Hasut Pelajar Ikut Demo Ricuh, Lima Admin Media Sosial Ditangkap
loading...
A
A
A
JAKARTA - Polisi telah menangkap lima orang admin media sosial yang berperan menghasut para pelajar ikut unjuk rasa menolak UU Omnibus Law Cipta Kerja dan berbuat kericuhan, beberapa waktu lalu.
“Sudah kita tangkap lima orang yang menghasut dan mengajak para pelajar berbuat rusuh,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana, Senin (26/10/2020). (Baca juga: Begini Bunyi Provokasi di Akun Media Sosial Penggerak Pelajar Demo)
Nana tidak menyebutkan siapa kelima pelaku yang sudah ditangkap. Hanya, dari hasil pemeriksaan kelimanya mengakui adanya ajakan yang dilakukan kepada para pelajar melalui media sosial maupun secara langsung.
Menurut Nana, selain mengumpulkan penghasut ini juga mengajak para pelajar berbuat anarkis. Makanya banyak ditemukan dari para pelajar benda seperti batu, bom molotov, hingga benda membahayakan lainnya.
“Ini yang kita tidak inginkan. Mereka terhasut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya. Pelajar yang tartangkap juga mengakui hanya ikut-ikutan dan tidak mengerti apa yang mereka lakukan. (Baca juga: KPAI: Demonstrasi Bukan Mekanisme Penyampaian Pendapat yang Aman untuk Anak)
Adapun kelima orang yang ditangkap merupakn admin media sosial yang selama ini terus menyuarakan, menghasut, dan memprovokasi pelajar datang ke Jakarta untuk melakukan aksi anarkis.
“Sampai saat ini lima admin ini masih kami tahan. Kemudian kami masih terus melakukan penyelidikan pengejaran terhadap siapa yang mengajak pelajar ini,” tegasnya.
“Sudah kita tangkap lima orang yang menghasut dan mengajak para pelajar berbuat rusuh,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana, Senin (26/10/2020). (Baca juga: Begini Bunyi Provokasi di Akun Media Sosial Penggerak Pelajar Demo)
Nana tidak menyebutkan siapa kelima pelaku yang sudah ditangkap. Hanya, dari hasil pemeriksaan kelimanya mengakui adanya ajakan yang dilakukan kepada para pelajar melalui media sosial maupun secara langsung.
Menurut Nana, selain mengumpulkan penghasut ini juga mengajak para pelajar berbuat anarkis. Makanya banyak ditemukan dari para pelajar benda seperti batu, bom molotov, hingga benda membahayakan lainnya.
“Ini yang kita tidak inginkan. Mereka terhasut oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” tegasnya. Pelajar yang tartangkap juga mengakui hanya ikut-ikutan dan tidak mengerti apa yang mereka lakukan. (Baca juga: KPAI: Demonstrasi Bukan Mekanisme Penyampaian Pendapat yang Aman untuk Anak)
Adapun kelima orang yang ditangkap merupakn admin media sosial yang selama ini terus menyuarakan, menghasut, dan memprovokasi pelajar datang ke Jakarta untuk melakukan aksi anarkis.
“Sampai saat ini lima admin ini masih kami tahan. Kemudian kami masih terus melakukan penyelidikan pengejaran terhadap siapa yang mengajak pelajar ini,” tegasnya.
(thm)