4 Jalan Layang Ikonik dan Instragamable di Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keberadaan jalan layang selain pengurai kemacetan juga menjadi ikon sebuah kota. Nah, di Jakarta terdapat 4 jalan layang ikonik, bahkan bisa disebut instragamable.
Berikut 4 jalan layang ikonik di Jakarta yang berhasil dihimpun SINDOnews, Senin (8/2/2021). Baca juga: Netizen Bandingkan Jalan Layang Semanggi Karya Ahok VS Rumah Warna Warni Karya Anies
Jalan Layang Simpang Susun Semanggi
Jalan Layang Non-Tol (JLNT) dengan panjang jalan 1.622 meter ini menjadi yang pertama di Indonesia yang memakai bentang terpanjang di atas jalan tol dalam kota Jakarta secara full precast melengkung (hiperbolik).
Jembatan layang Semanggi terdiri dari dua ruas. Satu ruas diperuntukkan bagi kendaraan dari arah Cawang menuju Bundaran HI, satu ruas lainnya untuk kendaraan dari arah Slipi menuju Blok M.
Terbagi menjadi dua Ramp. Ramp 1, bagi kendaraan dari arah Grogol yang mengarah ke Blok M tidak perlu berbelok melewati kolong Semanggi tapi bisa langsung naik Simpang Susun yang mengarah ke Blok M.
Adapun Ramp 2, bagi kendaraan dari arah Cawang menuju Thamrin, tidak perlu berbelok melewati kolong, karena bisa langsung naik ke Ramp 2 Simpang Susun yang mengarah ke Thamrin.
Dengan begitu, tidak lagi terjadi pertemuan antara pengendara jalan dari Jalan Gatot Subroto dan dari Jalan Sudirman di kolong jembatan yang kerap membuat lalu lintas tersendat. Panjang Ramp 1 adalah 796 meter dan Ramp 2 sepanjang 826 meter.
Jalan Layang Bus Transjakarta Kapten Tendean-Ciledug
Jalan layang Transjakarta rute Tendean-Ciledug memiliki panjang 10,5 kilometer dengan lebar 9 meter. Total anggaran pembangunan jalan ini menghabiskan Rp2,5 triliun.
Jalan yang dilalui oleh koridor 13 ini yakni Jalan HOS Tjokroaminoto, Jalan Ciledug Raya, Jalan Kebayoran Lama, Jalan Kyai Maja, Jalan Sisingamaraja, Jalan Trunojoyo, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Kapten Tendean. Baca juga: 11 Halte Transjakarta Dipercantik, Ditutup saat Proses Renovasi
Jalan Layang MRT Bundaran HI-Lebak Bulus
Jalur MRT Fase I Bundaran HI-Lebak Bulus sepanjang 15,7 kilometer memiliki 13 stasiun berikut 1 depo. 13 stasiun yakni 7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah.
Berikut 4 jalan layang ikonik di Jakarta yang berhasil dihimpun SINDOnews, Senin (8/2/2021). Baca juga: Netizen Bandingkan Jalan Layang Semanggi Karya Ahok VS Rumah Warna Warni Karya Anies
Jalan Layang Simpang Susun Semanggi
Jalan Layang Non-Tol (JLNT) dengan panjang jalan 1.622 meter ini menjadi yang pertama di Indonesia yang memakai bentang terpanjang di atas jalan tol dalam kota Jakarta secara full precast melengkung (hiperbolik).
Jembatan layang Semanggi terdiri dari dua ruas. Satu ruas diperuntukkan bagi kendaraan dari arah Cawang menuju Bundaran HI, satu ruas lainnya untuk kendaraan dari arah Slipi menuju Blok M.
Terbagi menjadi dua Ramp. Ramp 1, bagi kendaraan dari arah Grogol yang mengarah ke Blok M tidak perlu berbelok melewati kolong Semanggi tapi bisa langsung naik Simpang Susun yang mengarah ke Blok M.
Adapun Ramp 2, bagi kendaraan dari arah Cawang menuju Thamrin, tidak perlu berbelok melewati kolong, karena bisa langsung naik ke Ramp 2 Simpang Susun yang mengarah ke Thamrin.
Dengan begitu, tidak lagi terjadi pertemuan antara pengendara jalan dari Jalan Gatot Subroto dan dari Jalan Sudirman di kolong jembatan yang kerap membuat lalu lintas tersendat. Panjang Ramp 1 adalah 796 meter dan Ramp 2 sepanjang 826 meter.
Jalan Layang Bus Transjakarta Kapten Tendean-Ciledug
Jalan layang Transjakarta rute Tendean-Ciledug memiliki panjang 10,5 kilometer dengan lebar 9 meter. Total anggaran pembangunan jalan ini menghabiskan Rp2,5 triliun.
Jalan yang dilalui oleh koridor 13 ini yakni Jalan HOS Tjokroaminoto, Jalan Ciledug Raya, Jalan Kebayoran Lama, Jalan Kyai Maja, Jalan Sisingamaraja, Jalan Trunojoyo, Jalan Wolter Monginsidi, dan Jalan Kapten Tendean. Baca juga: 11 Halte Transjakarta Dipercantik, Ditutup saat Proses Renovasi
Jalan Layang MRT Bundaran HI-Lebak Bulus
Jalur MRT Fase I Bundaran HI-Lebak Bulus sepanjang 15,7 kilometer memiliki 13 stasiun berikut 1 depo. 13 stasiun yakni 7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah.