Jaya, sekitar pukul 19.00 WIB seharusnya jadi mundur jadi jam 1 siang (minggu),” ujarnya.
Agus menuturkan kronologis terkait kejadian penumpukan itu sudah terjadi sejak Sabtu 18 Desember 2021 hingga Minggu 19 Desember 2021. Penumpukan ini terjadi salah satunya yakni akibat moda transportasi, yakni bus Damri, yang mengantarkan penumpang untuk karantina tertahan di Wisma Atlet.
”Kenapa ada penumpukan? Karena bus Damri yang memuat tertahan di Wisma Pademangan dan (RSDC) Pasar Rumput,” kata Agus, Senin (20/12/2021).
Dijelaskan Agus, di Wisma Atlet Pademangan bus yang tertahan mencapai 20 bus. Sedangkan di Rumah Sakit Darurat Covid-18 (RSDC) Pasar Rumput terdapat 12 bus yang tertahan. Tertahannya bus ini terjadi karena melihat dari proses masuknya para penumpang tadi untuk dapat masuk ke tempat karantina.
”Itu kan kalau diantar ke Wisma enggak serta merta dilepas gitu aja kan, pasti ada verifikasi dan segala macamnya,” paparnya. Di sisi lain, penyebab dari peristiwa ini juga melihat dari Wisma Atlet Pademangan yang dilockdown karena ada yang terpapar virus Omicorn.
Lantas untuk menyiasati hal ini, diakui Agus pihak Satgas Kodam Jaya membuka Rusun Nagrak yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara.Agus pun juga sudah berkoordinasi dengan pihak bus Damri untuk dapat mengurai hal ini. ”Kita sudah koordinasi dengan Damri untuk bisa mengurai (penumpang) di sini,” ujarnya.
Kemudian setelah adanya koordinasi dengan Kodam Jaya, penumpang yang menumpuk pun sudah dapat dikendalikan.”Setelah koordinasi dengan Kodam Jaya, sekitar pukul 19.00 WIB seharusnya jadi mundur jadi jam 1 siang (minggu),” ujarnya.
(ams)