Begini Suasana Pemakaman 5 Anggota FPI yang Ditembak Mati di Megamendung
loading...
A
A
A
BOGOR - Lima dari enam anggota Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak mati polisi di KM 50 tol Jakarta-Cikampek telah selesai dimakamkan tadi pagi. Kelima jenazah dimakamkan di Markaz Syariah FPI Pondok Pesantren (Ponpes) Agrokultural, Desa Kuta, Megamendung, Kabupaten Bogor, Rabu (9/12/2020).
Berdasarkan informasi diperoleh, lima jenazah yang dimakamkan di kompleks Markaz Syariah FPI Megamendung, yakni Andi Oktiawan (33), Faiz Ahmad Syukur (22), Ahmad Sofiyan alias Ambon (26), Muhammad Suci Khadavi (21), dan Lutfi Hakim (25).
Sementara jenazah Muhammad Reza (20) dimakamkan oleh pihak keluarga. (Baca juga: 6 Anggota FPI Ditembak Mati, Komnas HAM Berharap Masyarakat yang Punya Info Segera Lapor)
Pemakaman kelima jenazah di Ponpes Agrokultural, itu berlangsung tertib pada pukul 08.30 WIB. "Suasana di area sekitar pemakaman para syuhada FPI. Terimakasih untuk umat yang antusias ikut mengantar namun bisa tertib. Kami memang meminta umat untuk tidak semua memasuki area agar tetap menjaga Protokol Kesehatan," ungkap admin Petamburan III @17Agustus98 yang mengunggah video dan foto prosesi pemakaman.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor Ade Yasin mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan personel gabungan di lokasi. Tujuannya agar tidak ingin terulang lagi adanya kerumunan.
"Satgas Covid-19 dari Pemkab, Polres, Kodim, dan seluruh pihak lainnya sudah mengantisipasi jangan sampai terjadi kerumunan yang melanggar prokes (protokol kesehatan),” ungkap Ade. (Baca juga: Beredar Suara Kesaksian Habib Rizieq Terhadap Aksi Penembakan 6 Anggota FPI)
Ade mengatakan, sebelum kedatangan hingga akhirnya dimakamkan, pihaknya sudah berkordinasi dengan semua pihak, baik unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor maupun FPI. "Alhamdulillah dan terimakasih berlangsung lancar maupun tertib berkat koordinasi semua pihak," ujarnya.
Menurutnya, menyiagakan pasukan itu merupakan bentuk antisipasi. “Yang jelas kita sudah mengantisipasi dan semua sudah sesuai protokol kesehatan, tidak lagi ada kerumunan besar seperti sebelumnya," ujarnya.
Ade Yasin sendiri diagendakan akan dimintai keterangan atau klarifikasi oleh Polda Jawa Barat pada Selasa (15/12/2020) mendatang. Klarifikasi itu akibat kerumunan saat menyambut kedatangann Habib Rizieq beberapa waktu yang lalu.
“Kita akan koperatif. Kita juga tidak mau disalahkan dalam situasi seperti itu, karena kita juga sudah berusaha mengendalikan situasi sesuai prosedur,” ungkapnya.
Sementara itu, Kuasa Hukum FPI Aziz Yanuar yang mengaku sempat melihat langsung kondisi 6 jenazah anggota laskar FPI ditembak polisi. Ia melihat banyak luka tidak wajar di tubuh keenam korban. (Baca juga: 6 Jenazah Anggota FPI Sudah Dimakamkan, Keheningan Menyelimuti Markas FPI)
Menurutnya, selain luka tembak, ada juga luka lebam. “Luka beberapa tidak wajar. (Luka) tembak juga tidak wajar,” kata Aziz. Saat ditanya berapa banyak luka tembak di tiap jenazah, Aziz tak merinci lebih jauh. “Banyak,” ujarnya.
Dengan kondisi keenam jenazah tersebut, Aziz meyakini mereka bukan meninggal karena polisi melakukan tindakan tegas dan terukur. Aziz berharap Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang telah membentuk tim independen bisa mengusut tuntas penembakan tersebut. “Kami minta ini diusut tuntas,” ujarnya.
Berdasarkan informasi diperoleh, lima jenazah yang dimakamkan di kompleks Markaz Syariah FPI Megamendung, yakni Andi Oktiawan (33), Faiz Ahmad Syukur (22), Ahmad Sofiyan alias Ambon (26), Muhammad Suci Khadavi (21), dan Lutfi Hakim (25).
Sementara jenazah Muhammad Reza (20) dimakamkan oleh pihak keluarga. (Baca juga: 6 Anggota FPI Ditembak Mati, Komnas HAM Berharap Masyarakat yang Punya Info Segera Lapor)
Pemakaman kelima jenazah di Ponpes Agrokultural, itu berlangsung tertib pada pukul 08.30 WIB. "Suasana di area sekitar pemakaman para syuhada FPI. Terimakasih untuk umat yang antusias ikut mengantar namun bisa tertib. Kami memang meminta umat untuk tidak semua memasuki area agar tetap menjaga Protokol Kesehatan," ungkap admin Petamburan III @17Agustus98 yang mengunggah video dan foto prosesi pemakaman.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Bogor Ade Yasin mengatakan, pihaknya sudah mengerahkan personel gabungan di lokasi. Tujuannya agar tidak ingin terulang lagi adanya kerumunan.
"Satgas Covid-19 dari Pemkab, Polres, Kodim, dan seluruh pihak lainnya sudah mengantisipasi jangan sampai terjadi kerumunan yang melanggar prokes (protokol kesehatan),” ungkap Ade. (Baca juga: Beredar Suara Kesaksian Habib Rizieq Terhadap Aksi Penembakan 6 Anggota FPI)
Ade mengatakan, sebelum kedatangan hingga akhirnya dimakamkan, pihaknya sudah berkordinasi dengan semua pihak, baik unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda) Kabupaten Bogor maupun FPI. "Alhamdulillah dan terimakasih berlangsung lancar maupun tertib berkat koordinasi semua pihak," ujarnya.
Menurutnya, menyiagakan pasukan itu merupakan bentuk antisipasi. “Yang jelas kita sudah mengantisipasi dan semua sudah sesuai protokol kesehatan, tidak lagi ada kerumunan besar seperti sebelumnya," ujarnya.
Ade Yasin sendiri diagendakan akan dimintai keterangan atau klarifikasi oleh Polda Jawa Barat pada Selasa (15/12/2020) mendatang. Klarifikasi itu akibat kerumunan saat menyambut kedatangann Habib Rizieq beberapa waktu yang lalu.
“Kita akan koperatif. Kita juga tidak mau disalahkan dalam situasi seperti itu, karena kita juga sudah berusaha mengendalikan situasi sesuai prosedur,” ungkapnya.
Sementara itu, Kuasa Hukum FPI Aziz Yanuar yang mengaku sempat melihat langsung kondisi 6 jenazah anggota laskar FPI ditembak polisi. Ia melihat banyak luka tidak wajar di tubuh keenam korban. (Baca juga: 6 Jenazah Anggota FPI Sudah Dimakamkan, Keheningan Menyelimuti Markas FPI)
Menurutnya, selain luka tembak, ada juga luka lebam. “Luka beberapa tidak wajar. (Luka) tembak juga tidak wajar,” kata Aziz. Saat ditanya berapa banyak luka tembak di tiap jenazah, Aziz tak merinci lebih jauh. “Banyak,” ujarnya.
Dengan kondisi keenam jenazah tersebut, Aziz meyakini mereka bukan meninggal karena polisi melakukan tindakan tegas dan terukur. Aziz berharap Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang telah membentuk tim independen bisa mengusut tuntas penembakan tersebut. “Kami minta ini diusut tuntas,” ujarnya.
(poe)