Saat ini sebagian warga masih ada yang bertahan di posko pengungsian dan ada yang kembali ketempat tinggalnya untuk melakukan pengecekan rumahnya. Kepada SINDOnews,Sartika (50) warga Kampung Pamahan, RT02/03 Desa Sumber Uripmengaku trauma dan ketakutan air kembali merendam wilayahnya lagi. Baca juga: Pagi Ini, Banjir Luapan Sungai Citarum Bekasi Mulai Surut
Ibu empat anak inimenceritakan detik-detik mengerikan air Kali Citarum tumpah ke permukiman warga.Tanggul tersebut mulanya jebol pada Sabtu 20 Februari 2021. Air dengan cepat masuk ke permukiman hingga membuat warga panik. “Pas ke wilayah saya itu masuknya pada, Minggu (21 Februari) pukul 01.00 WIB dini hari,” kata Sartika.
Kemudian airdengancepat langsung masuk tingginya sepahaorang dewasadi rumah, di jalan sudah sepinggang.Sartika saat itu hanya bisa berdiam diri di rumah, sebab kondisi jalan lingkungan sudah tak memungkin untuk dilintasi. Apalagi, di rumahnya tersebut terdapat anak dan orang tuanya, Sukiah (75) yang sedang sakit. Baca juga: Tanggul Citarum Jebol, Warga Kebanjiran, Pangdam III/Siliwangi: Kami Siap Perbaiki
Baca Juga:
“Sampaiminggu sore kami sekeluarga hanya berdiam diri di rumah, kondisi listrik sudah mati dari pas air masuk,” ungkap Sartika di PoskoPengungsian Saung Desa, Desa Sumber Sari, Kecamatan Pebayuran.
Pada Minggu 21 Februari 2021 sore, tim SAR gabungan mulai mengevakuasi warga, termasuk mengevakuasi keluarga Sartika untuk pindah dari zona bahaya. Baca juga: Basarnas Terjunkan Special Group Evakuasi Korban Tanggul Citarum Jebol
“Dijemput pakai perahu karet, karena kata tim SAR air per jam naik 5 sentimeter,warga di sini sudah trauma dan ketakutan kembali ke rumah,” imbuhnya.
Namun, Selasa(22/2/2021)pagiini, airbanjir mulai surut dipermukiman warga yang berada diDesa Sember Urip, Desa Karang Segar, Desa Karang Harja dan DesaKarang Haur.
(mhd)