Berjarak 500 Meter dari Rumah Habib Rizieq, Inilah Mausoleum OG Khow Senilai Rp3,2 Miliar
loading...
A
A
A
Yahudi dan Tentara Jepang
Selain Mausoleum, ada juga tiga makam Yahudi di blok A. Makam ini juga unik karena berbentuk segitiga layaknya rumah. Kondisi tiga makam itu nyaris tak terawat. Satu makam terlihat berlubang di atap segitiganya dan nisan yang telah pecah, satu lainnya terlihat ada coretan di batu nisan.
Satu lainnya, kondisi jauh lebih baik. Meski nisan telah memburam, namun masih cukup bagus dengan pilokan kuning 118 tepat di atas nisan. (Baca juga: Mengenal Menara ATC Tintin Kemayoran, Saksi Sejarah Kejayaan Penerbangan Indonesia)
“Sudah tidak ada keluarganya,” kata Agus, penjaga makam di TPU Petamburan.
Letak ketiga makam ini di blok A1 TPU itu. Dua di antaranya saling berhadapan sejarak satu meter, sementara satu lainnya berada berjarak 20 meter dari keduanya.
Berbeda dengan makam lainnya, makam Yahudi berbentuk segitiga seperti rumah. Dalam tulisan nisan terdapat lambang bintang Daud dan tulisan Ibrani. Di bawah keduanya, identitas jenazah, salah satunya Joshua Moses Care yang meninggal 14 Januari 1942.
Chandrian mengatakan makam itu bukanlah yang pertama di Jakarta. Ada makam Yahudi yang jauh lebih tua di TPU Kebon Jahe, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kedatangan bangsa Yahudi berawal dari kedatangan VOC sekitar abad 16. Banyak warga Eropa - Yahudi kemudian berdagang di Tanah Abang dan Pasar Baru. “Jumlahnya hanya puluhan. Dahulu tak ada Israel. Bangsa ini menyebar ke daratan Eropa,” ucapnya.
Foto: Kuil Jepang di Mausoleum
Selain dua makam itu, ada pula Kuil Jepang. Warnanya cukup mencolok dengan putih - abu. Berpagar hitam, makam ini cukup terawat. Rumput kecil hijau mengelilingi makam tersebut.
Dia menyebutkan di dalamnya terdapat guci abu. Jumlahnya mencapai puluhan dan tertata rapih. Tiap guci bertulis huruf Jepang. “Itu adalah abu tentara Jepang yang gugur di Indonesia. Kebanyakan jenazahnya dibuat kuil,” kata Chandrian.
Selain Mausoleum, ada juga tiga makam Yahudi di blok A. Makam ini juga unik karena berbentuk segitiga layaknya rumah. Kondisi tiga makam itu nyaris tak terawat. Satu makam terlihat berlubang di atap segitiganya dan nisan yang telah pecah, satu lainnya terlihat ada coretan di batu nisan.
Satu lainnya, kondisi jauh lebih baik. Meski nisan telah memburam, namun masih cukup bagus dengan pilokan kuning 118 tepat di atas nisan. (Baca juga: Mengenal Menara ATC Tintin Kemayoran, Saksi Sejarah Kejayaan Penerbangan Indonesia)
“Sudah tidak ada keluarganya,” kata Agus, penjaga makam di TPU Petamburan.
Letak ketiga makam ini di blok A1 TPU itu. Dua di antaranya saling berhadapan sejarak satu meter, sementara satu lainnya berada berjarak 20 meter dari keduanya.
Berbeda dengan makam lainnya, makam Yahudi berbentuk segitiga seperti rumah. Dalam tulisan nisan terdapat lambang bintang Daud dan tulisan Ibrani. Di bawah keduanya, identitas jenazah, salah satunya Joshua Moses Care yang meninggal 14 Januari 1942.
Chandrian mengatakan makam itu bukanlah yang pertama di Jakarta. Ada makam Yahudi yang jauh lebih tua di TPU Kebon Jahe, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kedatangan bangsa Yahudi berawal dari kedatangan VOC sekitar abad 16. Banyak warga Eropa - Yahudi kemudian berdagang di Tanah Abang dan Pasar Baru. “Jumlahnya hanya puluhan. Dahulu tak ada Israel. Bangsa ini menyebar ke daratan Eropa,” ucapnya.
Foto: Kuil Jepang di Mausoleum
Selain dua makam itu, ada pula Kuil Jepang. Warnanya cukup mencolok dengan putih - abu. Berpagar hitam, makam ini cukup terawat. Rumput kecil hijau mengelilingi makam tersebut.
Dia menyebutkan di dalamnya terdapat guci abu. Jumlahnya mencapai puluhan dan tertata rapih. Tiap guci bertulis huruf Jepang. “Itu adalah abu tentara Jepang yang gugur di Indonesia. Kebanyakan jenazahnya dibuat kuil,” kata Chandrian.
(jon)