3 Kali Diteror, Ketua PA 212 Ungkap Pelaku Selalu Pakai Motor
loading...
A
A
A
DEPOK - Peristiwa ancaman yang diterima Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif di rumahnya di Harjamukti, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok , bukan yang pertama kali. Slamet menuturkan peristiwa semalam adalah yang ketiga kalinya yang dialami.
Pertama terjadi pada Februari 2020 yang menyebabkan kaca depan rumahnya hancur. Pelakunya diperkirakan empat orang dengan menggunakan dua motor. “Dilempar dua kali. Satu pakai batu, satu kali lagi pakai bekas coran,” katanya, Kamis (1/4/2021).
Saat itu dia belum memasang CCTV di rumahnya dan saksi yang melihat peristiwa itu adalah tetangganya. Pelaku menggunakan dua motor dan berjumlah empat orang. Peristiwa itu terjadi dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. (Baca juga; Terduga Teroris Bekasi Sering Ikuti Agenda Aksi 212 )
Kemudian peristiwa kedua terjadi pada 6 Desember 2020 pukul 02.59 WIB. Kala itu yang menjadi sasaran adalah kendaraan roda empat yang diparkir di depan rumahnya. Kaca mobilnya pun pecah dilempar menggunakan batu.
Lagi-lagi, Slamet tidak tahu siapa pelakunya. “Kaca mobil depan pecah dan dicoret pakai cat merah. Terus langsung pergi,” tambahnya. (Baca juga; Rumah Ketua Umum PA 212 Dirusak Orang Misterius )
Ketiga terjadi dini hari tadi pukul 02.00 WIB. Pelakunya kembali diduga empat orang menggunakan dua motor. Slamet meyakini itu karena sempat terekam di CCTV rumahnya.
“Saya lihat dari dalam sudah ada bata conblock dan dan akhirnya saya lihat cctv sekitar jam 2 ternyata memang pelakunya datang dari arah depan sana. Kemudian pakai 2 motor, semuanya 4 orang, pakai helm semua masuk ke sini kemudian memutar di depan sana. Lalu balik dan kemudian dia pergi,” ucapnya.
Atas peristiwa yang menimpanya, Slamet pun mengaku tidak tahu motif dan siapa pelakunya. Untuk peristiwa ketiga ini, dia sama sekali tidak memiliki kecurigaan terkait motif pelaku.
“Kalau yang pertama mungkin ada motif politik karena waktu itu mau aksi besar mega korupsi. Waktu itu keadaannya seperti itu. Kemudian yang kedua pun setelah Habib Rizieq pulang apakah ada kaitannya dengan itu. Nah yang ketiga ini kita bingung karena tidak ada apa-apa, justru kita sedang cooling down,” katanya.
Ditanya apakah ada kaitan dengan peristiwa terorisme di lokasi lain, Slamet pun mengaku kurang memahami. Namun dia meyakini peristiwa yang menimpanya tidak ada kaitan dengan kejadian di Makasar dan Mabes Polri. “Itu saya nggak paham ya ada atau tidak kaitan, saya juga bingung apa kaitannya, tidak ada kaitannya,” pungkasnya.
Pertama terjadi pada Februari 2020 yang menyebabkan kaca depan rumahnya hancur. Pelakunya diperkirakan empat orang dengan menggunakan dua motor. “Dilempar dua kali. Satu pakai batu, satu kali lagi pakai bekas coran,” katanya, Kamis (1/4/2021).
Saat itu dia belum memasang CCTV di rumahnya dan saksi yang melihat peristiwa itu adalah tetangganya. Pelaku menggunakan dua motor dan berjumlah empat orang. Peristiwa itu terjadi dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. (Baca juga; Terduga Teroris Bekasi Sering Ikuti Agenda Aksi 212 )
Kemudian peristiwa kedua terjadi pada 6 Desember 2020 pukul 02.59 WIB. Kala itu yang menjadi sasaran adalah kendaraan roda empat yang diparkir di depan rumahnya. Kaca mobilnya pun pecah dilempar menggunakan batu.
Lagi-lagi, Slamet tidak tahu siapa pelakunya. “Kaca mobil depan pecah dan dicoret pakai cat merah. Terus langsung pergi,” tambahnya. (Baca juga; Rumah Ketua Umum PA 212 Dirusak Orang Misterius )
Ketiga terjadi dini hari tadi pukul 02.00 WIB. Pelakunya kembali diduga empat orang menggunakan dua motor. Slamet meyakini itu karena sempat terekam di CCTV rumahnya.
“Saya lihat dari dalam sudah ada bata conblock dan dan akhirnya saya lihat cctv sekitar jam 2 ternyata memang pelakunya datang dari arah depan sana. Kemudian pakai 2 motor, semuanya 4 orang, pakai helm semua masuk ke sini kemudian memutar di depan sana. Lalu balik dan kemudian dia pergi,” ucapnya.
Atas peristiwa yang menimpanya, Slamet pun mengaku tidak tahu motif dan siapa pelakunya. Untuk peristiwa ketiga ini, dia sama sekali tidak memiliki kecurigaan terkait motif pelaku.
“Kalau yang pertama mungkin ada motif politik karena waktu itu mau aksi besar mega korupsi. Waktu itu keadaannya seperti itu. Kemudian yang kedua pun setelah Habib Rizieq pulang apakah ada kaitannya dengan itu. Nah yang ketiga ini kita bingung karena tidak ada apa-apa, justru kita sedang cooling down,” katanya.
Ditanya apakah ada kaitan dengan peristiwa terorisme di lokasi lain, Slamet pun mengaku kurang memahami. Namun dia meyakini peristiwa yang menimpanya tidak ada kaitan dengan kejadian di Makasar dan Mabes Polri. “Itu saya nggak paham ya ada atau tidak kaitan, saya juga bingung apa kaitannya, tidak ada kaitannya,” pungkasnya.
(wib)