Belum Terima Bantuan, Sopir Angkot di Depok Nilai Pemerintah Pilih Kasih

Selasa, 21 April 2020 - 21:46 WIB
loading...
Belum Terima Bantuan, Sopir Angkot di Depok Nilai Pemerintah Pilih Kasih
Ribuan sopir angkot di Depok mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah sebagai dampak Covid-19.Foto/SINDOnews/R Ratna Purnama
A A A
DEPOK - Ribuan sopir angkutan kota (angkot) di Depok mengaku belum mendapat bantuan dari pemerintah sebagai dampak Covid-19. Terlebih setelah sepekan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) penghasilan mereka turun drastis.

Belum cairnya bantuan untuk para sopir angkot di Depok ini menimbulkan kecemburuan sosial. Pasalnya warga lain yang juga masuk dalam daftar penerima bantuan sudah mendapatkan haknya. Para sopir pun menilai pemerintah pilih kasih.

"Ini menimbulkan kecemburuan dari para pengemudi kenapa hanya ojol. Mereka berpikir, pejabat yang sekarang menjabat naiknya angkot zaman dulu atau bukan," ungkap Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda), M Hasyim ditemui usai melakukan mediasi dengan ribuan sopir, Selasa (21/4/2020).

Semula ribuan sopir itu akan melakukan aksi damai dengan memarkir angkot di depan Balai KKota Depok. Namun setelah dilakukan mediasi, para sopir tak jadi melakukan rencana tersebut. "Ini adalah reaksi spontan teman-teman mempertanyakan kepada Organda dan pemerintah kapan mereka mendapatkan haknya," ungkapnya.

Mereka mempertanyakan mengapa hanya ojek online (ojol) yang kerap mendapat bantuan. Padahal para sopir pun juga terdampak atas wabah ini serta pemberlakuan PSBB. "Sementara pihak yang mendapat perlakuan khusus seperti ojol diprioritaskan mendapat subsidi ojol dan lain-lain," katanya.

Hasyim menuturkan, Organda secara kelembagaan sudah menyampaikan data semua sopir di jalur Kota Depok. Namun sampai sekarang Organda belum mendapatkan jawaban kapan kira-kira bantuan untuk anggotanya itu didapatkan. Untuk saat ini, kata dia baru ada bantuan dari pemerintah pusat melalui pihak kepolisian yang direncanakan baru akan cair pekan depan.

Untuk sopir angkot hanya mendapat kuota 900-1000 orang dari total 2.000 penerima. Sedangkan sisanya dialokasikan kepada ojek pangkalan dan sejumlah pekerja nonformal lainnya. "Jatah untuk Organda 900-1.000, dari 2.000 yang harusnya didapatkan," ucapnya.

Salah satu sopir angkot 06, Edi Irwan mengaku selama PSBB pendapatannya sangat turun drastis. Dia menyebutkan hanya bisa membawa uang Rp30.000 per harinya sementara kalau hari-hari biasa pendapatannya bisa mencapai Rp90-110.000. "Ridwan Kamil kan bilang rakyat Jawa Barat jangan sampai kelaparan tapi realisasinya tidak ada. Di RT/RW juga hanya berapa persen yang dapat. Terus kita mencari rezeki juga dipersempit harusnya kita bawa 7-8 orang diturunin jadi 5 orang dari sini ke terminal. Anak istri kita mau makan apa?," katanya.
(hab)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1742 seconds (0.1#10.140)