Nestapa Anak Juru Parkir, Sulit Urus KIP-PIP hingga Tak Mampu Beli Buku di SMAN 6 Tangsel

Rabu, 01 September 2021 - 23:34 WIB
loading...
A A A
"Tadi ke situ lagi (KCD), dan jawabannya ya sama. Jadi pegawainya bilang, registrasinya harus melalui operator sekolah, nanti dari sekolah yang kirim datanya ke kita. Jadi disuruh balik lagi ke sekolah," katanya.

Gantina dan Reni merupakan keluarga kecil yang kondisi ekonominya tak sebaik wali murid kebanyakan di SMAN 6. Penghasilan Gantina sebagai juru parkir, tak bisa menopang berbagai kebutuhan sehari-hari, apalagi untuk keperluan lain di luar itu.

"Dulu narik angkot, tapi karena sepi, enggak ketutup setorannya akhirnya sekarang jadi tukang parkir," sambung dia.

Meski berasal dari keluarga tak mampu, Reni dan Gantina merasa bangga karena putra mereka bisa mengenyam pendidikan di SMAN 6 Tangsel melalui jalur afirmasi. Untuk itulah keduanya berharap banyak dari KIP dan PIP agar meringankan beban biaya kebutuhan sekolah.

"Dari sekolah kan disuruh beli juga buat buku paket pendamping, dulu beli Rp900 ribuan. Kalau kemarin ini kita disuruh beli buku harganya Rp510 ribu, belinya di koperasi sekolah, kita bingung uangnya belum ada. Kalau udah ada itu (KIP-PIP) kan agak ringan jadinya," ungkapnya.

Sementara itu, Humas SMAN 6 Tangsel, Arie Yunitarie, memastikan pihaknya akan membantu segala proses pembuatan KIP ataupun PIP bagi siswa tidak mampu.

"Nanti kita cek dulu ya pak. Pasti sekolah ada alasan. Kita nggak pernah nggak bantu, apalagi untuk masalah PIP dan segala macamnya, kita pasti bantu. Kita upayakan, apalagi tidak mampu," ucapnya dihubungi terpisah.

Dia menjelaskan, pada tahun lalu data siswa yang ingin membuat PIP telah diajukan. Namun dari jumlah itu tak seluruhnya bisa disetujui. "Memang biasanya tidak di ACC seratus persen, selalu berbeda setiap tahunnya. Untuk PIP tahun ini memamg belum bisa diajukan, karena data belum lengkap," terangnya.

Arie pun meminta agar orang tua siswa mendatangi sekolah esok hari guna pengurusan KIP dan PIP. "Nanti kalau misalnya anak ini mau mengkomunikasikan lagi, coba biar datang ke sekolah. Kalau di sekolah bisa menemui BK, bisa menemui kesiswaan, nanti kami fasilitasi," pungkasnya.
(thm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2315 seconds (0.1#10.140)