Minyak Jelantah Jadi Isu Sosialisasi Parpol di Tangsel
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Minyak jelantah merupakan limbah dari penggunaan minyak goreng yang telah dipakai. Kebanyakan masyarakat tak menggunakannya lagi karena berisiko terhadap gangguan kesehatan.
Bahayanya lagi, terkadang minyak bekas itu dibuang begitu saja di saluran air. Padahal, isi kandungan minyak jelantah bisa mencemarkan lingkungan. Gumpalan lemak di dalamnya bisa menutup permukaan air dari sinar matahari ataupun oksigen.
Baca juga: Minyak Jelantah Bisa Penuhi Sebagian Kebutuhan Biodiesel Nasional
Oleh karena itu, daur ulang minyak jelantah sebenarnya cukup solutif baik bagi lingkungan maupun nilai ekonomis. Salah satu yang terus dikembangkan adalah daur ulang menjadi sabun. Sementara ini, memang tak banyak yang mengetahui proses produksinya.
Kampanye lingkungan itulah yang mulai terus digencarkan pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Meski lingkup produksinya masih terbatas internal, namun sosialisasi mengenai dampak pencemaran minyak jelantah telah dilakukan secara luas ke masyarakat.
"Kita ada komunitas di Pondok Aren, Muslimah Charity. Mereka menghimpun limbah dari minyak-minyak jelantah itu, dikumpulkan. Nanti akan diproses jadi sabun dari minyak jelantah. Yang mengelola tim kita, ada pelatihannya," ujar Ketua DPC PKS Pondok Aren Yusuf Sachiro di sela penanaman bibit pohon di Jurang Mangu Barat, Sabtu (10/4/21).
Baca juga: Minyak Jelantah Jadi Bahan Baku Biodiesel Perlu Dimulai dari Pemda
Kegiatan sedekah minyak jelantah telah berjalan selama 3 tahun. Menurut Yusuf, warga merespons sosialisasi tersebut dengan baik. "Ini juga menjadi edukasi ke masyarakat karena selama ini minyak-minyak bekas itu dibuang ke selokan," ucapnya.
Selain minyak jelantah, PKS juga memanfaatkan isu polusi udara sebagai bahan sosialisasi penanaman pohon ke masyarakat. Kondisi yang ada saat ini sangat mengkhawatirkan di mana Tangsel disebut menyandang status udara terburuk di level Asia Tenggara.
"Ini miris. Jadi bentuk solusi campaign yang kita berikan, kita nggak usah menyalahkan siapapun. Kita berikan solusinya, kita tanam pohon," kata Yusuf.
Bahayanya lagi, terkadang minyak bekas itu dibuang begitu saja di saluran air. Padahal, isi kandungan minyak jelantah bisa mencemarkan lingkungan. Gumpalan lemak di dalamnya bisa menutup permukaan air dari sinar matahari ataupun oksigen.
Baca juga: Minyak Jelantah Bisa Penuhi Sebagian Kebutuhan Biodiesel Nasional
Oleh karena itu, daur ulang minyak jelantah sebenarnya cukup solutif baik bagi lingkungan maupun nilai ekonomis. Salah satu yang terus dikembangkan adalah daur ulang menjadi sabun. Sementara ini, memang tak banyak yang mengetahui proses produksinya.
Kampanye lingkungan itulah yang mulai terus digencarkan pengurus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Tangerang Selatan (Tangsel). Meski lingkup produksinya masih terbatas internal, namun sosialisasi mengenai dampak pencemaran minyak jelantah telah dilakukan secara luas ke masyarakat.
"Kita ada komunitas di Pondok Aren, Muslimah Charity. Mereka menghimpun limbah dari minyak-minyak jelantah itu, dikumpulkan. Nanti akan diproses jadi sabun dari minyak jelantah. Yang mengelola tim kita, ada pelatihannya," ujar Ketua DPC PKS Pondok Aren Yusuf Sachiro di sela penanaman bibit pohon di Jurang Mangu Barat, Sabtu (10/4/21).
Baca juga: Minyak Jelantah Jadi Bahan Baku Biodiesel Perlu Dimulai dari Pemda
Kegiatan sedekah minyak jelantah telah berjalan selama 3 tahun. Menurut Yusuf, warga merespons sosialisasi tersebut dengan baik. "Ini juga menjadi edukasi ke masyarakat karena selama ini minyak-minyak bekas itu dibuang ke selokan," ucapnya.
Selain minyak jelantah, PKS juga memanfaatkan isu polusi udara sebagai bahan sosialisasi penanaman pohon ke masyarakat. Kondisi yang ada saat ini sangat mengkhawatirkan di mana Tangsel disebut menyandang status udara terburuk di level Asia Tenggara.
"Ini miris. Jadi bentuk solusi campaign yang kita berikan, kita nggak usah menyalahkan siapapun. Kita berikan solusinya, kita tanam pohon," kata Yusuf.
(jon)