Pelaku Tawuran di Depok, Polisi: Biar Dibilang Jagoan Saja
loading...
A
A
A
DEPOK - Polisi belum mengetahui motif tawuran yang menyebabkan satu orang tewas di Depok beberapa waktu lalu. Dari penyelidikan, diketahui tidak ada motif kuat yang memicu kedua kelompok itu saling adu jago di jalanan.
“Motifnya saya sampaikan berulang-ulang selalu tidak ada motif yang kuat untuk melakukan hal seperti itu (tawuran). Hanya sekadar iseng biar dibilang jagoan saja supaya dibilang pemberani hanya itu saja sebenarnya,” kata Kapolrestro Depok Kombes Pol Azis Andriansyah kepada wartawan di Depok, Senin (2/11/2020).
Kedua kelompok memang sengaja janjian untuk tawuran. Dalam percakapan lewat ponsel, mereka janjian tanggal 27 Oktober. Namun baru bertemu pada 30 Oktober. “Janjian membawa senjata jamnya juga janjian karena dini hari, dan lokasi ditentukan dan ada dokumentasi,” ungkapnya. ( )
Saat tawuran, ada teman pelaku yang sengaja mendokumentasikan. Tujuannya untuk disebarkan ke teman lainnya. “Selama ini yang pertama menjadi dokumentasi pribadi dan kemudian juga disebarkan ke rekan rekan yang lain bahwa mereka ini seorang jagoan dan lain sebagainya,” paparnya.
Kedua pelaku usianya masih di bawah umur. Mereka sengaja janjian tawuran di malam hari agar tidak terpantau oleh warga dan petugas. Selain itu juga mereka sengaja tawuran di malam hari setelah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). ( )
“Pendidikan pandemi kan sehingga sulit mengawasi anak satu persatu, menggunakan daring hanya memberikan kesibukan saja menurut sekolah. Tapi kalau dini hari, peran orang tua pamit ke mana. Seharusnya orang tua mengawasi,” tukasnya.
Dia pun meminta peranan orang tua lebih ditingkatkan lagi dalam mengawasi anaknya. Jika anak keluar malam harus diantisipasi apa yang dilakukan di luar rumah. ( )
“Kali ini kali ini kita patut menyampaikan kepada seluruh orang tua mereka harus betul-betul perhatian dan tidak bisa dilepas begitu saja. Karena ini murni kegiatan dalam keluarga. Karena pukul 1 malam orang tua harus tahu kegiatan anak jam segitu ngapain, mau kerja apa dan melakukan kegiatan apa harusnya sudah tidak keluar lagi jam segitu kan," ucapnya.
Azis menuturkan bahwa sistem pendidikan tidak bisa disalahkan begitu saja. Karena peranan orang tua juga sangat penting dalam pengawasan anak-anak.
“Jadi dengan adanya kejadian ini kita petik pelajaran dari peristiwa ini karena peristiwa ini terjadi pada dini hari di luar jam sekolah, kita tidak bisa selalu menyalahkan mungkin program pendidikan atau pengajaran di sekolah karena ini murni dari lingkungan terdekat harus bisa mengawasi. Kejadian dini hari jam 1 dan menggunakan media sosial yang digunakan anak-anak tersebut guru tentu sulit mengawasi penggunaan handphone dan media sosial dan sulit mengawasi kegiatan pada dini hari, maka peran dari keluarga peran dari orang tua sangat penting,” tutupnya.
“Motifnya saya sampaikan berulang-ulang selalu tidak ada motif yang kuat untuk melakukan hal seperti itu (tawuran). Hanya sekadar iseng biar dibilang jagoan saja supaya dibilang pemberani hanya itu saja sebenarnya,” kata Kapolrestro Depok Kombes Pol Azis Andriansyah kepada wartawan di Depok, Senin (2/11/2020).
Kedua kelompok memang sengaja janjian untuk tawuran. Dalam percakapan lewat ponsel, mereka janjian tanggal 27 Oktober. Namun baru bertemu pada 30 Oktober. “Janjian membawa senjata jamnya juga janjian karena dini hari, dan lokasi ditentukan dan ada dokumentasi,” ungkapnya. ( )
Saat tawuran, ada teman pelaku yang sengaja mendokumentasikan. Tujuannya untuk disebarkan ke teman lainnya. “Selama ini yang pertama menjadi dokumentasi pribadi dan kemudian juga disebarkan ke rekan rekan yang lain bahwa mereka ini seorang jagoan dan lain sebagainya,” paparnya.
Kedua pelaku usianya masih di bawah umur. Mereka sengaja janjian tawuran di malam hari agar tidak terpantau oleh warga dan petugas. Selain itu juga mereka sengaja tawuran di malam hari setelah melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ). ( )
“Pendidikan pandemi kan sehingga sulit mengawasi anak satu persatu, menggunakan daring hanya memberikan kesibukan saja menurut sekolah. Tapi kalau dini hari, peran orang tua pamit ke mana. Seharusnya orang tua mengawasi,” tukasnya.
Dia pun meminta peranan orang tua lebih ditingkatkan lagi dalam mengawasi anaknya. Jika anak keluar malam harus diantisipasi apa yang dilakukan di luar rumah. ( )
“Kali ini kali ini kita patut menyampaikan kepada seluruh orang tua mereka harus betul-betul perhatian dan tidak bisa dilepas begitu saja. Karena ini murni kegiatan dalam keluarga. Karena pukul 1 malam orang tua harus tahu kegiatan anak jam segitu ngapain, mau kerja apa dan melakukan kegiatan apa harusnya sudah tidak keluar lagi jam segitu kan," ucapnya.
Azis menuturkan bahwa sistem pendidikan tidak bisa disalahkan begitu saja. Karena peranan orang tua juga sangat penting dalam pengawasan anak-anak.
“Jadi dengan adanya kejadian ini kita petik pelajaran dari peristiwa ini karena peristiwa ini terjadi pada dini hari di luar jam sekolah, kita tidak bisa selalu menyalahkan mungkin program pendidikan atau pengajaran di sekolah karena ini murni dari lingkungan terdekat harus bisa mengawasi. Kejadian dini hari jam 1 dan menggunakan media sosial yang digunakan anak-anak tersebut guru tentu sulit mengawasi penggunaan handphone dan media sosial dan sulit mengawasi kegiatan pada dini hari, maka peran dari keluarga peran dari orang tua sangat penting,” tutupnya.
(mhd)