Sekolah Relawan Depok Kirim Tim Kemanusiaan ke Gunung Merapi
loading...
A
A
A
DEPOK - Status Gunung Merapi saat ini ada di level III dari sebelumnya hanya level II. Merespons kenaikan status itu, Sekolah Relawan Depok mengirimkan satu tim siaga aksi kemanusiaan Merapi ke daerah Yogyakarta dan Magelang.
Tim terdiri dari enam orang yang berasal dari Sukabumi, Tegal, Bandung, Bogor, Jakarta, dan sekitarnya. “Enam orang ini akan melihat langsung kondisi di sana, dan mapping daerah yang berpotensi terdampak baik di Magelang, Sleman, Boyolali, dan Klaten,” ungkap Kepala Social and Disaster Rescue Division Sekolah Relawan Depok, Muhammad Yusup, di Jalan Sawi, Depok, Sabtu (14/11/2020).
Jika melihat dari pengalaman tahun 2010, lanjut Yusup, saat itu Gunung Merapi mengalami erupsi dan wilayah yang paling terdampak adalah Magelang serta Sleman. "Ini berpotensi terjadi lagi tahun ini," tegasnya.
Disebutkan dia enam relawan ini memiliki fungsi dan tugas masing-masing yang akan dikerjakan disana. Yang pertama leader itu ada Dodi Firmansyah, kedua tim medis yaitu Hamdanu Hadi, tim mapping Syukro dan Eka Hasanudin, kemudian satu driver dan assessment yaitu Burdin, dan untuk dokumentasi story atau yang lain-lain itu ada Husaini.
"Enam orang ini yang terpilih memiliki kapasitas di bidangnya. Harapannya enam personel ini yang akan membuka jalur untuk tim kita selanjutnya," ucapnya. (Baca: Suara Guguran Merapi Sering Terdengar, BPPTKG: Ada Pergerakan Magma ke Puncak)
Sementara itu, Head of Program Departemen Sekolah Relawan, Abdul Manaf, mengatakan, tim relawan yang dikirim juga akan mengecek jalur evakuasi, dan yang lainnya. Kemudian assessment data kebutuhan dan titik pengungsi, agar bila ada kebutuhan kita sudah punya data yang kuat.
“Kita juga memberikan edukasi pada masyarakat di kawasan rawan bencana untuk mengevakuasi diri bilamana erupsi kembali terjadi,” katanya. Tim juga akan membuat pos relawan untuk jejaring kyang ingin bergabung dan membantu. Pihaknya tetap membuka jalur komunikasi yang baik agar tidak berjalan sendiri.
Tim akan berada selama dua pekan di lokasi. Jika ada perkembangan lanjutan bisa saja waktu stand by tim di sana diperpanjang. Selama disana akan selalu diterapkan protokol kesehatan yang ketat di masa pandemi Covid-19 ini.
“Bila nanti ada perkembangan terkait status Gunung Merapi itu sendiri kemungkinan akan diperpanjang dan penambahan personel serta pos. Kita tetap melakukan protokol kesehatan, tim akan rapid tes sebelum berangkat dan juga berkala disana. Agar dalam situasi seperti ini kita tetap melakukan protokol kesehatan," pungkasnya.
Tim terdiri dari enam orang yang berasal dari Sukabumi, Tegal, Bandung, Bogor, Jakarta, dan sekitarnya. “Enam orang ini akan melihat langsung kondisi di sana, dan mapping daerah yang berpotensi terdampak baik di Magelang, Sleman, Boyolali, dan Klaten,” ungkap Kepala Social and Disaster Rescue Division Sekolah Relawan Depok, Muhammad Yusup, di Jalan Sawi, Depok, Sabtu (14/11/2020).
Jika melihat dari pengalaman tahun 2010, lanjut Yusup, saat itu Gunung Merapi mengalami erupsi dan wilayah yang paling terdampak adalah Magelang serta Sleman. "Ini berpotensi terjadi lagi tahun ini," tegasnya.
Disebutkan dia enam relawan ini memiliki fungsi dan tugas masing-masing yang akan dikerjakan disana. Yang pertama leader itu ada Dodi Firmansyah, kedua tim medis yaitu Hamdanu Hadi, tim mapping Syukro dan Eka Hasanudin, kemudian satu driver dan assessment yaitu Burdin, dan untuk dokumentasi story atau yang lain-lain itu ada Husaini.
"Enam orang ini yang terpilih memiliki kapasitas di bidangnya. Harapannya enam personel ini yang akan membuka jalur untuk tim kita selanjutnya," ucapnya. (Baca: Suara Guguran Merapi Sering Terdengar, BPPTKG: Ada Pergerakan Magma ke Puncak)
Sementara itu, Head of Program Departemen Sekolah Relawan, Abdul Manaf, mengatakan, tim relawan yang dikirim juga akan mengecek jalur evakuasi, dan yang lainnya. Kemudian assessment data kebutuhan dan titik pengungsi, agar bila ada kebutuhan kita sudah punya data yang kuat.
“Kita juga memberikan edukasi pada masyarakat di kawasan rawan bencana untuk mengevakuasi diri bilamana erupsi kembali terjadi,” katanya. Tim juga akan membuat pos relawan untuk jejaring kyang ingin bergabung dan membantu. Pihaknya tetap membuka jalur komunikasi yang baik agar tidak berjalan sendiri.
Tim akan berada selama dua pekan di lokasi. Jika ada perkembangan lanjutan bisa saja waktu stand by tim di sana diperpanjang. Selama disana akan selalu diterapkan protokol kesehatan yang ketat di masa pandemi Covid-19 ini.
“Bila nanti ada perkembangan terkait status Gunung Merapi itu sendiri kemungkinan akan diperpanjang dan penambahan personel serta pos. Kita tetap melakukan protokol kesehatan, tim akan rapid tes sebelum berangkat dan juga berkala disana. Agar dalam situasi seperti ini kita tetap melakukan protokol kesehatan," pungkasnya.
(hab)