Simulasi Pembelajaran Tatap Muka SMAN 1 Ciputat, Kepala Sekolah Kaget Lihat Rambut Siswa Gondrong
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) digelar di SMAN 1 Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel). Simulasi ini dilakukan guna mematangkan persiapan pembelajaran tatap muka yang dilaksanakan dalam waktu dekat.
Terlihat para siswa sudah dipandu begitu memasuki gerbang sekolah. Beberapa guru pun siap sambil membawa alat thermo gun. Jika batas suhu normal, maka siswa-siswi tersebut bisa menuju kelas dengan lebih dulu mencuci tangan di wastafel yang tersedia.
Simulasi itu digelar berbarengan dengan vaksinasi tahap 2. Rencananya, pada 13 September 2021 mereka semua sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka hari pertama. (Baca juga; Kota Depok Akan Gelar Pembelajaran Tatap Muka Oktober 2021 )
"Hari ini kita menggelar vaksin tahap 2 sekaligus kita simulasi belajar tatap muka. Sehingga nanti pada tanggal 13 sudah siap semua," terang Kepala Sekolah SMAN 1 Ciputat, Ade Gunawan, Sabtu (4/8/2021).
Seluruh siswa nampak tak sabar ingin segera mengikuti pembelajaran tatap muka di kelas. Mereka terlihat begitu serius mengikuti rangkaian kegiatan vaksin hingga simulasi tatap muka. Tidak diduga sebagian siswa rambutnya gondrong karena sudah lama tidak dicukur dampak dari pandemi COVID-19.
"Saya kaget juga ada beberapa yang gondrong, tadi ada juga yang hampir sebahu. Mungkin karena pandemi beberapa tahun ini ya, jadi mereka cukur rambut juga banyak yang takut-takut, menghindari kontak fisik," ungkapnya. (Baca juga; Kota Bogor Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka untuk SMP, Ini Syarat Utamanya )
Meski demikian, Ade memaklumi lantaran selama ini mereka belajar secara daring dari rumah. Namun untuk pembelajaran tatap muka nanti, ketentuan sekolah sebelumnya soal rambut akan kembali diberlakukan. "Nanti saat mulai tatap muka, tentu akan kita sesuaikan lagi," ucap Ade
Lebih lanjut Ade mengungkap, bahwa masih ada segelintir orang tua yang merasa khawatir dengan pelaksanaan tatap muka di sekolah. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan orangtua siswa agar sama-sama memastikan protokol kesehatan berjalan.
"Kita selalu kordinasi dengan pihak orang tua. Kita jelaskan bahwa nanti saat masuk sekolah nggak semuanya, ganti-ganti 25 persen kapasitasnya. Kita buat kluster pembagiannya juga untuk menghindari kerumunan. Teknisnya masih kita kaji, ada beberapa opsi," tandasnya.
Terlihat para siswa sudah dipandu begitu memasuki gerbang sekolah. Beberapa guru pun siap sambil membawa alat thermo gun. Jika batas suhu normal, maka siswa-siswi tersebut bisa menuju kelas dengan lebih dulu mencuci tangan di wastafel yang tersedia.
Simulasi itu digelar berbarengan dengan vaksinasi tahap 2. Rencananya, pada 13 September 2021 mereka semua sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka hari pertama. (Baca juga; Kota Depok Akan Gelar Pembelajaran Tatap Muka Oktober 2021 )
"Hari ini kita menggelar vaksin tahap 2 sekaligus kita simulasi belajar tatap muka. Sehingga nanti pada tanggal 13 sudah siap semua," terang Kepala Sekolah SMAN 1 Ciputat, Ade Gunawan, Sabtu (4/8/2021).
Seluruh siswa nampak tak sabar ingin segera mengikuti pembelajaran tatap muka di kelas. Mereka terlihat begitu serius mengikuti rangkaian kegiatan vaksin hingga simulasi tatap muka. Tidak diduga sebagian siswa rambutnya gondrong karena sudah lama tidak dicukur dampak dari pandemi COVID-19.
"Saya kaget juga ada beberapa yang gondrong, tadi ada juga yang hampir sebahu. Mungkin karena pandemi beberapa tahun ini ya, jadi mereka cukur rambut juga banyak yang takut-takut, menghindari kontak fisik," ungkapnya. (Baca juga; Kota Bogor Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka untuk SMP, Ini Syarat Utamanya )
Meski demikian, Ade memaklumi lantaran selama ini mereka belajar secara daring dari rumah. Namun untuk pembelajaran tatap muka nanti, ketentuan sekolah sebelumnya soal rambut akan kembali diberlakukan. "Nanti saat mulai tatap muka, tentu akan kita sesuaikan lagi," ucap Ade
Lebih lanjut Ade mengungkap, bahwa masih ada segelintir orang tua yang merasa khawatir dengan pelaksanaan tatap muka di sekolah. Pihaknya pun terus berkoordinasi dengan orangtua siswa agar sama-sama memastikan protokol kesehatan berjalan.
"Kita selalu kordinasi dengan pihak orang tua. Kita jelaskan bahwa nanti saat masuk sekolah nggak semuanya, ganti-ganti 25 persen kapasitasnya. Kita buat kluster pembagiannya juga untuk menghindari kerumunan. Teknisnya masih kita kaji, ada beberapa opsi," tandasnya.
(wib)