Akui Bisa Sembuhkan Covid-19, Dukun Cabul Dibekuk Polisi

Jum'at, 16 Oktober 2020 - 23:26 WIB
loading...
Akui Bisa Sembuhkan Covid-19, Dukun Cabul Dibekuk Polisi
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
BEKASI - Setelah sempat buron, Sukardi, dukun cabul yang mengaku bisa menyembuhkan penyakit Covid-19 ditangkap. Kisah pelariannya tidak berlangsung lama.

Pria berusia 54 tahun ini tertangkap di tempat mengumpetnya, di kawasan Cibodas, Kota Tangerang. Tidak ingin buruannya lepas, Sukardi langsung dijebloskan ke dalam bui, tanpa ada kesulitan dan perlawanan berarti.

Kanit Reskrim Polsek Jatiuwung AKP Zazali Haryono mengatakan, Sukardi tertangkap sekira jam 5 pagi, waktu subuh. Sukardi sengaja ngumpet karena takut untuk pulang. ( )

"Usai kejadian pas ramai ramai itu pelaku tidak berani pulang ke rumah, dia ngumpet di daerah Cibodas. Kita tangkap tadi subuh. Tidak ada perlawanan," kata Zazali kepada SINDOnews, di Polsek Jatiuwung, Jumat (16/10/2020).

Menurut Zazali, pencabulan yang dilancarkan Sukardi berangkat dari masalah ekonomi. Pria paruh baya itu awalnya sopir angkot. Sejak pandemi Covid-19, angkotnya jadi sepi penumpang dan dia beralih jadi tukang urut.

"Jadi motifnya ekonomi. Pelaku awalnya sopir angkot, kemudian berhenti sejak Corona karena sepi. Lalu ada sejumlah warga minta diurut. Sejak itu, pelaku mengaku bisa menyembuhkan penyakit Covid-19," jelasnya.

Tamu Sukardi kebanyakan wanita. Selama proses mengurut itu, birahi kelaki-lakian Sukardi muncul. Sebanyak 10 orang wanita asal Kelurahan Alam Jaya, Periuk, Kota Tangerang, dilaporkan menjadi korbannya. ( )

"Kepada korbannya, Sukadi mengaku bisa mengobati segala macam penyakit, termasuk virus Corona atau Covid-19. Awalnya 7 orang korbannya, bertambah jadi 10," ungkapnya.

Adapun, modus Sukardi mencabuli korbannya dengan mengajak mereka mandi bareng. Korban diajak menjalani ritual yang dibuatnya sendiri agar bisa melihat tubuh korban dan memegang bagian vital di tubuh korban.

Ironisnya, cara yang aneh ini dipercaya saja. Hingga korbannya mencapai 10 orang. Bahkan, diduga masih ada yang lain, karena takut melapor. Warga pun diimbau agar lebih waspada mencari pengobatan alternatif.
(mhd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6166 seconds (0.1#10.140)