Hindari Potensi Korupsi, Panitia Formula E Gandeng KPK
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ikatan Motor Indonesia (IMI) akan meminta pendampingan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait penyelenggaraan Formula E yang bakal digelar pada Juni 2022 mendatang. Adapun IMI merupakan salah satu pihak panitia dari turnamen balap mobil bertenaga listrik tersebut.
Sekjen Pengurus Pusat IMI Ahmad Sahroni mengungkapkan, pihaknya akan beraudiensi dengan KPK setelah panitia untuk ajang balap Formula E terbentuk.Saat ini, pihaknya masih mendalami rencana pembentukan panitia dengan melibatkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku penyelenggara acara dan Formula E Operations, pemegang lisensi balap Formula E.
”Setelah panitia terbentuk untuk pelaksanaan, kami akan meminta pendampingan KPK dalam pelaksanaan Formula E,” kata Sahroni, Rabu (24/11/2021) malam.
Menurutnya, KPK harus ikut andil dalam proses pelaksanaan Formula E, untuk menghindari upaya manuver politik dari pihak-pihak tertentu. Padahal, kata dia, ajang balap ini digelar tidak hanya untuk olahraga saja tapi upaya branding bagi negara pada dunia.
”Karena itu kami dari (panitia) Formula E dan IMI akan berkonsultasi langsung dengan KPK dan meminta KPK untuk ikut andil dalam pengawasan turnamen ini. Hal ini diperlukan, untuk mengawasi langsung dan menghindari potensi penyalahgunaan uang negara dan menghindari politicking,” ujar Wakil Ketua Komisi III DPR ini.
Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo alias Bamsoet memastikan ajang balap Formula E di Jakarta akan tetap digelar pada Juni 2022 mendatang. Meski dalam perhelatan ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pendampingan, turnamen Formula E tetap bisa digelar sebagaimana jadwal yang ditetapkan.
”Silahkan hukum berjalan tapi acara ini karena sudah masuk ke tender event internasional, ini tetap harus berjalan,” kata Bamsoet. Dia meyakini, tidak ada masalah dengan turnamen Formula E ini karena telah dirancang sesuai aturan yang berlaku. ”Saya yakin dan percaya ini akan indah pada waktunya dan akan clear pada waktunya,” imbuhnya.
Bamsoet telah mengingatkan Formula E Operations (FEO) selaku pemegang lisensi agar tidak memilih kawasan Monas, Jakarta Pusat dan Gelora Bung Karno (GBK) sebagai lintasan balap Formula E karena berada pada area terbatas atau ring utama. IMI lalu menyarankan FEO untuk melakukan kajian venue dari lima opsi yang ditawarkan.
Yaitu Jalan Sudirman-Thamrin; Pantai Indah Kapuk (PIK) Penjaringan, Jakarta Utara; Jakarta International Stadium (JIS) Tanjung Priok, Jakarta Utara; JIEXPO Kemayoran Jakarta Pusat dan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. ”Kami hanya bisa menyampaikan lima opsi lintasan, selanjutnya untuk menentukan lokasi kami serahkan kepada Bapak Presiden,” jelasnya.
Sementara Co Founder Formula E Alberto Longo meyakini, ajang balap ini dilaksanakan secara transparan. Longo mengaku, pihak panitia juga telah melakukan penjajakan dengan sejumlah warga Jakarta. ”Kami secara transparan bertanya juga dengan orang-orang di Jakarta karena tidak ada sesuatu yang disembunyikan di sini,” katanya.
Dia menyatakan, pihak panitia akan berkolaborasi dengan semua pihak yang berwenang untuk menghindari adanya kesalahapahaman terkait Formula E. ”Kami tidak tahu hasil dari studi yang dilakukan, tetapi saya bisa yakinkan bahwa tidak ada sesuatu yang berjalan dengan salah,” kata Longo.
Sekjen Pengurus Pusat IMI Ahmad Sahroni mengungkapkan, pihaknya akan beraudiensi dengan KPK setelah panitia untuk ajang balap Formula E terbentuk.Saat ini, pihaknya masih mendalami rencana pembentukan panitia dengan melibatkan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku penyelenggara acara dan Formula E Operations, pemegang lisensi balap Formula E.
”Setelah panitia terbentuk untuk pelaksanaan, kami akan meminta pendampingan KPK dalam pelaksanaan Formula E,” kata Sahroni, Rabu (24/11/2021) malam.
Menurutnya, KPK harus ikut andil dalam proses pelaksanaan Formula E, untuk menghindari upaya manuver politik dari pihak-pihak tertentu. Padahal, kata dia, ajang balap ini digelar tidak hanya untuk olahraga saja tapi upaya branding bagi negara pada dunia.
”Karena itu kami dari (panitia) Formula E dan IMI akan berkonsultasi langsung dengan KPK dan meminta KPK untuk ikut andil dalam pengawasan turnamen ini. Hal ini diperlukan, untuk mengawasi langsung dan menghindari potensi penyalahgunaan uang negara dan menghindari politicking,” ujar Wakil Ketua Komisi III DPR ini.
Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo alias Bamsoet memastikan ajang balap Formula E di Jakarta akan tetap digelar pada Juni 2022 mendatang. Meski dalam perhelatan ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pendampingan, turnamen Formula E tetap bisa digelar sebagaimana jadwal yang ditetapkan.
”Silahkan hukum berjalan tapi acara ini karena sudah masuk ke tender event internasional, ini tetap harus berjalan,” kata Bamsoet. Dia meyakini, tidak ada masalah dengan turnamen Formula E ini karena telah dirancang sesuai aturan yang berlaku. ”Saya yakin dan percaya ini akan indah pada waktunya dan akan clear pada waktunya,” imbuhnya.
Bamsoet telah mengingatkan Formula E Operations (FEO) selaku pemegang lisensi agar tidak memilih kawasan Monas, Jakarta Pusat dan Gelora Bung Karno (GBK) sebagai lintasan balap Formula E karena berada pada area terbatas atau ring utama. IMI lalu menyarankan FEO untuk melakukan kajian venue dari lima opsi yang ditawarkan.
Yaitu Jalan Sudirman-Thamrin; Pantai Indah Kapuk (PIK) Penjaringan, Jakarta Utara; Jakarta International Stadium (JIS) Tanjung Priok, Jakarta Utara; JIEXPO Kemayoran Jakarta Pusat dan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. ”Kami hanya bisa menyampaikan lima opsi lintasan, selanjutnya untuk menentukan lokasi kami serahkan kepada Bapak Presiden,” jelasnya.
Sementara Co Founder Formula E Alberto Longo meyakini, ajang balap ini dilaksanakan secara transparan. Longo mengaku, pihak panitia juga telah melakukan penjajakan dengan sejumlah warga Jakarta. ”Kami secara transparan bertanya juga dengan orang-orang di Jakarta karena tidak ada sesuatu yang disembunyikan di sini,” katanya.
Dia menyatakan, pihak panitia akan berkolaborasi dengan semua pihak yang berwenang untuk menghindari adanya kesalahapahaman terkait Formula E. ”Kami tidak tahu hasil dari studi yang dilakukan, tetapi saya bisa yakinkan bahwa tidak ada sesuatu yang berjalan dengan salah,” kata Longo.
(ams)